"Dia keluar, katanya ingin membeli sesuatu"
"Ah begitukah? Kenapa dia tak bilang padaku?"
"Entahlah"
"Kalian mandi dan bersih-bersih diri dulu, setelah itu aku ingin menunjukkan sesuatu"

Mereka segera beranjak dari duduknya sedangkan aku berjalan keluar menunggu kepulangan Lin Zhao. Tak butuh waktu lama, sosoknya datang dari kanan kedai. Ia tersenyum riang padaku dan segera berlari kearahku.
"Dari mana saja kau?"
"Apa Nona menunggu ku sedari tadi?"
"Kau ini enak-enak pergi sedangkan yang lain sibuk mengurus kedai"ucapku menjitak kepalanya.
"Aww ampun Nona, saya sedang membeli ini"ucapnya menyodorkan sekantong plastik kearahku.
"Ini-----"
"Mungkin tak seberapa, tapi Selamat Ulang Tahun yang ke-23 tahun Nona"ucapnya tersenyum tampan.
"Kau----ingat?"
"Tentu saja"jawabnya riang.

Sebuah liontin bunga berwarna merah nampak sangat cantik walau sederhana.
Sontak aku pun memeluknya dan menenggelamkan wajahku ke dadanya yang bidang.
"Nona?"
"Makasih----terimakasih"ucapku.
"Tentu Nona"jawab Lin Zhao membalas pelukan ku dengan erat.

"Maaf jika lancang Nona, tapi sekali saja aku juga ingin memelukmu erat. Tapi tak hanya saat kau merasa senang tapi juga saat merasa duka"guman Lin Zhao dalam hati yang menundukkan wajahnya hingga menyentuh pundak kananku.

"Ehem"suara seseorang membuat kami melepaskan pelukan dan merasa saling canggung.
"Siapa?"tanya Lin Zhao.
"Ouh, Hong An"
"Nona mengenalinya?"
"Dia temanku, kau bisa masuk"
"Baiklah, saya permisi"

Lin Zhao segera berpaling meninggalkan ku berdua dengan Hong An. Aku mengikutinya sedikit menjauh dari kedai menuju hutan.
"Ada apa?"
"Aku ingin berbicara sesuatu"
"Tentang apa?"
"Sebenarnya-----aku-----"
"Pangeran ke-9?"
"Kau-----tau-----"
"Hahhh-------sudah ku duga, kalian memiliki aura yang sama. Walau samar tapi tatapan kalian sama"
"Bukan hanya itu----"
"Apa lagi?"
"Aku-----sebenarnya----"
"Paman"panggil seseorang seketika.

"Ouh, Jiang Heeng?"tanyaku terkejut.
"Nona Besar Yu Huan?"
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku ingin minta tolong untuk menjaganya" ucap Hong An seketika.
"Apa? Kau pikir aku buka panti asuhan?"
"Panti asuhan?"
"Ayahku------sudah tiada"ucapnya menyela.
"Aku tau"
"Nona tau?"tanyanya terkejut.
"Aku tau, berita sudah menyebar luas"
"Kenapa Nona justru memilih untuk pergi dari kekaisaran?"tanya Jiang Heeng.
"Entahlah, semua terasa semakin rumit"
"Apa Nona Besar tau kalau Nona ke-7 yang datang?"
"Aku tau, semua wewenang yang ku pegang semuanya ku serahkan padanya"
"Nona Besar"
"Hm?"
"Maaf"ucapnya menunduk hormat.
"Untuk----apa?"
"Maaf atas kesalahan ayahku, dan maaf atas sifatku yang terakhir kali"

"Untuk----apa?""Maaf atas kesalahan ayahku, dan maaf atas sifatku yang terakhir kali"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau tak perlu seperti itu, tak apa"jawabku yang menyentuh pipinya dengan lembut.

Kulihat air mata yang sedari tadi membasahi pipi mungilnya, bahkan aku dapat merasakan bagaimana dia yang begitu tertekan.
"Aku malu"ucapnya.
"Kenapa? Walau aku berat hati, tapi aku tak bisa menolak"
"Hm?"
"Aku sekarang hanya memiliki sebuah kedai kecil. Kau yakin akan tinggal denganku?"
"Eumm-----"

Asp : #1 Terbangun dan Menjadi Putri Jahat? [Completed]✓Where stories live. Discover now