10. Reno kembali

89K 8K 691
                                    


"Kita belum tau siapa cowoknya, apa kita panggil cewek nya dulu?"

Kali ini Zabila dan Revan berada di ruang BK, guru BK memanggil mereka itu meminta bantuan dan solusi. Karena masalah ini sedikit lebih privasi, apalagi menyangkut hal-hal berbau mesum seperti itu.

"Jangan! Nanti Tania bakal ember" cegah Zabila.

"Lalu gimana?" Tanya guru itu.

"Biar saya dan Zabila yang cari tau"

******

"Kenapa gue jadi pusing-pusing mikirin yang bukan urusan gue" gumam Zabila sambil menunggu pesanan nya datang.

"Lo kenapa si?" Tanya Ica.

Kini keduanya berada di kantin, istirahat pertama sudah tiba sejak 10 menit lalu.

"Gak papa, gue cuma laper"

Ica manggut-manggut mengerti, tiba-tiba ada seseorang yang meletakkan pesanan di meja Zabila dan Ica, sontak kedua gadis itu menoleh.

"Ngapain lo?" Tanya Ica dengan nada tak santai.

"Cuma disuruh nganterin pesenan, walau gue nya gak ikhlas" jawab orang itu, yang bukan lain adalah Tania.

"Emang bibi penjaga kantin kenapa?"

"Mata lo buta? Liat antrian nya aja rame, gimana mau nganter!" Kesal Tania.

"Oh"

"Udah sana pergi" usir Ica.

"Ck! Dasar gak tau terima kasih!"

Keduanya menggeleng, Zabila segera memakan bakso miliknya sedangkan Ica hanya meminum jus nya. Katanya, Ica sedang dalam mode diet, jadi gak mau makan banyak supaya gak gendut dan suami nya betah dirumah, niat yang mulia.

"Beneran gak makan?" Tanya Zabila menyantap bakso nya dengan khidmat.

"Gak, dibilang lagi diet juga"

Zabila melanjutkan makannya hingga bakso di mangkoknya tandas tidak tersisa, maklum lagi lapar dan banyak pikiran, jadi porsi makannya nambah.

"Ntar lagi jam nya siapa?" Tanya Zabila

"Pak Rendi"

"Males anjir, di godain mulu"

"Cakep sih lo"

"Makasih pujiannya, padahal gue lagi gak mau dipuji hari ini"

"Bacot sia mah, ayo masuk"

"Malesssss"

"Gue tampol nih?!"

"Kok lo tumben maksa gue masuk? Biasanya juga ngajak gue bolos"

"Lagi pingin tobat, masuk atau gue gak jadi temen lo lagi?!"

"Geli banget Ca denger lo ngancem begitu!"

Zabila memilih berjalan lebih dulu, meninggalkan Ica yang cengingisan gak jelas karena sudah berhasil mengerjai Zabila.

Sampai dikelas ternyata pas dengan bel berbunyi, semua murid memilih duduk ditempat nya masing-masing untuk menunggu pak Rendi. Tak berselang lama yang ditunggu pun datang, dan pelajaran dimulai.

Di tengah kegiatan belajarnya, Zabila merasakan perutnya begitu sakit. Tangannya meremas erat perutnya, ini bukan sakit karena haid, dia pun tak tau kenapa ini bisa begitu sakit.

"Pak, saya izin ke kamar mandi" ucap Zabila lirih dengan wajah pucatnya.

"Kamu kenapa? Kenapa wajahmu pucat begitu?" Tanya pak Rendi.

"Gak papa pak, saya permisi"

Zabila langsung berlari kearah toilet, sampai ditoilet dia langsung masuk dan mencoba BAB. Tetapi, sudah 10 menit berlangsung dia tak bisa BAB, akhirnya dia menyerah.

"Gue kenapa?" Gumam Zabila sambil berjalan keluar dengan berpegangan pada dinding.

Wajahnya sangat pucat, kulitnya memerah, keringat dingin bercucuran di seluruh tubuhnya, perutnya terasa gaenak banget. Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba ia sakit begini?

"Engh.." lenguhan itu keluar dari bibir Zabila saat dirinya hampir tak sadarkan diri, namun dia merasa tubuhnya di angkat seperti digendong seseorang. Hingga pada akhirnya semua menjadi hitam, dia kehilangan kesadarannya.

*****

"Aduh" lirih Zabila saat baru saja bangun, kepalanya berdengung sakit.

Zabila merasakan tubuhnya diikat, sedikit demi sedikit matanya terbuka melihat sekeliling. Tampak tak begitu asing, seperti berada di sebuah gudang.

"Dah bangun lo?" Suara seseorang memecahkan lamunan Zabila, gadis itu menengok menatap pemilik suara.

"Mau apa lo?" Tanya Zabila dengan nada lemah, badannya mati rasa dan tangannya begitu kebas akibat lamanya diikat, mana lagi perutnya serasa ingin BAB.

"Lo nanya?"

Orang itu adalah Tania, seseorang yang akhir-akhir ini mencari masalah kepada Zabila.

"Apa sih?!" Kesal Zabila.

"Liat aja sendiri"

Setelah itu Tania pergi meninggalkan Zabila yang mencak-mencak meminta dilepaskan.

Sekarang Zabila harus apa? Oh tuhan dia butuh bantuan seseorang sekarang.

"Hai" sapa cowok itu.

Zabila mendongak menatap siapa yang mengajaknya bicara, seorang cowok berbadan jangkung dan lumayan tampan. Senyuman manis cowok itu berikan padanya, namun yang membuat Zabila terkejut setengah mati adalah Reno, mantan kekasih sekaligus istri Siska kakak tirinya.

"Reno.."

"Masih inget?"

"Lo.. Lo mau apa? Please lepasin gue, gue gak ada salah sama lo. Tolongin gue Reno, bantu gue keluar dari sini"

"Sebelum gue lepasin Lo, gue mau cerita sedikit sama lo dan kasih Lo sesuatu yang bakal gak bisa Lo lupain.. mungkin"

"Jangan macem-macem Reno!!"

Bukan nya menjawab, Reno malah mendekat dan berjongkok di depan Zabila yang sedang terikat di kursi. Mata Reno memandang begitu dalam pada Zabila, kedua tangan nya mengusap tangan Zabila.

"Gue sama Siska udah cerai, dia ada cowok lain dan ternyata anak yang dia kandung bukan anak gue. Gue emang ngelakuin itu sama dia, tapi itu bukan yang pertama buat dia. Gue mau lo sama gue lagi, gue sayang sama lo dan gue cinta sama lo. Gue tau Lo gak akan terima gue, jadi gue bakal pakai cara lain buat milikin lo"

"Reno, plis jangan macem-macem"

"Ini kesempatan, dan gue gak mau nyia-nyiain kesempatan ini"

"Lo mau apa?!"

Air mata Zabila sudah turun begitu deras, hatinya sakit mendengar penjelasan Reno. Disisi lain ketakutannya begitu besar terhadap pria didepannya ini, pria yang jauh dari kata baik.

Reno terkekeh melihat Zabila yang menangis, tangan nya mengusap air mata Zabila, setelah itu dia mengambil sesuatu ditangannya.

"Karena cara gue bakal buat lo berisik, jadi mending mulutnya ditutup aja oke" ucap Reno sambil menutup bagian mulut Zabila mengunakan lakban.

"Kalo gue gak bisa milikin lo, orang lain juga gak boleh Za"

*****


Aduh konflik!

I'M YOURS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang