Delusion Effect 31- Pergi

18.3K 2.1K 666
                                    

-Vote komennya jangan lupa kakak!!-

Spam huruf 'D' dulu di sini 👉🏻👉🏻👉🏻

Sebelum membaca, Spam nama tokoh DE dulu yuk!!

Sebelum membaca, Spam nama tokoh DE dulu yuk!!

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Alanno Bramastha 💙

Arletta Darwangsa 💙

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Arletta Darwangsa 💙

Arletta Darwangsa 💙

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Laskar Aditama 💙

H A P P Y R E A D I N G

Alanno menatap tiga gundukan di hadapannya. Seperti biasa, ia mengunjungi makan keluarganya. Menaburkan bunga juga mengirim doa, hanya itu yang dapat Alanno lakukan. Tidak ada pelukan atau bahkan ciuman kasih sayang. Mereka sudah pergi dan Alanno belajar untuk mengikhlaskan.

"Doa dulu buat Mama, Kakek sama Nenek," ucap Arletta pada Laskar. Ia turut membantu batita.

Alanno memejamkan mata, tangannya menengadah.

'Akhirnya setelah satu tahun berlalu, Alan bisa dengan iklhas melepaskan kalian, dengan iklhas menerima keadaan. Tamara sudah berada di tempat seharusnya. Alan udah tenang sekarang, semua nya udah selesai. Alan harap kalian bisa tenang di atas sana.

Kak Jody, Laskar udah ketemu sama Papa kandungnya. Sesuai permintaan terakhir kakak. Alan udah menepati janji Alan. Tenang-tenang di sana ya? Alan dan Laskar juga akan hidup bahagia di sini.'

Alanno membuka matanya saat tangan kecil Laskar menepuk bahunya.

"Appa, li kim!" ucapnya dengan cengiran lucu. (Beli es krim)

Sebelah tangan Alanno terangkat untuk mengusap kepala Laskar. Laki-laki itu mengangguk kemudian berdiri. "Ayo," ucapnya sambil membawa Laskar ke gendongannya, sebelah tangannya menggenggam tangan Arletta.

Saat tiba di parkiran TPU ponsel Alanno berdering. Laki-laki itu merogoh saku celananya.

"Halo, Assalamualaikum."

"...."

"Iya benar dengan Alan, ada apa ya?" Alanno mengernyit bingung, menciptakan gelombang halus di dahinya.

"...."

"Innalilahi wa inna ilaihi Raji'un. Saya ke rumah sakit sekarang," katanya.

Arletta menatap Alanno penuh tanya. Ketika sambungan telfon terputus Alanno langsung menarik tangan Arletta untuk masuk ke dalam mobil.

"Ada apa?" tanya gadis itu.

"Bram meninggal."

"Innalilahi wa inna ilaihi Raji'un."

---

Lahir- Hidup- Mati siklus itu pasti akan terjadi pada semua orang. Bahkan semua mahluk hidup. Disini kini Alanno berada, menatap kosong jasad Bram yang ada di hadapannya. Laki-laki itu dinyatakan meninggal setelah sempat drop jam 4 subuh pagi tadi.

Tidak ada kata yang bisa Alanno ucapkan. Lidahnya kelu, sedari tadi ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Setidaknya dia bisa lihat Laskar sekali dalam hidupnya," ucap Alanno lirih, "semoga lo tenang di sana."

Alanno keluar dari ruang mayat dengan kepala menunduk. Laskar dan Arletta menunggu di luar karena hanya satu orang yang boleh masuk.

Arletta mengelus pundak Alanno. Gadis itu kemudian menunjuk keluarga Bram dengan matanya. Alanno menghampiri keluarga Bram yang baru saja datang berderai air mata.

"Tante, Alan turut berduka cita," ucap laki-laki itu.

Ibu Bram mendongak, matanya membulat terkejut. "Alanno?" Secepat kilat wanita paruh baya itu memeluk Alanno. "Atas nama Bram Tante minta maaf hiks, maaf karena dulu kami nggak bisa menerima kehadiran kakak mu dan anaknya. Tante benar-benar minta maaf."

Tangan Alanno terangkat untuk mengelus pundak seorang Ibu yang tengah rapuh itu. Ia pernah merasakan hal ini satu tahun lalu. "Alan udah maafin kalian dan Alan rasa Kak Jody juga begitu. Tante yang tabah, biarkan Kak Bram pergi dengan tenang."

Untuk kesekian kalinya, iklhas adalah jawabannya.

-BERSAMBUNG-

sepi oh sepi haha.

Haloooo, kembali lagi. 

Spam next dulu yuk!!!

Masih kah ada yang nungguin cerita ini update??

Ramein yuk! Yang sider dimohonkan nongol dan tinggalkan jejak.

Terimakasih.

Sayang kalian 💙

Salam tertera;

Sri Devina Myn

Delusion Effect (Terbit Di Glorious Publisher) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon