SE 1 || Aquinsha Arala Wilbert

41.2K 2.6K 78
                                    

Seorang gadis dengan kacamata yang bertengger dihidung lancipnya menatap foto keluarganya 12 tahun lalu. Bukan tanpa sebab ia menatap foto itu, tapi karena ia merindukan keutuhan dan keharmonisan keluarganya yang hancur bersamaan dengan hancurnya hidupnya.
Ia hanya bisa tersenyum miris menatap foto itu. Foto terakhir keluarganya dengan formasi lengkap. Ada dirinya dengan kedua orang tuanya dan adiknya yang saat itu baru berumur 4 tahun dan dirinya berumur 6 tahun. Foto yang diambil sebulan sebelum perginya sang mommy dari rumah.

Tanpa sadar, gadis itu mengusap wajah kedua orang tuanya dan adiknya yang terpampang di foto itu. "Do you miss me?" gumamnya dengan tangan yang terus mengusap foto itu.

Tok! Tok!

Gadis itu langsung meletakkan foto itu ke dalam laci mejanya, lalu menegakkan posisi duduknya dan berpura-pura membaca sebuah berkas. "Masuk!" titahnya kepada si pengetuk pintu.

"Maaf mengganggu nona, an-"

"Berapa kali aku harus mengulangnya, kak?! Jangan berbicara formal kepadaku jika sedang berdua! Aku sudah menganggapmu sebagai kakakku sendiri! Jadi berhentilah berbicara formal denganku jika hanya kita berdua dalam sebuah ruangan!" kesal gadis itu pada sekertarisnya.

"Hehehe... habisnya wajahmu sangat tegang, haha... seperti orang kepergok buka puasa diem-diem! Hahaha..." balas sekertaris gadis itu dengan tawa khasnya.

Gadis itu hanya mendengus sebal dengan ucapan sekertarisnya yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri.

"Jadi?"

"Jadi... yah! aku hampir saja melupakan tujuan kedatanganku. Aku hanya ingin menanyakan keadaanmu. Apa kau butuh sesuatu?" tanya sang sekertaris dan hanya dijawab gelengan oleh gadis itu.

"Apa masih ada berkas yang harus aku tanda tangani setelah ini?"

"Sudah tidak ada. Apa kau ingin pulang?"

"Iya, aku benar-benar lelah setelah berperang dengan berkas-berkas yang kau berikan!" sang sekertaris hanya bisa meringis mendengar keluhan bosnya. Dia pun merasakan hal yang sama. Mau bagaimana lagi? Itu sudah menjadi resiko baginya dan juga sang bos yang merupakan pemilik perusahaan nomor 1 di Dunia.

"Kalau kau lelah, pulanglah! Jangan sampai kondisi kesehatanmu menurun! Pekerjaan kantor akan aku urus bersama kedua sekertarismu yang lain!"

"Terima kasih, kau memang sekertaris dan juga saudariku yang sangat perhatian dan juga pengertian, hehe... Silahkan kabari aku jika memang kondisinya sangat membutuhkan aku. Tapi jika ada rapat dengan klien, kalian bertiga tahu apa yang harus kalian lakukan! Right?!"

"Siap laksanakan nona!" seru sang sekertaris semangat dengan memperagakan gerakan hormat kepada sang komandan.

"Oh, iya! Apa kau sudah mengurus kepindahanku ke sekolah baruku?"

"Iya, tapi kenapa kau ingin sekolah lagi? Bukannya kau sudah lulus sekolah di Inggris?" Tanya sang sekertaris heran kepada bosnya itu.

"Yah... aku hanya ingin merasakan menjadi remaja seusiaku kak, yang katanya masa putih abu-abu itu adalah masa yang akan sangat sulit dilupakan, aku ingin merasakan itu. Karena sedari kecil, waktuku hanya kuhabiskan dengan setumpuk buku, aku bersekolah lagi hanya ingin merasakan masa remaja seperti remaja pada umumnya. Bukan nilai akademiknya yang aku kejar, tapi kenangan manisnya menjalani hari-hari bersama teman-teman yang seusia denganku." jelas gadis itu tersenyum getir kearah sang sekertaris yang menatapnya sendu.

"Maafkan kakak membuatmu sedih!" ujar sang sekertaris merasa bersalah.

"Hei, kenapa seorang Keysheva Azura berujar seperti itu? Kak, kau jangan merasa bersalah, ini bukan salahmu! Wajar kau menanyakan itu, aku tahu kakak pasti khawatir dengan kesehatanku karena jadwal yang terlalu padat. Jadi, janganlah merasa bersalah kakakku sayang!" ujar gadis itu sebelum beranjak memeluk sang sekertaris.

Side Effect [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang