58. Malam kehancuran

8.4K 609 237
                                    

Tarik napassssh...

Dah, biarin. Nggak usah dihembusin lagi:)

Kenapa makin kesini coment nya surut?? Padahal, aku selalu semangat setiap update, kenapa kalian gini? Hiks-_

Kalo males spam coment, seenggaknya kasih 1 biji coment buat nyemangatin. Walaupun spam coment emang lebih baik;) Beneran, aku lemes tanpa dukungan kalian^_^

⚫HAPPY READING⚫

Kehadiran teman-teman Dirga yang tidak terencana, membuat sudut sisi ruang tamu rumahnya terasa ramai di sore hari. Adakalanya mereka bergurau, menggoda Alexa dan Tiffany yang merupakan perempuan dua orang diri.

Mereka sempat histeris, mengetahui bahwa Dirga sakit. Seolah beranggapan, bahwa Dirga bukan manusia biasa yang bisa sakit jasmani kapan saja.

Disore hari ini, kepala keluarga sang penghuni rumah masih belum pulang dari kantor. Mereka jelas tidak berani bertamu kerumah Dirga dengan sepengetahuan Toni, Ayahnya.

Bukan hanya sekedar takut, namun mereka juga tidak mau hilang kendali didepan orangtua yang seharusnya wajib mereka hormati. Karena Toni, jelas tidak akan suka melihat kehadiran mereka yang sudah seperti berandalan jalanan, dimatanya.

"Anjir, gerimis nyet! Motor butut gue kalo dibiarin kena air ujan bisa KAO!" ujar Cecep berdiri dengan tergesa.

Wahyu ikut berdiri cepat, menelan sisa makanan yang ia ambil dari toples kaca. "Gue juga sat! Mana kita taruhnya asal karena pengen liat kondisi bos lagi."

Ronald yang selanjutnya berdiri. "Yaudah ayo. Setau gue, ada parkiran beratap dihalaman rumah Dirga. Boleh kita ikut parkirin, Tante?" tanya Ronald memastikan. 

"Kalian ini. Apa perlu, minta izin dulu? Ambil gih, keburu hujannya deras. Tante juga mau ketoilet sebentar,"  lugas Tiffany dengan senyum simpul.

Ke empatnya beranjak, dan hendak berlari memindahkan motor sebelum hujan benar-benar menderas. Namun, tiba-tiba, Wahyu menarik rem laju larinya di tengah-tengah pintu dan berteriak.

"Eh Tan! Inget nih kata Wahyu. Jangan sekali-kali, biarin mereka berdua doang. Beneran deh! Tengah-tengah mereka genderuwo, bisa bahaya!" gurau Wahyu tergelak keras, kemudian ngacir bagai angin kentut.

Hal itu, sengaja Wahyu lontarkan agar mereka berdua tidak kebablasan, alias rem blong, seperti kejadian tadi, yang nyaris tertangkap basah.

Tiffany menggeleng pelan, disusul kekehan kecil. Wanita itu tetap berlalu, meninggalkan keduanya diruang tamu.

Sindiran Wahyu, nyatanya sukses membuat Alexa canggung sendiri. Gadis itu menoleh kesamping, dimana Dirga juga duduk disampingnya dengan sorot mata mengarah padanya.

"A-Apa?"

Dirga tersenyum sebentar. "Nggak papa. Wahyu bener," gumamnya.

*****

Weekend pagi, Alexa habiskan waktunya untuk menyumbangkan bantuan kecil kepada toko kue Ibunya, yang semakin hari melejitnya pelanggan berkembang pesat, hingga membesarkan nama toko dikalangan masyarakat.

Sekarang ini, toko tersebut tidak hanya berisikan kue-kue manis saja, namun juga makanan asin, pedas dan  vegetarian yang jelas sangat digemari banyak khalayak.

Karena sibuk dan merasa asik bisa membantu pelayan di toko, tak terasa waktu sore telah menerjang. Sudah waktunya, toko ini closed dan akan kembali open, pada pukul 06:30 besok. 

DIRGANTARA (SELESAI)Where stories live. Discover now