11. Bajingan Reno!

85.6K 8.4K 583
                                    

"Kalo gue gak bisa milikin lo, orang lain juga gak boleh Za"

Sontak mata Zabila membulat, kepalanya menggeleng kuat seolah memberi pengertian bahwa ia tidak mau diperlakukan seperti itu.

"Gue tau cara gue salah, tapi cuma ini yang bisa gue lakuin" ucap Reno dengan raut sedih, tak urung dia juga senang bisa melihat Zabila kembali.

Zabila memberontak ketika Reno hendak mencium lehernya, sekuat tenaga Zabila ingin melepaskan diri. Tubuhnya ia gerakkan agar Reno tak bisa menyentuh dirinya, perlakuan Zabila membuat Reno naik pitam dan marah.

"Bisa diem gak?!!" Bentak Reno.

Plak!

Plak!

Tangan Reno bergerak refleks menampar kedua pipi Zabila dengan keras hingga memerah, lalu membuka lakban itu dengan kasar dan menamparnya kembali hingga kedua sudut bibir Zabila terluka.

"Sorry, nurut sama gue dan gue gak akan kasar sama lo" ucap Reno menangkup kedua pipi Zabila dan sedikit mengusapnya, dia juga tersenyum setelah mengatakan itu.

"Reno please lepasin gue" lirih Zabila menatap sendu mata Reno.

"Gak! Selama ini gue selalu nahan diri pas liat lo Deket sama Revan, gue tau semuanya. Dari jauh gue selalu mantau lo! Lo gak ngerti rasanya jadi gue, kehilangan sosok yang penting karena kecerobohan gue sendiri. Dan kali ini gue mau pake cara egois"

Setelah itu Reno menyambar leher Zabila, Zabila sendiri sudah menangis dan terus memberontak. Dia merasa dirinya kotor, sangat kotor, dia merasa malu pada bunda nya disana karena tak bisa menjaga dirinya.

"Habis kesabaran gue!" Gumam Reno lalu mengambil pisau lipat di sakunya.

Zabila menggeleng dan terus memohon namun tak didengarkan oleh Reno, tangan Reno bergerak menyayat kaki Zabila dan tangan Zabila. Tujuan nya agar gadis itu melemah, dan dia semakin cepat melakukan rencananya.

"SAKIT" Pekik Zabila. Kedua tangan juga kakinya mengeluarkan cairan kental berwarna merah, tubuhnya seakan mati rasa sekarang.

"Gue minta maaf, maaf, maaf" batin Reno

Selesai dengan kegiatan menyayat nya, Reno membuka kancing baju Zabila secara perlahan, tetapi untung saja menggunakan tangtop tipis.

****

Sedangkan dilain sisi...

Revan, Axel juga Clarisa sedang mencari-cari keberadaan Zabila. Semua nya semakin panik, banyak guru-guru yang membantu.

"Gimana?!" Tanya Revan pada Clarisa yang baru saja keluar dari toilet perempuan.

"Gak ada"

"Kita cari bagian belakang sekolah" ucap Axel.

Ketiga orang itu langsung berlari kebelakang sekolah, diikuti para guru.

Arka, ayah Revan juga ada di kerumunan itu karena hari ini kebetulan jadwal ia memantau keadaan sekolah, namun yang ia dengar malah calon menantunya menghilang. Dia tak kalah panik dari Revan.

Rombongan Revan mencari di taman, sedangkan rombongan pada guru juga arka mencari di daerah gudang dan ruang kosong.

Samar-samar arka mendengar suara tangisan seseorang, juga suara permohonan agar dilepaskan. Jantung arka berdetak dengan cepat, langsung saja rombongan itu mencari keberadaan suara itu yang berasal dari gudang.

"Pak buka pintu nya cepat!" Suruh arka.

Satpam pemegang kunci gudang mengangguk lalu membuka kunci nya, tapi saat didorong pintu itu tak bisa terbuka karena ada benda yang menahannya.

"Sepertinya ada yang sengaja naruh barang didepan pintu" ucap satpam itu.

Mereka akhirnya memilih mendobrak dan..

Brak!

Pintu gudang terbuka memperlihatkan seorang lelaki yang sedang mencumbu leher seorang gadis, sedangkan keadaan sang gadis sangat memprihatikan.

"Kurang ajar!" Arka langsung murka ketika melihat menantunya dilecehkan.

Arka menghampiri Reno dan langsung menghajarnya, setelah puas menghajar dia pergi kearah menantunya yang terdiam menatap lurus dengan pandangan kosong. Wajahnya pucat dan air mata yang sudah membasahi kedua pipi gadis itu.

Beberapa guru dan murid yang melihat itu meringis kecil, tak tau bagaimana perasaan Zabila sekarang. Pasti gadis itu sangat hancur, dan begitu trauma.

"Za" panggil arka, gadis itu tak menoleh.

"Pa.. Zabila dilecehin pa" ucap Zabila tetap dengan pandangan kosongnya, air matanya meluncur deras membasahi pipi merahnya.

Arka tak kuat melihat menantunya seperti itu, langsung saja dia membuka ikatan yang mengikat tubuh Nabila. Direngkuhnya tubuh anak sahabatnya itu, Zabila menangis semakin keras, tangisan nya terdengar begitu pilu.

"ZABILA!!" pekik Revan.

Rombongan Revan baru saja datang, ekspresi terkejut lah yang mereka tampilkan pertama saat melihat keadaan Zabila. Clarisa langsung menangis histeris melihat keadaan sahabatnya, Axel langsung merengkuh tubuh istrinya itu.

Arka yang melihat kehadiran anaknya itu langsung melepas pelukannya, membiarkan Revan ruang untuk menenangkan Zabila.

"Are you okay?" Tanya Revan dengan suara gemetar, cowok itu memeluk gadisnya dengan lembut agar tak menyakiti gadisnya.

"Aku kotor Revan" Adu Zabila pada tunangannya begitu pilu, badannya mati rasa.

"Kamu langsung bawa dia ke rumah sakit, keadaan Zabila udah parah. Biar papa yang urus pelakunya"

Revan tak menjawab dan langsung menutupi tubuh Zabila dengan jaketnya, lalu menggendong tubuh Zabila ala bridal style dan membawanya pergi diikuti Clarisa dan Axel.

"Kamu! Ikut saya!" Bentak arka murka pada Reno yang sedari tadi termenung.

Reno hanya diam saat dirinya di tarik oleh para satpam, dia menatap punggung Revan yang sedang membawa Zabila menjauh darinya. Tatapan Reno terlihat begitu tulus pada Zabila, dia begitu menyayangi gadis itu. Hingga membuatnya menjadi sosok yang obsesi seperti ini, sungguh dia menyesali karena telah menyakiti Zabila, gadis yang ia cintai.

****

Gimana nih?

Sumpah nangis sendiri aku buatnya:(

Tanggal : 14 November 2020

I'M YOURS (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora