27. sesuatu yang manis✓

10.8K 522 3
                                    

Happy reading...

Kedua sejoli itu memasuki rumah megah bersamaan. Sembari mengucapkan salam dan orang pertama yang menghampirinya adalah sang ibu, Sekar.

"Waalaikumsalam. ya ampun mantu mamah, gimana kabarnya sayang?" Sekar memeluk tubuh Raya, mereka melakukan cipika-cipiki seperti para perempuan di luar sana

"Baik mah, mamah sama yang lain apa kabar?" tanya Raya balik

"Alhamdulillah baik juga, kamu gak pernah ke sini ya sekarang mentang-mentang udah pindah rumah" sindir Sekar

"Ah iya mah maaf ya Raya akhir-akhir ini lagi sibuk sama urusan sekolah"

"Iya deh mamah maklumi, ayo duduk dulu"

"Oh iya mah, tadi Raya beli ini di jalan" raya menyerahkan paperbag pada Sekar

"Aduh ngerepotin jadinya"

Satria memutar bola matanya malas, mamahnya memang begitu, anak sendiri sampai dilupakan

"Kak Raya!" Shasa berjalan mendekat ke arah Raya

"Hai Shasa, gimana kabar kamu?" tanya Raya ikut antusias

"Baik ko kak, kakak apa kabar?"

"Baik juga ko"

Ekhem, deheman dari Satria membuat semuanya menatap kearah pria itu

"Kenapa?" tanya Satria yang malah bingung sendiri, namun semuanya kembali mengobrol melupakan keberadaannya

'berasa anak tiri' Satria bangkit dari tempatnya dan berjalan menuju kamar. Dari pada di kacangin seperti ini lebih baik nonton anime. Wibu

Tak terasa malam hari sudah tiba, Satria Raya Shasa dan kedua orang tua mereka berkumpul bersama di ruang keluarga.

Shasa duduk di antara Satria dan Raya, Shasa merasa nyaman dengan Raya yang menurutnya friendly hingga melupakan kakak kandungnya yaitu Satria

"Raya, gimana hasilnya?" tanya Sekar

"Hmm??" Raya bingung dengan kata-kata Sekar

"Kamu udah ada tanda-tanda kehamilan belum?" Satria menatap Raya yang merasakan kecanggungan

"Sabar dong mah masih proses nih" jawab Satria, ia tidak ingin Raya merasa terbebani dengan pertanyaan seperti itu. Sebisa mungkin satria menjawabnya.

"Prosesnya lama banget? Payah deh" ledek Galih

Satria menghela nafasnya. Di katain payah? Wah...

"Jangan mau kalah sama tetangga sebelah, dia nikahnya setelah kalian loh tapi sekarang udah hamil" ucap Sekar.

Raya diam diam merasa sakit hati dengan ucapan mertuanya itu, namun Raya harus menutupi perasaan itu dan bersikap seolah itu hanya candaan.

Satria ikut kesal mendengar ucapan dari ibunya. Ini seperti sekar tengah membandingkan istrinya dengan tetangga lain?

"Udah lah mah jangan bahas hal itu" kata Satria memperingati ibunya

"Kamu ini kalau orang tua lagi bicara malah mencela. Mamah itu memberikan nasehat, kalau sudah menikah jangan terlalu lama kosongnya, lebih baik secepatnya punya momongan." ucap Sekar lagi

"Raya kan masih sekolah mah" Raya bersuara.

"Memang ada salahnya ya? Kamu kalau hamil bisa berhenti sekolah, lagian wanita gak perlu sekolah tinggi-tinggi toh ujung-ujungnya ke dapur kan?"

"MAH!"

Satria membentak Sekar. Perkataannya sudah melewati batas dan Satria tidak suka itu!

Mereka berempat menatap Satria. Raya dan Shasa merasa takut melihat ekspresi dari Satria yang cukup menyeramkan, mereka khawatir jika akan ada pertengkaran hebat antara ibu dan anak..

Namun kekhawatiran mereka berdua lenyap setelah melihat senyuman manis Satria. "Mamah tunggu aja ya.. satria sama Raya bakal berusaha yang terbaik ko" ucap Satria dengan tenang. Raya ikut tersenyum, merasa bangga bisa melihat suaminya mampu mengontrol emosinya.

"Oke, mamah tunggu!"

"Ohiya kayanya udah malam. Satria sama Raya pamit pulang sekarang ya" Satria berdiri dari duduknya

"Ya sudah, kapan-kapan tolong main ke sini lagi ya." Satria dan Raya menyalimi tangan mereka, Satria mengusap kepala Shasa lalu keluar bersama Raya

"Hati-hati!!"

Disepanjang perjalanan mereka terdiam tak ada yang memulai pembicaraan hingga lampu merah menyala membuat Satria menghentikan mobilnya. "Omongan yang tadi tolong jangan masukin hati ya?"

Raya menatap Satria dan tersenyum. "Iya, makasih ya sat.."

Satria ikut tersenyum dan mobil kembali ia jalankan karena lampu merah itu sudah berganti dengan hijau

Sampai di apartemen. Mereka berdua kembali melakukan aktivitas seperti biasanya, Raya belajar dan Satria bermain ponsel. Sejauh ini semuanya tidak ada yang berubah, hanya saja mungkin.. perasaan mereka yang sudah mulai terbuka satu sama lain, memperkecil jarak dan saling mengerti akan keadaaan pasangannya.

•••


Raya membuka matanya dan melihat Satria yang masih tertidur dalam pelukannya.
Raya tersenyum saat mengingat kejadian tadi malam, walaupun ia di beri luka oleh ibu mertuanya tapi perlakuan satria tadi malam membuatnya merasa ter-spesialkan...

"Satria bangun udah siang nanti kita terlambat ke sekolah loh.."

"Eungg?.. "

"Bangun!"

"Sebentar Ray.. elus-elus" pinta Satria, Raya awalnya hanya diam namun kemudian ia menurut dan mengelus rambut Satria dengan perlahan.

Saat merasa cukup, Satria melepaskan pelukannya dan menatap Raya

"Kenapa?"

"Gua baru sadar kalau Lo cantik banget"

"A-apaan si sat! Udah ah gua mau mandi!"

Raya bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi dengan tergesa. Sementara Satria malah asik menertawai Raya yang menurutnya gemas.

•••


Ketua Osis In Love [✓]Where stories live. Discover now