32. Hadiah kelulusan yang tertunda ✓

9.6K 476 0
                                    

Happy reading...

Raya dan Satria pulang ke apartemennya setelah acara kelulusan sudah selesai. Raya pergi ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket sementara Satria duduk di sofa, menonton tv sambil menunggu Raya selesai

Tak membutuhkan waktu lama Raya sudah keluar dari kamar mandi.

"Gua udah selesai, giliran lo" ucap Raya, Satria mengangguk dan pergi ke dalam kamar mandi

Raya iseng memainkan handphone Satria, ia membuka aplikasi chatting dan saat itu ia melihat namanya berada paling atas juga di sematkan, senyum manis Raya seketika terukir. Perasaan senang ada di dalam hatinya walaupun itu hanya hal kecil.

Lalu ia membuka apk camera di handphone Satria untuk berswa foto

"Ngapain lo?" tanya Satria yang baru saja keluar dari kamar mandi, masih menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ngapain lo?" tanya Satria yang baru saja keluar dari kamar mandi, masih menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya

"Nyoba kamera di hp lu, ternyata bagus. Nanti gua mau sering-sering minjem hp lu ya buat foto-foto" ucap Raya dan kembali mengarahkan kamera di handphone pada wajahnya.

"Hmmm" Satria duduk di sampingnya, memperhatikan dia yang asik menangkap gambar

"Kenapa?" tanya Raya, kini ia menghentikan kegiatannya dan menatap Satria

"Gapapa" satria menggelengkan kepalanya dan menatap ke arah lain

"Pake baju sana sat, badan Lo basah malah duduk di sofa"

Satria menggelengkan kembali kepalanya.

"Yaudah pangku biar gak kena sofa" ucap Satria

Raya memutar bola matanya malas, ia mengabaikan Satria dan kembali menatap ponsel hitam milih suaminya itu, melihat hasil jepretan yang tadi ia ambil, menghapusnya beberapa dan mengirimkan foto yang menurutnya bagus ke kontaknya.

"Ray.." panggil Satria

"Hem?"

Raya tak menatap wajah Satria, masih asik tersenyum melihat foto-foto itu.

"Gua mau nagih hadiah kelulusan gua, dari Lo.." ucap Satria membuat Raya menaikkan alisnya karena bingung

Satria kesal dengan respons dari Raya, benarkan Raya tidak ingat. Padahal Satria sangat menunggu waktu ini tiba

Satria memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya pada Raya, tangan kanannya mengelus rambut panjang gadis itu sementara tangan kirinya memegangi pundaknya

"Sat?..." Raya masih kebingungan, Satria ingin apa?

"Hemmm??"

"Gua.."

belum sempat Raya melanjutkan ucapannya, Satria lebih dulu menempelkan bibirnya pada bibir merah milik Raya, keduanya menutup mata dan membiarkan sensasi itu dirasakan. Perlahan Satria menggigit bibir Raya dan mulai berani untuk memainkan lidahnya di dalam mulut Raya.

Lama mereka berciuman tiba-tiba Raya memukul dada bidang Satria karena ia merasa kehabisan nafas. Satria melepaskannya dan menatap Raya yang tengah mengatur nafas, ia tersenyum lalu mencium kening Raya singkat.

"Boleh kan?" tanya Satria dengan suara beratnya yang mampu membuat Raya merinding mendengarnya. Raya menatap Satria dan berkedip beberapa kali, ia mengangguk, mengizinkan Satria.

Satria merasa senang, dan segera membawa Raya ke kamar. Sudah di dalam kamar ia mendudukkan Raya di atas kasur, kembali menciumnya, kali ini Raya pun membalas ciuman Satria. Tangan Satria masuk untuk mengelus-elus perut rata milik Raya. Raya merasa geli dan menggeliat, ia menghentikan tangan Satria.

"Geli" ucapnya, Satria tertawa kecil dan menggigit bibirnya sendiri karena merasa gemas.

"Eh sat!" panggil Raya dengan wajah serius. Satria mengangkat kedua alisnya.

"Kenapa?" tanya Satria

"Gua kayaknya mens deh. So-soalnya kayak ada yang ngalir gitu" ucap Raya, Satria melongo mendengar ucapan Raya barusan, masa harus di tunda lagi?? "Gu-gua cek dulu deh, bentar ya!" Raya pergi ke kamar mandi dengan berlari kecil. Satria menundukkan kepalanya sembari menutup mata, kalau sampai Raya benar-benar datang bulan... Habislah kau Satria..

"Gimana?" tanya Satria saat Raya telah kembali dari kamar mandi.

Raya berjalan dengan langkah kecil juga wajah yang mengkhawatirkan, sepertinya..

"Maaf, lain kali yaa?" Raya merasa bersalah.

Kan..

Satria menarik napas panjang lalu menghembuskan-nya, ia tersenyum pada Raya seakan tidak jadi masalah.

"Iya gapapa"

Raya dan Satria duduk bersebelahan dengan canggung, Raya merasa bersalah tapi mau bagaimana lagi?

•••

Jam sudah menunjukkan pukul 8.00 Raya membuka matanya melihat Satria yang sedang menatapnya

"Sat?"

"Apa?"

"Maaf ya"

"Gapapa santai aja" jawabnya

"Gua kalau datang bulan gak pernah lama ko, paling semingguan"

"Oke.."

"Lo mandi gih biar gua siapin sarapan " ucap Raya, Satria mengangguk dan pergi ke kamar mandi

Raya menatap kepergian Satria, selain rasa bersalah Raya juga merasa kagum dengan pria itu, ia pikir Satria akan marah atau cuek? Tapi dia hanya menanggapi masalah itu dengan santai, Raya semakin yakin untuk terus belajar menjadi istri yang baik untuk Satria.

•••

Ketua Osis In Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang