16. Izin pindah ✓

9.2K 484 0
                                    

Happy reading...

Kali ini Raya tidak pulang bersama Satria, Satria bilang ia akan diantar oleh Raka. Dengan senang hati Raya menyetujuinya dan pulang sendiri ke rumah.

"Assalamualaikum" Raya mengucapkan salam saat dia masuk ke dalam

"Waalaikumsalam" jawab abidzar

"Loh zar? Katanya mau balik ke Semarang, gak jadi?"

"Enggak, besok jadinya"

"Ohh"

"Satria mana?"

"Balik bareng temannya. Gua ke atas dulu ya zar" Abidzar mengangguk dan membiarkan Raya ke atas untuk mengganti pakaiannya

Saat sudah selesai mengganti pakaian tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan sosok Satria dengan ekspresi andalannya, datar (?)

Satria menaruh tasnya lalu duduk di samping Raya. Ia menatap Raya yang sedang fokus pada layar televisi di depannya

 Ia menatap Raya yang sedang fokus pada layar televisi di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ray" panggil satria namun tak ada tanggapan apapun dari Raya

"Ray" panggil Satria lagi yang kini sedikit menaikkan suaranya agar terdengar oleh Raya

"Eung??" Mata Raya masih terfokus ke depan tanpa menoleh ke arah orang yang tengah mengajaknya berbicara.

"Ada yang mau gua omongin sama Lo" ucap Satria berharap jika Raya ingin mendengarnya dengan baik.

"Nanti aja gua mau nonton tv dulu, Lo juga mending mandi dulu sana" jawab Raya, dan Satria hanya mengangguk patuh lalu berjalan ke kamar mandi
.
.
.

Sekarang Satria sudah selesai mandi dan kembali menghampiri Raya yang juga masih fokus menonton televisi seperti tadi

"Ray" panggilnya

"Gua lapar bangat deh sat, makan yuk!" Raya berdiri lalu pergi ke bawah tanpa merespons panggilan dari Satria. Satria menghembuskan nafas pasrah, kenapa Raya susah sekali untuk di ajak bicara??

Satria menyusul Raya ke bawah dan duduk di sampingnya.

Makan malam terasa sangat canggung, hanya dentingan sendok dan garpu sebagai pengisi suara

Saat sudah selesai Heri, Reni, Raya, Satria dan Abidzar duduk di sofa ruang keluarga karena memang hanya Abidzar saja yang belum kembali ke kampung halaman

"Mah pah" panggil Satria. Reni dan Heri menoleh ke arah menantunya

"Ada apa Satria?" tanya Heri, Abidzar ikut menatap Satria karena penasaran, namun Raya malah bersikap tak peduli dan terus melihat pada layar tv di depannya.

"Satria izin untuk bawa Raya pindah ke apartemen Satria, apa boleh mah? pah?" kata Satria membuat Raya yang merasa disebut namanya menatap pada Satria dengan wajah kebingungan

"Boleh ko papah izinin, hitung-hitung buat kalian belajar mandiri juga kan" ucap Heri setuju

"Gak! gak! gak! Raya gak setuju!. Apa apaan lo? ko gak minta persetujuan gua dulu? Kalo lo mau Lo aja yang pindah sendiri!, gua tetep disini" tolak raya

'kan tadi gua mau ngomong Lo nya aja gak mau denger anjir!' batin satria kesal

"Raya kamu ini ya!, gak boleh gitu Satria ini kan suami kamu harusnya kamu bersikap baik sama dia!" ujar Reni menceramahi

"Bersikap baik si bersikap baik, tapi kalo gini si sama aja Satria mau pisahin Raya sama orang tua Raya sendiri!"

"Mamah setuju ko Satria, kamu bawa aja Raya ke apartemen kamu"

"Mah!!"

"Ray Ray." lerai Abidzar

Raya menahan kekesalannya, ini Satria mau buat drama apalagi sih?

"Raya takut dihamilin sama dia!" ucap Raya dan bisa di dengar oleh semua orang di sana, mereka menahan tawanya kecuali Satria karena jujur Satria tertegun mendengar ucapan itu, kenapa Raya berfikir seperti demikian?? Padahal Satria tidak pernah ada niatan untuk meminta hak-nya sekarang?!

"Raya.. kamu ini sekarang sudah menjadi seorang istri, hamil itu wajar, untuk apa takut? Malahan di luaran sana banyak pasangan suami istri yang menginginkan seorang anak namun belum juga dipercaya oleh Tuhan." ucap Reni menasehati putrinya.

"Tapi kan-"

"Kalau Raya enggak mau pindah juga gak masalah, nanti aja gapapa ko. Satria cuma gak enak karena udah ngerepotin mamah sama papah" ucap Satria

"Satria baik kaya gini kamu masih mau bikin dia kesel? Ikuti kemauan dia! belajar lah jadi pribadi yang lebih baik lagi!" kata Heri

"Kalian enggak ngerepotin kita sama sekali ko, cuma memang harusnya kalian ini hidup mandiri. Kamu mau kan sayang turuti kemauan Satria?" tanya Reni lembut

"Ya udah Raya mau" jawab Raya pasrah 'Oke gua ikuti drama Lo?'

"Alhamdulillah, ya udah kalo gitu sana ke kamar besok masih sekolah kan?"

Mereka mengangguk lalu berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

"Om Tante Abidzar ke kamar juga ya, mau beresin baju buat berangkat besok"

"Oh iya" abidzar pergi ke dalam kamarnya

•••

Ketua Osis In Love [✓]Where stories live. Discover now