54. Pembuktian cinta

8.5K 707 125
                                    

Ayok dong cyin, jangan lemes. Kalo masih mau baca, keluarin semangat kalian buat nunggu cerita ini update. Dijamin, aku juga bakal ikut semangat!

Kasih vote dan coment sebanyak-banyaknya yah bebz💚

HAPPY READING

Sore ini, Dirga memutuskan untuk pulang terlebih dahulu mengambil barang yang tertinggal, sebelum pergi menyusul teman-teman nya yang sudah menunggu di markas. Dan jika sempat, ia akan mengganti seragamnya.

Brmm! Brmm!

Ketika gerbang dibuka, dan motornya masuk ke dalam pekarangan luas rumahnya, keningnya berkerut lantaran ada mobil lain berwarna putih yang Dirga yakini bukan milik Ayahnya.

Dengan berjalan setengah berlari, Dirga memasuki rumah yang saat ini pintu utamanya terbuka lebar. Bukan karena penasaran, tapi karena Dirga memang buru-buru ingin mengambil barang yang ia butuhkan dan segera melesat ke markas.

Sesampainya di dalam, Dirga mengedarkan pandangan mencari sesuatu yang terasa ganjal. Kenyataannya, memang ada beberapa orang, yang sibuk mengobrak-abrik tas berisikan alat-alat di lantai dan ada juga yang sibuk membersihkan kamar mandi, alias tukang sedot WC.

Suasana rumahnya sore ini, terasa beda dan cukup ramai dengan pekerja beda profesi yang berkumpul menjadi satu.

Dirga menoleh, memandang sebentar tangga lipat silver yang terletak disampingnya. Kemungkinan, itu berguna untuk memperbaiki sesuatu. Namun, dimana orang yang menaikinya, mungkinkah sedang pergi?

Drrt! Drrt!

Ponsel di sakunya bergetar. Dirga masih berdiri ditempat, lalu mengangkat panggilan dari Wahyu.

"Halo, bos?!"

"Hm,"

"Cepet kesini bos, gawat darurat!"

"Kenapa?"

"Galuh cari masalah bos! Dia buat keributan disini, anying banget emang tuh bocah!"

Entah telinganya yang salah dengar atau bagaimana, samar-samar Dirga mendengar bunyi aneh yang seakan-akan, suara itu menunjukan bahwa sesuatu akan segera terlepas perlahan-lahan.

Dirga sedikit mengedarkan pandangannya. Mencoba mencari tahu, bunyi apakah itu.

"Bos! Cepet kesini, elah. Galuh mencak-mencak nih, kaya orang kesurupan! Males gue ladeninnya. Ngajak baku hantam dia, kaya lawan sama orang nggak waras bos! Lo aja dah nih!"

"10 menit, gue sampai."

"Korting lah bos! 5 menit dah, 5 menit! Mules banget gue lama-lama liat mukanya, bisa muntaber gue bos."

Dirga menajamkan pendengaran, saat suara aneh itu semakin jelas. Ia berusaha abai, tapi tetap saja.

"Bos, woy! Kenapa diem?! Ini si Galuh semakin aktiv! Nyakar-nyakar gue nih, anjeng! Mana mukanya kaya ampas kelapa, hambar banget! Tai lo, Galuh!"

Dirga menghela panjang dengan ekspresi datar. Jika sudah menyangkut Galuh, berani jamin mereka pasti akan langsung pasrahkan semua tanggung jawab ke Dirga.

Galuh sengaja mencari masalah, karena tahu jika sang ketua adalah Dirga. Dirga yang termasuk kerabatnya, bisa menjadi Temeng untuk Galuh, menghabiskan waktu luangnya dengan mencari keributan. Dari awal, Galuh memang suka berbuat ulah.

Karena Galuh tau, semarah apapun Dirga kepadanya, dia tidak akan sampai membunuhnya karena Galuh, termasuk putra bungsu alias paling muda di keluarga Martinez. Permainan terasa lebih seru, kalau sasaran mati kutu dan tidak bisa apa-apa selain mengalah.

DIRGANTARA (SELESAI)Where stories live. Discover now