35. Kekangan Dirga

11.9K 763 89
                                    

Sebelumnya maaf kalo lama ya-_

Kalian bisa baca ulang part sebelumnya biar nggak lupa, hehehe.

Warning!
Part panjang, awas ketiduran><

2918 kata.

⚫HAPPY READING⚫

Kata apalagi yang cocok untuk menghadapi Dirga selain pasrah? Alexa hanya bisa terdiam dengan mata terpejam, menerima setiap perlakuan kasar Dirga. 

“Lo mau coba main-main sama gue, hah?” tekan Dirga sembari menggertakan gigi. Kedua bola matanya menatap Alexa sengit.

Gadis itu meringis sembari menggeleng pelan. Jambakan kuat Dirga serta cengkeraman dikedua pipinya membuat Alexa terpentok salah satu motor yang masih terpakir.

“M-maaf...maaf...” pintanya lirih. Dia tidak bisa membuka mata sangking kuatnya jambakan itu. Kulit kepalanya terasa perih, dan ia rasa rambutnya rontok.

“Nggak guna,” cerca Dirga tajam. Ia semakin menguatkan cengkeramannya hingga kedua pipi chubby itu memerah.

“M-maaf...maaf__ Akhh! A-aku, nggak tau. M-maaf, maaf, Dirga...”

Laki-laki itu menggeram keras lalu meludah kasar.

“Lo ngerusak barang gue, sialan.” gertaknya lagi. Seiring waktu, urat-urat merah dimatanya muncul. Dirga marah besar!

“M-maaf...maaf, s-sakit Dirga, sakit__Akhh!

“Sialan, cuihh!!

Brak!

Alexa meringis ngilu saat Dirga mendorongnya kuat hingga kepalanya terbentur kepala motor, tepat dibagian plat nomor.

Ia memegang pelipisnya yang berdenyut karena tergores.

“Sa-kit,” rintihnya pilu.

Mendadak, Dirga membeku. Tangannya hendak bergerak untuk menggapai gadis itu.

Namun, ia menghapus cepat rasa iba yang entah kenapa mendadak datang, Dirga kembali menjambak rambutnya hingga Alexa berdiri seperti semula.

“Gimanapun caranya, balikin.” Dirga berkata sarkas penuh penekanan.

Itu satu-satunya barang peninggalan kesayangan-nya. Tidak ada tanda-tanda dan bukti lain yang membuatnya percaya bahwa sesosok dia, masihlah hidup.

Hanya itu, hanya polaroid satu-satunya yang tersisa. Kerap kali memandangnya, Dirga merasa bahwa dia masih bernyawa.  Kalaupun wajah dalam foto, mungkin berbeda dengan masa sekarang.

Bertahun, Dirga menjaga foto tersebut agar tidak sedikitpun tergores. Tetapi, lihatkah sekarang? Gadis itu dengan mudah merusaknya! Dia berani merusak, kesayangannya. Marah? Dirga jelas sangat marah.

Ngomong-ngomong, akhir-akhir ini kenapa Dirga jarang memikirkan sesosok dia ya? Apa, karena ia terlalu fokus pada Alexa, peliharaannya?

“A-aku, enggak m-mungkin bisa...m-maaf, D-dirga, ma__”

“Tuker nyawa,” selanya cepat.

Dirga menyeringai ketika Alexa tiba-tiba membuka mata dengan sorot ketakutan. Gadis itu menggeleng kuat dengan bibir melengkung kebawah.

“T-tolong, maafin aku...k-kamu, masih ada foto yang lain, kan? K-kamu bisa cetak lagi, D-dirga. Kalau perlu, a-aku yang cetak. T-tapi tolong, maafin aku... Nyawa, tak seringan, yang kamu banyangkan. Polaroid, b-bukan, apa-apa__”

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang