2. "Awal Kehidupan"

Comincia dall'inizio
                                    

Ibu Ica menghampiri Ica dan langsung memeluk anak kesayangannya itu.

"Kamu sudah besar Ca, Ibu nggak nyangka sebentar lagi kamu menjadi tanggung jawab orang," ujar Ibu disela-sela dalam pelukan.

Hal itu membuat Ica menangis haru. "Ibu maafin Ica kalau Ica belum bisa membuat Ibu dan Bapak bahagia," ujar Ica dengan menangis.

"Kamu harus nurut dengan suami kamu nanti ya, jangan pernah ngelawan atau ngebantah karena surga kamu nantinya berada di telapak kaki suami kamu,"

Ica hanya mengangguk saja sambil mempererat pelukan Ibunya.

"Ica, keluarga Faresta sudah datang," panggil Bapak Ica.

Ica dan Ibu langsung melepaskan pelukannya dan bergegas untuk menghampiri keluarga Faresta yang sudah datang.

👀👀👀

"Ma? ini beneran rumah cewek yang mau Mama jodohin sama aku?" bisik Arkan dengan melihat sekeliling rumah Ica.

"Iya, memangnya kenapa?" balas Mama Arkan.

"Mama nggak salah kan? Mama jodohin aku sama orang miskin? Yang ada nantinya dia cuman numpang hidup sama Arkan Ma," ujar Arkan pelan dengan tak percaya jika calon istrinya itu adalah keluarga miskin yang tidak sederajat dengan dirinya.

"Walaupun dia miskin tapi Mama suka dengan dia, anaknya baik, sholeha, sholatnya nggak pernah tinggal," balas Mama Arkan.

"Kamu mau Papa alihkan semua fasilitas dengan sepupu kamu?" timpal Papa Arkan.

Arkan hanya menunduk saja, selalu dan selalu saja ancamannya begitu.

Pasalnya sejak jalan menuju kerumah calonnya itu Arkan sudah merasa tidak enak dari perjalanannya banyak lumpur yang membuat mobil keluarga Faresta kotor dan belum lagi jalan kerumahnya harus jalan kaki dengan jalanan becek yang membuat Arkan kesal. Seumur hidup baru ini Arkan melangkahkan jalanan yang becek dan kumuh.

"Maaf nunggu lama ya Pak," ujar Bapak Ica yang baru saja datang dan langsung duduk di depan calon besannya itu.

Keluarga Faresta hanya tersenyum saja. "Tidak apa-apa Pak," balas Papa Arkan.

Ica datang dengan digandeng Ibu yang membuat pandangan keluarga Faresta tertuju pada Ica termasuk Arkan.

"Udah miskin mukanya biasa aja lagi nggak ada cantik-cantiknya," ujar batin Arkan yang baru saja melihat Ica calon istrinya itu.

Ica hanya menunduk saja tidak berani menatap keluarga Faresta.

"Jadi maksud kedatangan saya kesini untuk melamar Ica anak Bapak dengan anak saya Arkan yang sudah sebelumnya kita rencanakan," ujar Papa Arkan dengan menjelaskan maksud kedatangannya kesini.

"Saya terserah anak saya saja," balas Bapak Ica.

"Ica apakah kamu mau menerima lamaran anak saya Arkan?" tanya Papa Arkan.

Ica menatap Arkan sebentar sama halnya Arkan menatap Ica tapi Ica merasa kalau Arkan terpaksa mau menerima perjodohan ini dari tatapannya saja Ica yakin Arkan hanya terpaksa menerima lamaran ini.

"Ica mau," jawab Ica pelan.

"Alhamdulillah," ujar semuanya yang mendengar jawaban Ica.

"Kalau begitu besok kita akan akad nikah langsung karena lebih cepat lebih baik dan saya sudah mempersiapkan semuanya," ujar Mama Arkan dengan senang.

Ica hanya mengangguk pelan saja.

"Ica kamu bawa Arkan kedepan gih untuk ngobrol-ngobrol, agar kalian lebih mengenal satu sama lain," ajak Ibu Ica.

Ica menurut saja apa yang ibunya bilang tadi.

"Ayo Arkan," ajak Ica. Arkan hanya menurut saja dengan tersenyum paksa.

👀👀👀

Ica hanya membawa Arkan kedepan rumahnya yang menampakkan pemandangan sawah.

"Lo kenapa mau nerima perjodohan ini?" tanya Arkan ketus.

Ica terkejut mendengar suara Arkan yang ketus. "Aa-k-aku hanya ingin membuat Ibu senang," jawab Ica dengan terbata-bata.

"Lo tau? Dengan lo menerima perjodohan ini sama saja halnya lo udah merusak hidup gue dan jangan harap gue akan seperti suami yang lainnya," ketus Arkan.

"Maksud kamu?" tanya Ica tak mengerti.

Arkan tidak menjawab hanya tersenyum sinis saja dengan tatapan yang sangat tajam.

"Lo kerja dimana?" tanya Arkan.

"Aku belum ada mendapatkan pekerjaan," balas Ica.

Arkan mengangguk dan tersenyum sinis. "Udah gue duga,"

Setelah bicara seperti itu Arkan langsung pergi meninggalkan Ica sendirian.

"Ya Allah apakah ini awal dari kehidupanku? ternyata harapanku tidaklah menjadi kenyataan, aku mendapatkan suami yang sangat dingin bukan seperti yang aku mau. Aku harus terima ini konsekuensinya jika dijodohkan aku tidak ingin membuat Ibu dan Bapak kecewa, aku harus ikhlas." ujar batin Ica.

Anyeonghaseyo balik lagi sama gue dengan cerita baru gue. Kalian tenang aja cerita "Gemma Kalista" masih lanjut kok

Semoga kalian suka dengan cerita baru gue, dan jangan lupa follow, vote, dan komen!

Kamsahamnida

I Will Go Out Of Your LifeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora