SE 12 || Usaha Mengenyahkan Nenek Lampir (2)

15.8K 1.4K 43
                                    

Ara memasuki kelasnya diikuti kelima sahabatnya disambut dengan riuhnya tepuk tangan teman sekelasnya.

Hebat Qui!

Lo keren banget Qui!

Gue salut sama keberanian lo Qui!

Dengan begini kelas kita gak bakalan dipandang sebelah mata lagi!

THANK YOU QUI!!!

Ara hanya tersenyum mengangguk menanggapi pujian teman sekelasnya.

Bel istirahat berbunyi. Ara celingukan menatap kelima sahabatnya. Ternyata mereka semua tengah membereskan alat tulisnya.

Ara menunggu mereka mengeluarkan bekal. Namun, ternyata kelima sahabatnya kompak tak membawa bekal. Hal itu sontak membuat Ara menatap mereka heran.

"Kalian gak bawa bekal?" tanya Ara pada kelima sahabatnya yang kini sudah berdiri mengelilinginya.

"Emang lo bawa?" bukannya menjawab, Ryan malah bertanya balik.

Ara nyengir lebar sambil mengusap lengannya sendiri. "Lupa, hehe..." jawabnya cengengesan.

"Nah, karena lo gak pernah bawa bekal, jadi kita mutusin, mulai sekarang akan makan dikantin. Bareng lo!" ucap Zeno merangkul bahu Ara.

"Iya! Karena kita juga tahu, kalau kita makan di kantin bareng sama lo, kita bakalan aman, hehe!... Kan ada bodyguard lo! Ye gak boss?" kalimat terakhir Lio sebutkan dengan berbisik di sebelah Ara, setelah itu, Lio ikut merangkul Ara yang tengah di rangkul oleh Zeno.

Ara melepaskan rangkulan Zeno dan juga Lio dengan paksa. "Dih, payah! Minta perlindungan sama orang lain! Banci!" Zeno dan Lio menganga mendengar ucapan Ara. Sedangkan gadis itu beralih merangkul Bella dan juga Zeline.

"Katanya kalian yang bakalan jagain kita, kok sekarang malah minta perlindungan?" tanya Ara dengan senyum meremehkan ke arah tiga sahabat laki-lakinya itu, Zeline dan Bella ikut-ikutan bersedekap dan berdehem membenarkan.

Ketiga laki-laki itu juga saling merangkul. "Oh, iya yah! Kalau gitu kita bakalan buktiin! Yoi gak bro?" tanya Lio yang tengah merangkul Ryan dan juga Zeno. Kedua pria itu berdehem.

"Yaudah, kantin yokk!!"

"Ayookk!!" sorak mereka semangat lalu berjalan berdampingan menuju kantin.

Saat memasuki area kantin, mereka berenam langsung menjadi sorotan. Hanya karena mereka para murid IX. IPA 4 jarang, bahkan sangat jarang menginjakkan kaki di kantin, tapi saat ini. Mereka berombongan masuk ke kantin dengan santainya.

Pengaruh Ara masuk di Aquinshavar School bahkan di kelas IX. IPA 4 membawa dampak yang sangat jelas.

"Serasa jadi artis gue, diliatin mulu dari tadi!" bisik Bella pada teman-temannya. Hal itu sontak membuat mereka semua tertawa.

"Kalian harus siap tersorot, karena menjadi teman dekat seorang Aquinsha Allura, haha..." Ara tertawa anggung seorang diri menyombongkan dirinya. Hal itu membuat Zeno melemparinya gulungan tisu.

"Songong amat lu, Jamile!" mereka kembali tertawa kecuali Ara yang memandang sengit Zeno dengan wajah cemberut.

"Nono! Jangan panggil gitu, ihh!!" kesal Ara dengan wajah yang sangat lucu.

Karena ekspresinya yang lucu seperti itu, membuat Zeno semakin menjahilinya. "Jamile ngambek... Jamile ngambek..." ledek Zeno.

"Nono! Motor lo mau gue ancurin sekarang juga, hah?!" ancam Ara dengan wajah seriusnya membuat Zeno mendelik dengan wajah berubah manyun.

Side Effect [END]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα