28-Persahabatan

73 12 0
                                    

Happy reading:)

Dikhianati sahabat itu
lebih sakit dari pada
dikhianati orang lain.
~Keynan Levano

***

Hujan deras membasahi area SMA Ganesha. Diiringi bisingnya suara air yang bersentuhan langsung oleh tanah.

Suasana riuh selalu hinggap setiap kali Stella lewat dikoridor depan kelas IPS. Itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

Ini masih sangat pagi, tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Sepertinya, kali ini hujannya sangat awet. Deras, diiringi suara petir yang membuat beberapa siswi menjerit ketakutan setiap kali mendengarnya.

Hmmm...  Astraphobia apa gimana? Batin Stella seraya mendengus geli. Melihat mereka bertingkah seperti itu, malah seakan-akan adalah hal lucu yang wajib ditertawakan. Bukan apa, Stella itu selain humornya receh, dia juga sering tertawa jika melihat orang lain kesusahan, mungkin baginya lucu?

Agak sedikit heran melihat beberapa siswi itu. Bahkan ada yang menjerit histeris sembari menutup telinganya. Semenyeramkan itukah, petir bagi mereka?

Dering ponsel memekakkan telinga Stella. Pasalnya, dia lupa mengecilkan volume nada dering ponselnya semalam.

Sudah menjadi kebiasaan bagi gadis itu mensetting volume sangat tinggi, setidaknya agar dapat membangunkan tidurnya dipagi hari. Walau setelah dimatikan, lalu dia tidur lagi.

"Halo, apaan dah?"

"Ada wali kelas nih..." terdengar suara Aileen setengah berbisik diseberang sana.

Info dari Aileen barusan, sukses membuat Stella panik lalu melihat jam yang melingkar indah ditangannya. "Lo bohongin gue?! Ini masih jam enam!!!" kesal Stella.

"Enggak, Stell... Gue serius!!! Mau vidcall?"

Tanpa menunggu jawaban dari Stella, Aileen merubah panggilan mereka menjadi video call. "Tuh liat, kerajinan banget gak sih, pagi-pagi masuk kelas?"

Deg!!!

Panggilan Stella putuskan sepihak. Stella bergegas lari menuju ke kelasnya. Stella takut ketinggalan info penting dari wali kelasnya.

Brukkk!!!

Sial! Siapa yang menghalangi jalannya? Tidak tahu apa, Stella sedang terburu-buru begini. "Arghhhh sia------"

Seketika Stella terbelalak melihat pemandangan indah didepannya ini. Tanpa berkedip sedikitpun, bahkan Stella melupakan tujuannya lari-lari tadi sampai menubruk orang.

"KALIAN?!" pekik Stella setelah tersadar dari ekspektasi-nya. Memang, otak Stella dipenuhi oleh khayalan-khayalan yang membuat dia menjadi perilis novel romance diusianya yang terbilang muda ini.

Refleks, Ally membekap mulut Stella agar tidak merusak gendang telinga siapa pun yang mendengarkan pekikkannya. "Shtttttt!!!"

"Iya." jawab Leon seakan bisa membaca isi kepala Stella.

"SUMPAH DEMI APAPUN?! Akhirnya sahabat gue punya pacar untuk yang pertama kalinya?!??!?!? PJ WOYYYYY PJ!!!!!" teriaknya histeris, semakin menjadi-jadi saja.

AURISTELLA (LENGKAP)Where stories live. Discover now