SE 10 || SERIUSAN?!

16.9K 1.5K 20
                                    

Bel pulang telah berbunyi, kini Ara dan kelima sahabatnya tengah berjalan ke arah parkiran menuju kendaraan masing-masing. Ara sudah mengendarai mobilnya sendiri kali ini, tapi tetap dijaga ketat oleh beberapa bodyguard yang menyamar seperti orang biasa.

"Kita mampir ke cafe dulu, deh! Laper gue!" usul Ryan.

"Makan mulu lo!" ejek Zeno. Ryan hanya menatap sinis Zeno.

"Kuylah! Kita kan belum pernah nongki bareng!" ujar Bella riang.

"Yaudah, di cafe mana?" tanya Ara.

"Di cafe abang gue aja yuk!" usul Lio dan diangguki oleh kelima sahabatnya.

Mereka pun menjalankan kendaraan masing-masing. Tanpa mereka sadari, seseorang yang berada diparkiran itu mendengar percakapan mereka, dan orang itu diam-diam mengikuti mereka.

🍃🍃🍃

Para pengunjung cafe milik kakaknya Lio mendadak riuh karena kehadiran tiga mobil sport dan juga tiga motor sport secara bersamaan.

Pandangan mereka tak lepas dari keenam siswa yang masih menggunakan seragam sekolah mereka turun dari kendaraan mewah milik masing-masing.

Dan dengan santainya keenam pemuda-pemudi itu memasuki cafe tanpa memperdulikan tatapan para pengunjung cafe.

Mereka memilih meja paling pojok untuk menikmati santapan siang mereka.

Setelah makanan serta minuman mereka tersedia diatas meja, mereka pun menikmatinya sambil bercanda, kadang tawa mereka menjadi pusat perhatian mereka saking kencangnya. Apalagi jika Bella, Zeno, dan Lio sudah beraksi, suara mereka sampai hampir mengisi cafe tersebut. Bayangin aja sendiri, kalau tidak ada Lio ditengah-tengah mereka yang notabenenya adalah adik pemilik cafe tersebut, mungkin mereka sudah di usir paksa dari cafe itu.

"Sumpah, yah Bel! Lo tuh kenapa sih hari ini kok absurd banget! Perut gue sakit ngakak mulu!" ujar Zeline sambil memegang perutnya.

"Gue lucu yah? Oohh... Terima kasihhhh... Bella emang lucu tau!" balas Bella dengan gaya seolah-olah tersipu malu sambil menepuk pelan lengan Zeline yang kembali tertawa karena tingkah alaynya.

"Dih! Najisun! Lucu dari mane lu? Diliat dari lubang pantat sapi?!" ejek Zeno sambil melempari Bella dengan kentang goreng.

"Ihh, Nono ngomong jorok! Bella gak laik!"

"Alay banget lu, Bellek! Bella jelek!" ejek Lio. Entah mengapa hari ini Bella menjadi bahan olok-olokan mereka.

"Udah! Udah! Tuh, ada yang mau nyanyi! Liat deh!" lerai Ryan membuat mereka mengalihkan pandangan pada band di cafe tersebut.

Mereka terkejut saat menyadari jika orang tersebut memakai seragam yang sama seperti mereka. Dan lebih terkejut lagi saat melihat orang tersebut ternyata adalah Varo, dan pemuda itu menatap ke arah mereka. Tepatnya Ara dan tersenyum lembut. Ara terpaku dengan senyum adiknya itu yang menyampaikan ketulusan.

Varo mulai memegang mic. "Lagu ini, saya persembahkan untuk orang yang jauh disana, yang selalu saya rindukan, dan selalu saya sayangi, walaupun dia, tahu ataupun tidak." tidak ada tatapan dingin, yang ada disana hanyalah tatapan sendu.

Pria dingin itu menundukkan wajahnya sebentar, tangannya bergerak ke arah wajahnya. Sepertinya pria itu mengusap air matanya.

I'm jealous of the rain
Aku cemburu pada hujan


That falls upon your skin
Yang jatuh di kulitmu

It's closer than my hands have been
Ia lebih dekat daripada tanganku dulu

Side Effect [END]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα