14.Pertemuan kedua

13.4K 900 32
                                    


Please, walaupun masih jarang ada adegan romance, aku harap kalian gak pernah bosen sama setiap chapternya ya. Kalo bosen, pasti ujungnya berhenti ditengah jalan-_

⚫HAPPY READING ⚫

Esok paginya, Alexa berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya. Masih sepi, dan tak banyak siswa yang sudah datang. Tangan kirinya masih terbungkus perban, karena keadaan gadis itu belum sepenuhnya membaik. Lukanya belum kering dan masih mudah perih ketika tersentuh.

Hari ini dia tidak berangkat dengan Steven. Sebab, ia ada perlu mencari sesuatu di gudang.

*****

Dirga menghela nafas. Merasa jengah, ketika banyak tumpukan surat beserta amplop dengan riasan love yang menjijikkan memenuhi lokernya.

Belum waktunya dia berangkat, tetapi karena dasinya tak sengaja tertinggal, Dirga harus mengambilnya. Malas sebenarnya jika harus berangkat pagi, niat dia juga akan kembali ke Warkop kang Casmo lagi nanti.

Jika bukan karena dasi, dia juga enggan. Walau penampilan urakan, Dirga seringkali menggunakan dasi dan mengutamakannya. Nyaman saja, itu katanya.

Setelah menutup lokernya, Dirga segera memakai dasinya secara asal sembari berjalan. Dia akan keluar dari gerbang sekolah, lalu kembali ke teman-temannya

*****

Alexa memasang wajah kesal ketika usahanya tak membuahkan hasil, alias sia-sia. Gadis itu keluar gudang dengan wajah tertekuk sebal. Merutuk disepanjang jalan yang dilewati. Untung saja masih pagi, jadi masih jarang sekali siswa yang berkeliaran.

“Terus, aku mau ngapain pagi-pagi gini?” cibir Alexa kesal sendiri, “Ocha sama Chelsy pasti belum berangkat,” tambahnya.

Ditengah kekesalan melanda, mendadak Alexa tersadar. Bahwa suasana hari ini masih sangat pagi, matahari belum sepenuhnya nampak bersinar diatas sana. Awan-awan masih sedikit menghalangi pancaran sinar itu, membuat hawa koridor panjang yang dipijaknya kini berubah menjadi horror.

Ditambah, lantai koridor lembab terkena genangan-genangan air yang disebabkan guyuran hujan tadi malam. Kemungkinan, ganteng-gantengnya sudah bocor. Ish dasar sekolahan miskin!

Bulu kuduk Alexa berdiri. Gadis itu menyentuh tengkuknya yang tiba-tiba tertiup angin. Ia menatap sekelilingnya gusar, mulai merasa was-was dengan keadaan.

Alexa tidak pernah melihat hantu atau kalangan iblis lainnya. Yak, tentu saja! Karena dia tidak mempunyai kelebihan seperti indigo, atau memiliki indera keenam yang intinya bisa melihat makhluk dari dunia lain.

Gadis itu mengedarkan pandangan berharap ada satu atau dua siswa/siswi yang ada disana. Jujur, Alexa gemetaran!

Apalagi saat mengingat, bahwa konon katanya koridor panjang inilah yang sering dipergunakan kuntilanak untuk menyeret rambut 100 meter nya dari gudang. Mama, toloooong!

Ditambah, mitos-mitos lainnya yang beredar, contohnya seperti ada kepala-kepala gaib tanpa tubuh yang tergantung di sisi-sisi dinding koridor dan organ-organ tubuh orang Belanda yang tergantung disana. Aish! Kenapa harus mengingat sih!

Alexa mempercepat laju langkahnya, ia harus cepat-cepat sampai dikantin atau setidaknya ditempat yang ramai akan orang-orang. Jika sepi seperti ini, dia___

Sebentar sebentar.....
Apa itu?
Mata Alexa memicing.

Dari kejauhan, dia melihat sesosok dengan aura maskulin yang pekat tengah berjalan berlawanan arah dengannya. Dia sesosok, yang menambah suasana kali ini kian menjadi horror stadium akhir!

DIRGANTARA (SELESAI)Where stories live. Discover now