30 || SM

65.6K 6.4K 395
                                    


Revan terus menangis tanpa suara.

Tubuhnya mendadak tak bertenaga sekarang.

"Bangun sayang bangun! Mana janji kamu?" Rancau Revan begitu pilu.

Revan merasakan hati nya hancur, separuh kehidupannya hilang.

"I'm Fine" bisik seseorang yang sedang ia peluk saat ini, Revan merasakan bahwa wanitanya membalas pelukannya.

"Ka-kamu..." Revan tak mampu berkata-kata, ia memeluk tubuh istrinya dan menangis tersedu-sedu.

Nabila terkekeh tak bersuara.

"stop crying! Revan.. aku masih pegang janji aku" bisik Nabila lalu bangkit dari tidurnya dan duduk, Revan masih tak paham dia hanya diam saat Nabila memeluk nya kembali.

Revan menyandarkan kepalanya di pundak wanitanya, dia masih begitu syok dengan semua ini.

"Sayang.. akh! Kenapa bisa begini?" Tanya Revan sambil melepas pelukannya dan melihat sekujur tubuh Nabila.

"This is fake" ucap Nabila lalu menyentuh luka di di tangannya dan mengusap-usap nya, sedikit menghilang.

Revan mengerjap polos.

"Sayang.." panggil Revan dengan nada mengintimidasi.

"I'm sorry.. Kejutan!" Ucap Nabila sedikit berteriak dan memeluk Revan kembali.

"Aku gak paham, jelasin semuanya Nabila!" Ucap Revan dengan nada sedikit tak mengenakkan.

Nabila tersenyum memaklumi.

"Varo! Sini sayang" panggil Nabila sedikit berteriak, keluarlah Varo dari balik pintu membawa sebuah kue berukuran kecil.

Revan masih diam.

"AYAH!!" Panggil Varo riang lalu menghampiri Revan dan Nabila, mengulurkan kue nya didepan Revan.

Kue itu bertuliskan 'You will become a father'

"Potong kue nya ayah" suruh Varo lalu memberikan pisau kue pada Revan.

"Kamu akan menjadi seorang ayah? " Batin Revan membaca arti tulisan diatas kue tersebut.

Nabila yang melihat Revan hanya diam pun menggenggam tangan suaminya, lalu menuntun tangan kekar itu memotong kuenya.

Perlahan kue itu terbelah dan mengeluarkan coklat leleh, namun potongan itu terhambat ketika ada suatu benda kotak didalam Kue itu.

Nabila mengambil potongan kue itu lalu menyodorkan didepan mulut Revan.

"Buka mulutnya sayang.." suruh Nabila lembut sambil tersenyum manis.

Revan membuka mulutnya dan menerima suapan kue dari istrinya.

"Bunda bunda.. Valo juga mau disuapin, biar lomantis. Aaaa" ucap Varo menuntut lalu membuka mulutnya, Nabila terkekeh dan menyuapkan potongan kue bekas Revan pada Varo.

Varo memakannya dengan tak sabaran, sehingga banyak noda coklat di sekitar bibirnya.

Revan sedikit tertawa pelan dan mengalihkan pandangannya menuju Nabila.

Nabila tersenyum manis, lalu mengambil kue dari tangan Varo. Meletakkan nya di pangkuannya, lalu memotong kue itu menjadi dia dan mengambil kotak berukuran kecil itu.

"Maaf kalau kejutan aku buat kamu kaget dan sampai ngeluarin air mata sebanyak ini, I'm so sorry" ucap Nabila membersihkan air mata Revan dengan tangannya yang bersih, lalu mengecup kening pria itu.

Revan memejamkan matanya ketika Nabila mengecup keningnya.

"Buka, itu kejutan sebenarnya.." bisik Nabila sambil menyerahkan kotak kecil pada Revan.

Varo? Dia hanya menyaksikan adegan itu layaknya menonton drama.

Revan perlahan membuka kotak itu, ia mengerutkan alisnya saat melihat benda kecil yang ia yakini testpack. Pikirannya tiba-tiba blank, hatinya menghangat saat melihat ada dua garis merah pada benda itu.

"Sayang.. makasih, makasih, and I Love you!" Ucap Revan terharu dan memeluk istrinya dengan erat, ia kembali menangis. Kali ini tangisannya bukan karena sedih, melainkan bahagia.

"Huwaaa Valo Nda diajak pelukan" rengek Varo sambil cemberut.

Pasangan suami istri itu menoleh, lalu tersenyum dan menarik Varo ke dalam pelukan mereka.

"Keluarga kita lengkap, makasih sayang.. ya Allah terima kasih. I love you my wife, Varo and our baby" ucap Revan terharu lalu memeluk kedua manusia yang sangat ia cintai.

"Ayah! Varo kegencet!" Pekik Varon saat merasa ayahnya terlalu erat memeluknya, ia sedang berada ditengah-tengah antara Revan dan Nabila.

"Hahahaha" tawa mereka pecah.

"Terimakasih telah menjawab doa hamba ya Allah " batin Revan sangat bersyukur.

"Terus yang belsihin lumahnya ciapa?" Tanya Varo mengerjap polos sambil menggaruk pipinya.

-------

HAHA MAAFIN AKU YA TEMEN-TEMEN.

PRANK XIXI.

Gimana ekspresi kalian? Aku yang nulis aja terharu. Gimana sama kalian yang baca?

Vote, coment, and ikuti terus cerita ku!

I'M YOURS (END)Where stories live. Discover now