17. Apartemen Satria ✓

11.2K 532 0
                                    

Happy reading...

Raya dan Satria masuk ke dalam kamarnya, Satria duduk di tepi kasur sembari memainkan ponselnya sementara Raya duduk di sofa dan masih menahan kekesalannya terhadap pria itu.

Raya menghela nafas berat hingga Satria dapat mendengarnya. Ia menyembunyikan wajahnya pada dengkul kaki yang ia naikkan ke atas sofa.

Satria terdiam memperhatikan Raya yang lama-lama terlihat bergetar. Dengan rasa penasaran Satria menghampiri Raya dan duduk di sampingnya

"Ray?"

"Ray Lo kenapa?" tanya Satria sambil memegang pundak Raya

Raya menggelengkan kepalanya tanpa menatap pada Satria "Lo gak mau pindah? Kalo Lo gak mau it's okey Ray gua gak masalah" Raya menatap wajah Satria yang terlihat sembab

"Enggak ko, gua setuju untuk ikut pindah sama lo. Lagian kan gua ini istri Lo jadi gua harus nurut sama lo" jawabnya namun Satria tahu kalau Raya berbohong. Ia mengelus punggung Raya dan membawanya kedalam pelukan

Raya merasakan kehangatan.. kenyamanan..

"Gua minta maaf ya belum bisa jadi suami yang baik buat Lo, tapi setelah kita pindah nanti kita sama-sama belajar buat mendewasakan diri ya?" ucapnya, Raya menganggukkan kepalanya tanpa diduga, membuat Satria merasa senang dan semakin mengeratkan pelukannya.

Raya ikut mengeratkan pelukannya pada tubuh Satria membuat keduanya sama-sama merasa kenyamanan itu.

•••

Keesokan harinya pada sore hari Satria dan Raya tengah mengemas barang-barang mereka untuk pindah ke apartemen Satria, sepulang dari sekolah tadi Raya dan Satria mampir terlebih dahulu ke rumah orang tua Satria untuk meminta izin dan tentu saja diberi izin oleh mereka.

"Barang Lo udah beres semua?" tanya Satria memastikan

"Udah"

"Cuma segini doang?" Satria menatap koper Raya yang hanya berisikan baju, itu pun tidak semua baju Raya yang ada di lemari ia bawa

"Iya, males beres-beres gua disana, lagian yang di lemari kebanyakan udah pada kecil" jawab Raya

"Oh yaudah nanti gua beliin yang baru" ucap Satria membuat Raya tersenyum senang. Memang itu yang Raya maksud!

Mereka turun ke bawah bersama dan menemui Reni juga Heri yang menunggunya, Abidzar sudah pulang ke Semarang pagi tadi dengan bus.

"Udah selesai?" tanya Reni

"Udah mah"

"Perlu kami antar?" tanya Heri yang sedikit mengkhawatirkan putri serta menantunya

"Enggak perlu pah, Satria tadi ambil mobil dari rumah ko" jawab Satria

"Mah" Raya menghampiri Reni dan memeluknya

"Kenapa sayang?"

"Mamah jangan lupain Raya ya"

"Astaga Raya, ya enggak lah!!. Mana mungkin mamah lupain kamu, kamu itu bakalan selalu jadi anak mamah satu-satunya, anak mamah yang paling manja, anak mamah yang selalu jadi panutan untuk orang banyak" jawan Reni sembari menepuk kepala Raya. Ia melepaskan pelukannya dan menatap Reni

"Makasih mah"

"Ingat pesan mamah ya sayang, belajar lah jadi istri yang baik untuk Satria! jangan mudah mengambil keputusan untuk berpisah!. Kalo ada masalah selesaikan masalahnya secara baik-baik, dan... kamu juga wajib untuk memberikan hak Satria karena dia itu suami kamu" Raya menundukkan kepalanya, tak berani menatap Reni saat Reni membahas hal itu.

Ketua Osis In Love [✓]Where stories live. Discover now