❄T w e n t y S e v e n❄

39.1K 1.8K 17
                                    

"Al!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Al!"

Alvian menghentikan langkahnya dan tanpa menolehpun ia sudah tahu siapa yang memanggilnya tadi. Ternyata Ronald.

"Ada apa?" tanya Alvian to the point.

"Pegang dada gue, Al! Pegang!" suruhnya sambil meraih lengan Alvian. Alvian melotot dan menarik tangannya, lalu mundur beberapa langkah menjauh dari Ronald,

"Dih, ngapain sih? Aneh lo." ujarnya bergidik ngeri. Ronald berdecak kesal dan mendekati Alvian lagi. Tapi Alvian dengan cepat menghindar lalu memilih berlari ke arah kelas.

Ronald menghela nafas berat, lalu memegang dadanya yang terasa berdebar kencang tidak seperti biasanya. Apakah ia ... jatuh cinta saat ini? Tapi sama siapa? Apa ia jatuh cinta dengan gadis yang ia tidak sengaja tabrak di koridor tadi pagi?

Laki-laki itu langsung menggeleng cepat, menepis pikiran tersebut, "Gak! Masa iya gue jatuh cinta sama tuh cewek?!"

Flashback on,

"Woy, Ron! balikin pulpen gue! Modal dong, jangan bisanya maling pulpen orang!" seru Hani marah ke arah Ronald yang sedang menulis tugas biologi dengan pulpen hasil colongan di kolong meja Hani pulang sekolah kemarin. Ronald menoleh ke arah Hani, lalu menatap pulpen berwarna biru motif bunga di tangannya. Ronald tersenyum miring dan menjulurkan lidahnya ke arah Hani,

"Siapa suruh ninggalin pulpen di kolong meja?" tanya Ronald dengan ekspresi menyebalkan. Hani melotot kesal dan berlari menuju Ronald. Laki-laki itu langsung berdiri dan berlari keluar dari kelas.

"RONALD! JANGAN LARI LO YA!"

Ronald berlari sambil sesekali menatap belakang, ternyata Hani tidak mengejarnya lagi. Baru saja ia akan menoleh ke depan, tubuhnya tertabrak dengan sosok gadis mungil berambut panjang. Ronald membelalakan matanya dan melihat gadis itu akan terjatuh. Langsung saja ia tangkap dan otomatis mereka saling berpandangan selama beberapa detik.

"Anjir! Ra! Lo bikin gue baper!" seru Liana yang sedari tadi memperhatikan kedua insan tersebut. Zahra tersadar dan langsung mendorong tubuh Ronald dengan cepat. Zahra mendelik sinis ke arah Ronald,

"Lain kali kalo lari liat-liat dong! Lo pikir gak sakit ditabrak begitu?!" omelnya kepada Ronald. Laki-laki itu meringis sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, masih pagi sudah kena omel dari gadis yang tidak dikenalnya.

"Y-ya maaf, mba." cicitnya pelan.

Zahra melotot, "Lo manggil gue mba? Gue belum setua itu ya!" omelnya lagi. Ronald mengangguk cepat,

"Eh iya maaf ..."

Zahra menarik tangan Liana untuk pergi saja dari sana. Ronald menatap punggung Zahra dengan tatapan yang sulit diartikan, "Galak banget. Jauhkan gue dari spesies betina kayak dia." gumam Ronald dan memilih untuk pergi saja menuju kelasnya.

ALVISA  [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now