❄S i x t e e n❄

57.2K 3.5K 713
                                    

Bara berlari tergesa-gesa menyusuri koridor rumah sakit dengan ekspresi khawatir tercetak jelas di wajahnya saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bara berlari tergesa-gesa menyusuri koridor rumah sakit dengan ekspresi khawatir tercetak jelas di wajahnya saat ini. Bara ingin melihat kondisi Ayahnya, Herman saat dikabarkan kecelakaan saat pulang dari bandara menuju rumah. Herman melakukan tugas dinas keluar kota selama seminggu dan pulang hari ini.

Tapi sayang, musibah memang tidak ada yang pernah tahu. Tiba-tiba mobil yang dikendarai oleh supir pribadi keluarganya menabrak pembatas jalan tol hingga mobil milik Herman itu rusak parah dibagian depan.

Herman dan Firman yang merupakan supir pribadi keluarga itu pun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat dari lokasi kejadian.

Bara masuk ke dalam ruangan yang diberi tahu oleh resepsionis tadi. Bara mendekat ke arah brankar yang ditempati oleh Ayahnya. Keadaan Herman tidak begitu parah, Bara menghembuskan nafas lega,

"Aku panik banget, Pa. Untung aja papa gak kenapa-napa." ujar Bara sambil meraih tangan Herman yang terbebas dari jarum infus.

"Papa gak apa-apa, Nak. Tenang aja, ya." balas Herman dengan senyuman tipisnya. Jihan masuk ke dalam ruangan, ia tersenyum melihat anaknya sudah tiba,

"Kabar pak Firman gimana?" tanya Bara,

"Untuk sementara waktu dia belum bisa berjalan dengan normal dulu seperti biasa. Dia harus memakai kursi roda." jawab Herman. Bara mengangguk saja dan mengeluarkan ponselnya sebentar untuk menghubungi Alissa. Siapa tahu saja gadis itu sudah sampai dirumah.

"Pa, Ma, aku izin mau keluar sebentar." pamitnya.

"Mau kemana?" tanya Jihan,

"Mau nelpon Alissa dulu." jawabnya sambil menunjuk kontak bernama Alissa di ponselnya.

Jihan menganggukan kepala dan memperbolehkan anaknya keluar untuk menelpon Alissa. Setelah keluar dan menutup pintu, Bara pun menempelkan ponselnya pada telinga kiri.

Lima menit sudah Alissa tak kunjung menerima panggilannya. Ia berdecak kesal, lagi-lagi suara operator yang menjawabnya. Ia jadi khawatir dengan keadaan gadis itu sekarang. Pikirannya sudah melayang kemana-mana.

Ia beralih untuk menelepon Aldo. Tapi ternyata Aldo juga tidak menjawab panggilan darinya. Bara jadi kesal sendiri,

"Ini adik kakak kenapa kompak gak jawab telepon, sih?!"

❄❄❄

Alvian menatap langit gelap yang sebentar lagi akan turun hujan. Untung saja ia sudah sampai di rumah, jadinya ia bisa santai di kamarnya sambil bermain gitar miliknya. Mendadak pikirannya tertuju ke arah Alissa yang ia tinggalkan tadi di parkiran Mall. Setelah Alissa memutuskan hubungannya, Alvian memang langsung pergi saja dari sana dan membiarkan Alissa pulang sendiri.

ALVISA  [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now