Delusion Effect 01- Amma, Appa, Laskar

49.5K 3.2K 290
                                    

-Vote sama komen nggak bayar kok, jadi nggak usah pelit-

H A P P Y R E A D I N G

"Amma. Ma...ma...ma. Nun," (Amma. Bangun) ujar Laskar. Bayi kecil itu sedang berada di kamar Tata yang berada di rumah gadis itu. Selimut yang menutupi hampir seluruh tubuh Tata ia sibak secara perlahan walau tampak kesusahan.

Ia merebahkan dirinya di samping Tata. Mendekat dan menyembunyikan wajahnya di dada Sang Mama. "Amma, nun," ucapnya lagi dengan suara teredam.

Tidak lama pintu kamar Tata terbuka. Nampak lah Alan yang tengah berdiri di ambang pintu dengan seragam sekolah SMA Cakra Buana. Ia tersenyum sekaligus kesal saat bayi kecil itu menyembunyikan wajahnya di dada kekasihnya. "Eh cebol, jangan genit, pacar gue itu," katanya.

Laskar mengerjap tidak mengerti. Ia kembali berusaha membangunkan Mamanya. "Amma," rengeknya saat Tata tidak bereaksi sama sekali.

Alan turut berjalan mendekat. Ia menyibak selimut Tata dan mengusap pipi gadis itu lembut. "Sayang, bangun," ujarnya.

"Ang, nun." Laskar terkekeh saat berhasil menirukan kata-kata Alan. Alan sendiri memberikan delikan tajam pada bayi gembil itu. Dasar tukang copy paste!

"Tata, bangun yuk. Udah siang," ucap Alan lagi.

"Ta, nun." (Tata, bangun)

Alan menghela nafas berat. "Mama Kar, bukan Tata," kata Alan.

"Ata....Ta...Ta!" pekik Laskar disertai kekehan. Tata yang mulai merasa terganggu, perlahan membuka kelopak matanya.

"Pagi," sapa Alan disertai kecupan di kening gadis itu.

"Gi," ujar Laskar menirukan Alan. Ia mencium Tata tepat di bibir gadis itu.

"Eh bocil pacar gue ini!!" geram Alan.

"Alan, jangan pake lo gue di depan Laskar," peringat Tata.

"We!!" tiru Laskar.

Hal itu berhasil membuat Tata mendelik ke arah Alan. Sedangkan cowok itu memutar bola matanya malas. Bayi ini benar-benar membuatnya geram.

Untung anak! Gumam Alan dalam hati.

---

Begitu menyelesaikan sarapannya di rumah Tata, kedua remaja berumur tujuh belas tahun itu segera pergi menuju sekolah. Laskar mereka titipkan ke Ibu Tata yang sudah menganggap bayi lucu itu sebagai cucunya sendiri.

Selama perjalanan mereka habiskan dengan canda dan tawa. Mereka bisa menghilangkan kecanggungan tanpa memutar musik. Banyak percakapan yang bisa mereka bagi selama perjalanan menuju sekolah.

Mendekati gerbang sekolah, seperti biasa Tata meminta Alan untuk menghentikan mobilnya. Ia akan menghabiskan sisa perjalanannya dengan berjalan kaki. Ia tidak mau hubungannya dengan sang kapten futsal diketahui oleh warga sekolah.

"Hati-hati. Nanti istirahat ketemuan di belakang aula ya?" ujar Alan seraya mengusap pelan rambut gadis di hadapannya.

"Iya. Bye."

Sebelum Tata keluar dari mobilnya. Alan menyempatkan diri untuk mencium kening gadis itu. "Belajar yang bener," pesannya.

Tata mengangguk singkat lalu keluar dari mobil Alan dan berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah. Sementara Alan, cowok itu baru melajukan mobilnya saat Tata sudah berjalan lumayan jauh. Ia memarkirkan mobil berwarna hitam itu di parkiran khusus murid SMA Cakra Buana.

Begitu keluar suara pekikan menyambut. Banyak siswi yang mengerumuni mobilnya. Beberapa dari mereka ada yang membawa kotak bekal dan coklat.

"Selamat hari Senin kak Alan."

Delusion Effect (Terbit Di Glorious Publisher) Where stories live. Discover now