❄ T h i r t y N i n e ❄

40.2K 1.8K 227
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Katanya naik mobil adem! Ini kok gerah sih?!" kesal Zahra sambil mengibaskan tangannya ke arah wajahnya yang terlihat mulai bercucuran keringat.

Perjalanan menuju rumah sakit tempat Alissa dirawat terjadi hambatan di jalan raya karena ada kemacetan siang itu. Ronald mendengus pelan dan membuka kaca mobil agar angin luar dapat masuk. Zahra menoleh cepat ke arah Ronald,

"Kok dibuka sih?" tanya Zahra tetap dengan nada ketusnya.

"Lo ngeluh kepanasan dari tadi! AC udah nyala padahal." jawab Ronald yang kembali menatap ke depan. Zahra menurunkan tangan dan menutup kembali kaca mobil dengan menekan tombol yang ada di pintu sebelahnya. Ronald mengernyit bingung,

"Kok ditutup lagi?"

"Gak apa-apa."

"Ck, dasar cewek. Kalau ditanya selalu jawab gak apa-apa." cibir Ronald,

"Hih, gue turun sini aja deh! Ngeselin juga lama-lama."

Ronald terkekeh, "Coba aja turun. Kan pintu udah gue kunci." tenangnya.

"Sial!"

Ronald hanya bisa tertawa pelan menanggapi umpatan Zahra yang ditujukan padanya. Zahra marah-marah seperti itu bukannya membuat dia takut, tapi malah membuat dia gemas ingin sekali menjadikan Zahra pacarnya. Tapi Ronald rasa, ia harus mencari waktu yang tepat untuk menembaknya.

Kemacetan akhirnya tidak berlangsung begitu lama, mobil Ronald langsung melaju menuju rumah sakit. Zahra mencengkram kuat sabuk pengaman yang dipakainya, takut kalau terjadi apa-apa nantinya. Apalagi Ronald membawa mobil dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Kalau mau mati jangan ajak-ajak gue, tolong." desis Zahra sambil menundukan kepalanya.

"Segini belum kenceng bagi gue, Ra." balasnya enteng.

Zahra membelalakan mata dan menabok lengan Ronald keras, "GILA LO? GUE GAK MAU MATI DULU!"

Ronald hanya meringis kesakitan tanpa menjawab ucapan Zahra barusan. Ia memilih untuk kembali fokus dan sampailah mereka di parkiran rumah sakit. Zahra buru-buru melepaskan sabuk pengaman juga membuka pintu mobil,

"Ini pertama dan terakhir kalinya gue naik mobil sama lo!" ujarnya yang langsung saja menutup pintu mobil,

BRAK!

Ronald tersentak kaget dan mengerjapkan matanya berkali-kali saat melihat Zahra mengancamnya seperti itu tadi. Ronald menghela napas dan ikut keluar dari mobil. Zahra sudah masuk duluan meninggalkan dirinya.

Zahra masuk ke dalam kamar inap tempat Alissa dirawat. Ia tersenyum lebar, berlari menghampiri gadis yang sedang duduk di brankar,

"ALISSAAAA!!!" hebohnya.

Alissa terkejut dan mereka pun berpelukan. Hanya sebentar, Zahra melepas pelukan dan menangkup wajah sahabatnya, "Cepet pulih lagi, Sa. Gue khawatir banget pas denger kabar dari Bara kalau lo masuk rumah sakit karena kecelakaan." ujarnya sedih.

ALVISA  [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now