37 || SM

62K 5.9K 930
                                    

Hayoo -!!
Ada yang kangen author gak nih? Padahal cuma telat jam sksksk..

Oke skip!

Oke jangan berlama-lama mari kita masuk dalam cerita, happy reading 💜

****

Sudah lima hari lamanya Nabila di inapkan di rumah sakit setelah kelahiran putrinya, selama itu pula Revan tak henti-hentinya tersenyum dan memanjakan Nabila.

Kenapa Revan melakukannya?

Ia selalu terbayang-bayang wajah kesakitan dan perjuangan Nabila ketika melahirkan buah hatinya, sungguh ia bersumpah demi Allah tak akan menyakiti istrinya dan akan selalu berusaha melindunginya.

Kini sepasang suami istri, lengkap dengan kedua anaknya itu sedang berada didalam mobil menuju ke rumah mereka.

Varo yang berada di pangkuan Revan sambil menoel-noel pipi Ghania yang berada di gendongan Nabila, terlihat sekali Varo sangat menyayangi adik kecilnya itu.

"Bunda, adik ya cantik banget" dumel Varo tak henti-hentinya memuji Ghania, Nabila dan Revan tersenyum.

"Iya dong, bunda kan cantik jadi adek juga ikut cantik" jawab Nabila sambil menjawil hidung Varo gemas.

"Telus Valo ganteng kalena ayah ganteng gitu? Ndak! Ayah loh jelek" bantah Varo menjawab pertanyaan nya sendiri, Revan langsung mendelik dan menjewer telinga Varo dengan pelan.

"Sshh ayah sakit ayah huhuuu" rengek Varo.

"Biarin, suruh siapa ngatain ayah jelek? Sopan emang begitu?" Omel Revan berpura-pura dengan wajah marah, lalu melepaskan jewerannya.

"Iya maaf ayah" sesal Varo.

"Gak mau ah, ayah marah sama kamu" cuek Revan.

"Loh kok begitu?"

Revan hanya menghedikkan bahunya acuh.

"Ayah... Jangan malah dong" rengek Varo dengan bibir melengkung kebawah.

"Mau ayah gak marah?" Tanya Revan.

"Mau! Gimana yah calanya?"

"Kamu harus nurut sama ayah selama satu Minggu"

"Loh emang nya selama ini Valo Ndak nulut?"

"Kurang nurut"

"Oke! Pokoknya ayah Ndak malah, Valo mau"

Nabila hanya geleng-geleng, Revan selalu saja memanfaatkan keadaan. Lihat saja, pasti Revan akan menyuruh yang tidak-tidak pada anaknya itu, selalu jahil hingga mampu membuat Nabila pusing 1 keliling. Kalo 7 keliling udah pasaran..

"Sampai" ucap Revan setelah mobilnya berhenti di garasi rumah mereka.

Semua pun turun dari mobil, saat Varo hendak berjalan menuju pintu. Ia merasakan kerah baju bagian belakangnya ditarik, ia sedikit berjinjit ketika menatap ke belakang dan ternyata ayahnya lah pelakunya.

"Ayah ngapain sih?!" Kesal Varo sambil menunjukkan wajah ditekuk, Nabila memilih diam dan membuka pintu. Ia harus cepat masuk, kalau tidak pasti akan mendengar pertengkaran besar antara seorang bapak dan seorang piyik.

"Heh! Berani ngelawan sama ayah?" Tanya Revan dengan mata melotot, sontak membuat Varo mengelus dada sabar.

"Enggak ayahku sayang, kenapa?" Ucap Varo dengan lembut bak busa shampo Varo yang berbau anggur itu.

"Bantuin ayah bawa masuk barang nya bunda" suruh Revan begitu santai, lalu berjalan menuju mobilnya dan membuka bagian garasi.

Varo mencebik kesal lalu menyusul bapaknya.

"Yang mana sih bapak yang halus akoeh bawa?" Tanya Varo dengan nada begitu alay.

"Astagfirullah piyik, diajarin siapa kamu alay begitu?!" Tanya Revan sok kaget sambil memungut tas berukuran sedang yang berisi baju Revan dan Nabila.

"Liat di tiktok bapak, mana balangnya?"

"Nih, buruan masuk!" Revan menyerahkan tas tadi lalu meninggalkan Varo yang mendelik tak percaya, gimana mau percaya orang bapak tersayangnya aja gak bawa barang apa-apa tapi dia disuruh bawa barang.

"Bapak Valo emang belbeda" gumam Varo pasrah, lalu menyeret tas tak bersalah itu layaknya menggeret koper.

"ALLAHUAKBAR! Varo itu tas mahal loh, belinya pake uang bukan pake kerikil" omel Nabila yang baru saja turun dari kamarnya, meninggalkan Ghania yang sudah tidur nyenyak di kamarnya.

"Bapak negaramu mana?" Tanya Nabila sambil mengambil alih tas itu, lalu menyerahkan segelas air pada putranya yang langsung diminum hingga tandas.

"Hah.. mana saya tau, saya kan kakaknya Ghania" jawab Varo.

"Gak sopan! Gak boleh begitu sama orang tua sayang" tutur Nabila lembut, menegur lah dengan lembut terlebih dahulu apabila masih tetap nakal batu boleh ngegas.

"Maafkan anakmu ini ibunda" mohon Varo sambil menyatukan tangannya seraya menunjukkan puppy eyes.

"Korban drama, udahlah sana kamu tidur siang"

Nabila meninggalkan Varo yang mengomel dalam hati, ingatkan Varo untuk membalas kejailan bapaknya itu!

Varo : ingetin Valo ya kakak-kakak readels, komen di samping. Ntal yang komen dapet pahala, yang gak komen belarti gak sayang Valo sama bapak Valo.

Skip.

****

"Varo, buruan ambilin ayah keset. Kaki ayah basah nih ewww jijayy!!"

"Baik ayahanda"

"Varo buruan ambilin bapak negaramu ini sebuah remot televisi, ayah mau tengok berita korona"

"Dengan baik hati saya ambilkan wahai ubab negala"

"Heh apa?!"

"Maaf typo bapak"

"Salah lagi ayah tambah hukuman kamu!"

"Maaf ayahanda"

Nabila bergeleng-geleng pasrah, Revan benar-benar pintar dalam hal memanfaatkan.

"Udah Revan, kasihan ih"

Revan nyengir tak bersalah.

"Gak papa yang. Sekali-kali anak dijadiin babu"

Revan tertawa terpingkal-pingkal sambil memukul-mukul pahanya, alasan ia tertawa seperti itu adalah tampilan anaknya yang sudah seperti babu beneran.

Wajah ditekuk kesal, baju nya begitu lusuh, rambut nya berdiri layaknya seorang yang baru saja terkena setrum.

Varo pasrah.

"Suami edan" Gumam Nabila sambil menyusui Ghania.

****

Komen sebanyak-banyaknya ya READERS, aku suka banget bacain komen kalian.

Gemes!!!

Jangan lupa kita Fambest di Rp telegram ya kawan!

I'M YOURS (END)Where stories live. Discover now