23. Anjing peliharaan

9.5K 620 74
                                    

Vote nya mana sayang?
Nah pinter.

Kalo udah, entar coment juga ya, biar aku makin cintak❤️

HAPPY READING⚫

Seolah jantung Alexa berhenti berdetak, usai segepok kalimat itu meluncur begitu mudahnya dari bibir Dirga.

Alexa mematung tanpa mengerjap. Lidahnya kelu. Benar, Dirga manusia?
Atau mungkin, dia benar-benar iblis sungguhan?? Mengapa laki-laki itu tak sedikitpun merasa iba akan keadaannya?

Yang ia miliki, seolah hanya obsesi sebagai tuan untuk peliharaannya. Faktanya, Alexa hanya dianggap sebagai anjing, yang makan tanpa menggunakan tangan, alias mulut.

Benar-benar brengsek.
Dirga manusia terbajingan yang pernah Alexa temui, sungguh.

Lantas, Cecep melotot sembari melirik kearah Wahyu dengan mulut penuh. Dia pun sama terkejutnya. Bisa-bisanya, Leopard mempunyai pemimpin sebajingan Dirga. Ampun boss, becanda....

Alexa menelan salivanya berat, detik selanjutnya ia menggeleng keukuh. Kali ini, dia tidak mau!

“A-aku, enggak mau!” gelengnya dengan bibir melengkung kebawah.

Alexa pikir, Dirga benar-benar tulus menyuruhnya makan. Ternyata, Dirga tak lebih dari seseorang terkejam dari kejam, sekejam-kejamnya kejam.

“Makan,” tekan Dirga lagi. Laki-laki itu menyuruh dengan wajah datar penuh tuntutan. Tatapannya terlihat tidak main-main. Menyorot bagai belati, yang sekali hentakan akan berhasil menghunus perut sang lawan.

Alexa semakin meringis dan tetap menggeleng, “a-aku, enggak mau, Dirga. T-tolong, kali ini, a-aku enggak mau,” kata Alexa.

“Cep, odading Cep,” bisik Wahyu tiba-tiba menyodorkan satu roti kering dengan wajah cengo.

“Rasanya anjiiiing, banget Yu.” Balas Cecep menerimanya dengan arah pandang ke sang pemimpin dan gadis itu.

Kyaaa!”

Alexa memekik keras. Dia terkejut, saat Dirga tiba-tiba menarik rambutnya kebelakang.

“Makan,” tekannya sekali lagi. Kali ini benar-benar penuh tuntutan. Dirga seolah gelap mata, dan ingin melenyapkan Alexa secepatnya.

Alexa memegang rambutnya yang masih terjambak dengan mata terpejam, ia mengangguk cepat, terpaksa. Wajahnya memerah karena kesakitan. Lukanya belum menutup sempurna, ditambah jambakan tak manusiawi yang menyiksanya.

Dirga melepaskannya. Lantas, Alexa memegang kepalanya yang mendadak pusing. Luka dikepalanya kembali berdenyut seiring dia merasa tertusuk-tusuk.

Alexa menatap Dirga ragu-ragu. Lalu beralih ke sepiring batagor yang sudah dingin.

Kenyataanya, perintah Dirga memang tak terbantah. Alexa memejamkan matanya sembari menarik nafas dalam-dalam. Kemudian, menghembusnya pelan.

Dia melirik siswa-siswi sekelilingnya yang diam-diam menonton. Mereka asik berbisik-bisik kesesama teman ngobrol. Dikejauhan sana, ada Ocha dan Chelsy yang menatapnya khawatir.

Mereka terlihat ingin sekali menolong. Namun, juga tidak berani untuk bergerak. Sudahlah, Alexa turuti saja kemauan Dirga. Seenggaknya, ini bisa mempersingkat waktunya bersama Dirga.

Dengan gerakan lamban, Alexa mulai membungkukkan tubuhnya. Gadis itu menahan rasa sesak yang teramat didadanya. Ia merasa rendah diperlakukan bak peliharaan seperti ini.

Satu kali Alexa melahap, saat itu pula air matanya tumpah. Ia mengunyah linglung dengan kedua bahu naik-turun karena isakan.

Kedua matanya terpejam, tak sanggup menahan malu sekaligus dipandang rendah oleh orang-orang. Alexa terus menunduk dan menunduk.

DIRGANTARA (SELESAI)Where stories live. Discover now