15. Permulaan

12.4K 861 12
                                    

Aku itu suka kebablasan kalo nulis cerita ini geys><
Jadi nggak sadar udah 2000 word lebih-_-

Jangan lupa vote dan coment nya❤️

⚫HAPPY READING

Usai mengganti perban Alexa yang basah terkena darah, Ocha dan Chelsy kompak menggiring Alexa untuk segera masuk kedalam ruang kelasnya.

Melihat keadaan kacau Alexa, mereka jelas kasihan. Gadis itu memang tidak mengatakan apapun, namun gurat kekacauan begitu kentara dan terlihat jelas dikedua bola mata yang cerah bak rembulan.

Seolah, keadaan buruk itu terhalang oleh senyuman tipis yang senantiasa tersungging dibibir Alexa.

“Ocha, Chelsy, hari ini ada mapel apa aja? Aku lupa liat jadwal tadi pagi, soalnya buru-buru.” Alexa berkata setelah berhasil mendudukan diri dikursinya.

Chelsy berada diposisi paling depan, Alexa kedua dan Ocha yang ketiga. Mereka duduk tanpa pasangan, karena memang dari awal sudah ditentukan peraturannya.

Ocha bergegas menyeret kursinya agar lebih dekat dengan mereka. Biar ghibah nya lancar, aman terkendali.....

“Sejarah, matematika sama fisika.” Chelsy yang notabene gadis paling pinter, paling rajin sejuta umat akhirnya menjawab.

Gadis yang satu ini tidak akan pernah lupa jika untuk sekedar mengingat jadwal pelajaran saja, bahkan rumus matematika maupun fisika dapat ia  simpan rapat-rapat diotaknya. Seolah terus mengalir, layaknya sumber air.

“Emmm oke. Semoga aja, hari ini enggak ada ulangan harian, aku rada pusing soalnya,” kata Alexa memijit pelipisnya yang sedikit berdenyut dengan pelan.

Semenjak terlibat masalah dengan Dirga, kepalanya jadi sering pusing.

“Al,” panggil Ocha serius.

Alexa menoleh. “Kenapa, Ocha?” tanyanya santai.

“Dirga berulah lagi, sama kamu?”  Ocha bertanya to the point.

Alexa terdiam, setelah itu ia mengulum bibirnya agak lama. Kemudian gadis itu menghela didetik berikutnya. Percuma menutupi kebohongan, jika gurat itu sudah terlihat jelas dihadapan kedua sahabatnya.

“Iya. Masih simulasi, Ocha. Belum apa-apa,” jawab Alexa yang memang ada benarnya.

Ocha dan Chelsy bertatapan. Baru memasuki tahap simulasi, tetapi Alexa sudah terlihat sekacau ini. Dilain hati, mereka merasa gagal menjadi sahabat yang tidak bisa membantu apa-apa untuk temannya yang sedang kesusahan.

“Kamu kan tau, Cha. Masalah ini, nggak mungkin selesai, sebelum Dirga yang mutusin sendiri.”

*****

“SELAMAT PAGI, SELAMAT PAGI, SELAMAT PAGI!!” sapa pak Pramudi dengan semangat. Ia berjalan masuk ke ruang kelas, sembari menyapa.

“GOOD MORNING, GOOD MORNING, GOOD MORNING!!!” Jawab semua murid lantang.

Pramudi Suroso, beliau dikenal dengan panggilan Pram. Guru bertubuh besar bagai raksasa, yang memegang erat mapel biologi dikelas 12 IPS 4.

Guru yang terkenal akan kesabarannya dalam mengajar. Namun, jika sudah terlanjur emosi yang berujung kemurkaan, bisa-bisa bumi bergoyang mamah muda nantinya.

“BAGAIMANA KEADAAN KALIAN HARI INI ANAK-ANAK? SEHAT, ATAU PENYAKITAN?”

“PENYAKITAN PAK!!!” Serempak mereka semua.

DIRGANTARA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang