Delusion Effect 24- Dalang Permasalahan

19.4K 1.9K 467
                                    

-Vote sama komennya jangan lupa! Nggak ada salahnya untuk menghargai penulis-

H A P P Y R E A D I N G

Tamara memainkan pistol di genggamannya. Didalam kamar kos miliknya yang gelap, Tamara tersenyum.

"Alan setelah itu Laskar," monolognya, "atau Laskar dulu baru Alan?"

"Atau mungkin Tata?" Tamara tertawa membayangkan bagaimana ia akan menghancurkan kehidupan Alanno. Membayangkan matinya semua keturunan Bramastha.

"Jody, gue udah pernah bilang kan? Jangan pernah main-main sama Tamara Pelita Adrewan."

Tamara menaruh pistol miliknya, ia kemudian menatap bingkai foto yang sudah tak sempurna lagi. Sebagian sisinya habis terbarkar menyisakkan sisi lain yang terdapat foto dirinya.

"Bram, anak kamu akan mati di tangan aku."

---

"Tunggu di sini ya, Mama ambil maem dulu," ucap Arletta pada Laskar. Anak laki-laki itu sedang anteng dengan mainannya. Arletta masuk ke dalam rumah,ini adalah waktu yang tepat untuk memberi Laskar makan, selagi anak itu tidak rewel.

Asik dengan mainannya, Laskar tidak menyadari ada seorang perempuan yang datang dengan benda tajam di tangannya. Perempuan itu tersenyum miring saat melihat Laskar di tinggal sendirian.

"Lo bakal mati hari ini," gumam perempuan itu, matanya tidak pernah berpaling dari Laskar.

Laskar masih belum menyadari kedatangan seseorang. Batita laki-laki itu dengan anteng memainkan mobil-mobilannya, berceloteh dengan bahasa yang sulit dipahami.

"Laskar." Laskar mendongak saat seseorang memanggilnya. Batita itu tidak menjawab, ia hanya diam saat perempuan itu semakin mendekat. "Mau main bareng nggak?" tanya nya.

"Ain?" tanya Laskar polos.

Perempuan itu mengangguk. "Iya, mainnya pakai ini." Ia menunjukan pisau berkarat yang sejak tadi ia genggam.

"Kal au ain ni," (Kar mau main ini)katanya sambil menunjuk mainan mobil-mobilannya.

"Lebih seru pakai ini," ucap wanita itu, "ayo kita main, Tante udah nggak sabar."

Nggak sabar lihat kamu mati, lanjutnya dalam hati.

Laskar diam, tampak mempertimbangkan tawaran wanita di hadapannya. Ternyata keterdiaman Laskar membuat wanita di hadapannya menjadi tidak sabaran. Merasa waktunya terbuang, perempuan itu mengayungkan tangannya, siap kapan saja menikam Laskar.

"TAMARA!!"

Perempuan yang bukan lain adalah Tamara menoleh, tersenyum saat Alanno datang menghampirinya dengan wajah merah padam.

"Dua orang dalam satu hari sepertinya bukan hal buruk," ucapnya.

"JAUHIN PISAU ITU!" bentak Alanno.

Tamara tertawa sumbang. Ia memainkan pisau di tangannya. "Kalau gue nggak mau?"

"GUE NGGAK AKAN SEGAN BUAT MUKUL LO!!" seru Alanno.

"Gue bahkan nggak segan untuk bunuh lo berdua," balas Tamara.

"LASKAR!!" Arletta memekik, gadis itu keluar saat mendengar keributan.

"Oh, bahkan tiga." Tamara dengan cepat meralatkan ucapannya. "Gue bisa bunuh kalian bertiga."

"TAMARA!!" bentak Alanno.

Senyum di wajah Tamara semakin mengembang. Ia menatap Laskar yang terkukung dalam tubuhnya. Wajah gembul batita laki-laki itu sudah dipenuhi air mata.

Delusion Effect (Terbit Di Glorious Publisher) Where stories live. Discover now