SE 34 || Cancel

10.9K 933 6
                                    

"Hoaammm..." dengan rambut acak-acakan dan muka bantalnya, Ara keluar dari kamar sambil meregangkan tubuhnya, sesekali juga menguap.

Gadis itu menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11.34, kemudian beralih menatap tiga manusia yang tidur berpelukan di karpet tebal ruang tv.

Ia tersenyum melangkahkan kakinya menuju sofa yang ada disana. Ara mendudukkan bokongnya di sofa yang tepat berada disamping ketiga manusia itu, hingga ia bisa melihat jelas wajah damai mereka.

Vino berada di tengah-tengah antara Elsa dan Alifka, Alifka tidur dengan berbantalkan lengan kiri Vino, dan Elsa memeluk Vino bagaikan bantal guling dengan posisi wajah yang bersembunyi di ketiak Vino.

Ara terus memperhatikan mereka hingga tak sadar melamun. "Setelah hidup 17 tahun di dunia, kapan terakhir kali aku tidur bersama kedua orang tuaku, yah? Entahlah... Mungkin sebelum kehadiran Varo. Hmm... Lagi-lagi Varo, selalu saja... Huft..."

Sadar dari lamunannya, Ara bangkit kembali ke kamar untuk membenahi dirinya yang masih acak-acakan.

🍃🍃🍃

"Eh? Udah bangun?" Ara yang baru keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya, terkejut kehadiran Elsa yang duduk di pinggiran kasur dengan rambut yang menutupi sebagian wajahnya.

Elsa mengangguk lalu berjalan sempoyongan menuju kamar mandi sambil mendumel. "Kakak ngapain aja sih, di kamar mandi? Hampir sejam aku nungguin, lama banget. Ck! Dasar cewek!"

Ara menatap bingung gadis itu kemudian terkekeh pelan. "Kamu juga cewek, El kalau kamu lupa! Tadi aku berendam dulu, makanya lama."

Elsa menepuk keningnya kemudian nyengir ke arah Ara. "Iya yah? Aku kan juga cewek. Aduh... Kok tiba-tiba lupa, yah?"

Ara menggelengkan kepalanya. "Ada-ada aja kelakuannya si Elsa." gumamnya pelan. "Makanya kumpulin nyawa dulu yang bener!" ucapnya lalu keluar kamar menuju dapur.

Niatnya ingin membuat makan siang untuk mereka semua, tapi ternyata meja makan sudah terisi berbagai jenis makanan. Gadis itu mendekati Alifka yang sibuk menata makanan.

"Ara bisa bantu apa nih, mi?"

Alifka menatap Ara dengan senyumnya. "Gak usah, duduk aja. Udah mau selesai kok!" Ara mengangguk patuh lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi. Ia bertopang dagu menatap Alifka yang berseliweran menata masakannya di meja makan.

Drrtt... Drrtt..

"Ra, itu hp kamu bunyi!" tegur Alifka kepada Ara yang sibuk melamun.

"Eh? Oh iya! Gak kedengeran, hehe..."

Bang Alshad is calling...

"Hallo?"

"Hallo, dek, abang denger kamu ada di Itali, bener?" tanya Alshad.

"Iya bener, kenapa?"

"Ini, ada beberapa berkas penting mengenai Queen Foundation yang perlu kamu tanda tangani, dan juga, meeting investor yang harus kamu ikuti."

"Kapan berkas itu harus di selesaikan?"

"Paling tidak besok lusa semuanya harus selesai."

"Meeting dengan investor gak bisa abang wakilkan?"

"Untuk kali ini gak bisa, pihak Wilbert Company bersikeras meminta kamu hadir." Ara mengepalkan tangannya sambil memejamkan matanya.



Mohon maaf mengganggu aktivitas membaca kamu🙏🏻

Sebagian cerita ini telah di hapus demi kepentingan penerbitan🙏🏻

Kalau kalian pengen cerita lengkapnya, silahkan tunggu pre-order bukunya.

Info lebih lanjut mengenai kapan PO-nya berlangsung, silahkan pantau cerita ini terus atau ig aku @nurarifani_ dan ig penerbitnya @nezhapublisher

Sampai bertemu dengan Ara / Aquinsha Arala Wilbert versi cetak👋🏻

Side Effect [END]Where stories live. Discover now