SE 8 || Duo Krucil~Ervand Dan Eirene

18.3K 1.5K 22
                                    

Ara terbangun karena terganggu oleh rasa geli di pinggangnya. Saat ia melihat penyebabnya, ternyata ada tangan-tangan kecil yang memeluknya.

Ia tersenyum tipis dengan mata terpejam, selalu saja seperti ini. Rasanya ia seperti sudah memiliki anak saja.

Ara membuka matanya menatap bergantian sepasang bocah kembar yang dipanggilnya dengan sebutan duo bocah krucil. Kedua tangannya terangkat mengelus pipi tembem kedua keponakannya itu yang tertidur memeluk tubuhnya.

Ini bukan pertama kalinya terjadi, justru sangat sering. Kedua bocah tersebut sangat menempel pada Ara.

Ceklek...

Pintu kamar Ara terbuka membuat Ara mengalihkan pandangannya pada Chieren yang membuka pintu.

Wanita keturunan Australia-Indonesia itu tersenyum pada Ara yang juga membalas senyumnya.

"Sudah terbangun rupanya, bagaimana keadaanmu?" suara lembut wanita itu selalu menghangatkan hati Ara yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya.

"Sudah lebih baik dari sebelumnya." Chieren mengangguk lalu duduk di tepi ranjang. Tangannya terangkat membelai lembut puncak kepala Ara.

Ara memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut Chieren. "Kakak gak keberatan tinggal disini?" tanya Ara membuka matanya menatap Chieren yang tersenyum lembut ke arahnya.

"Kenapa harus keberatan? Justru kakak merasa senang bisa tinggal disini. Kakak juga masih memiliki darah Indonesia jika kamu lupa." Ara terkekeh mendengar jawaban Chieren.

"Ah, iya! Sejak kapan mereka tertidur disini?"

"Tak lama setelah kamu tertidur mungkin. Mereka sudah merengek ingin tidur bersamamu sejak semalam, tapi daddy mereka melarang takut kamu terganggu katanya." Ara hanya mangut-mangut menatap kedua keponakannya yang mulai mengerjabkan matanya.

"Mom?" panggil Ervand yang sadar terlebih dahulu.

"Iya sayang?" Ervand langsung bangun dari tidurnya dan beranjak ke pangkuan Chieren dan memeluk mommynya itu. "Masih ngantuk yah?" Ervand hanya mengangguk dengan mata terpejam.

"Kak Queen?" panggil Eirene dengan suara serak, kepalanya mengadah memandang Ara yang asik memperhatikan Ervand dipelukan Chieren.

"Yes, baby?" Ara langsung bangun dari tidurnya lalu mengangkat Eirene ke pangkuannya. "Kenapa memandangku seperti itu? Aku cantik yah?" tanya Ara kepada Eirene yang terus memandangi wajahnya.

Eirene mengangguk lucu membuat Ara terkekeh dan juga Chieren mengembangkan senyumnya. "Kak Queen celalu cantik. Eilene kangen cama kak Queen." Eirene langsung memeluk tubuh Ara dengan erat.

"Aaahh... Kau juga selalu cantik, baby! Kakak juga merindukanmu sayang! Emm... Sayangnya kak Queen! Kiss dulu dong!" Ara mengarahkan pipinya ke wajah Eirene.

Eirene mendongak menatap Ara dengan senyum di wajahnya. "Belum gocok gigi, bau." jawabnya lucu dengan sebelah tangan menutup mulutnya dan sebelahnya lagi mengusap pipi Ara.

Ara dan Chieren terkekeh mendengar ucapan Eirene. "Gak papa. Ayo kiss dulu!"

Eirene pun berdiri memegang kedua pundak Ara lalu mencium kedua pipi gadis itu dengan lembut.

Cup! Cup!

"Elpand juga mau kiss mami!" seru Ervand tiba-tiba membuat Ara menoleh ke arah Ervand yang sudah memengang sebelah bahunya.

Senyum manis yang terlihat jelas diwajah Ara sebelumnya berubah menjadi senyum masam saat Ervand memanggilnya 'mami'. Melihat itu, Chieren jadi tertawa sendiri.

Side Effect [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt