15-Reason

94 10 10
                                    

Sebenarnya lagi males nulis.
Tapi, daripada ngegantung kaya hubunganmu sama doi wkwk><

______________________________________

Happy reading:)

Mending don't care,
daripada sok care
cuma buat tepe-tepe.
~Auristella Grizelle

***

Bukan suatu hal yang salah, bukan, jika didalam persahabatan sering terjadi perbedaan? Panas yang menyengat, ditambah lagi perdebatan sengit ini.

"Gue maunya ke cafe, gak ketaman!" keukeuh Stella menentang pendapat Ally.

Menyaksikan kedua temannya bertengkar, Aileen, Bintang, Kaila, dan Zael----sahabat yang dulu satu SMP dengan Stella----kesal sendiri.

Bukannya tidak mau mengingatkan, apalagi notabene-nya Bintang itu yang paling tua daripada mereka, dan dia juga kakak kandung Ally. Sedari tadi, Bintang sudah berusaha untuk melerai mereka berdua, tetapi malah dia yang disalahkan.

"Lha? Kemarin kan udah jelas-jelas janjian ketaman." Ally tetap bersikeras melawan Stella.

Stella yang orangnya tidak pernah mau kalah jika berdebat, tetap saja ngeyel. Memang janjiannya ditaman, tetapi melihat cuaca yang sangat terik begini, masa mau ketaman? Bisa-bisa mereka semua kepanasan.

Tahan, Stella pasti bisa memenangkan perdebatan sengit ini. "Stop, gak?!" sentak Zael membuat mereka berdua hendak melawan. "Atau gue pulang." ancam Zael, Stella dan Ally bungkam.

Pasalnya, Zael itu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Zael sudah beberapa kali hangout bareng Stella CS, makanya mereka semua sudah hafal tabiat Zael, siswa teladan di SMK Kenanga.

"Udah, deh. Perasaan ribut mulu setiap ketemu. Kita itu mau seneng-seneng." peringat Bintang, lagi dan lagi. "Mending kita ke cafe aja. Soalnya panas, lo mau item?" tanya Bintang pada adiknya.

Ally menghela nafasnya berat. Lagi-lagi dia harus kalah debat dengan Stella. Pintar sekali dia memainkan logikanya.

Lain kali, pasti Ally yang akan memenangkan perdebatan. Lihat saja nanti. Ally mendengus, "yaudah, ayo!" ajak Ally kesal setengah hidup.

Melihat Ally kalah, Stella tertawa puas. Untuk kesekian kalinya, dia memenangkan perdebatan. Tidak dengan Ally, tidak dengan yang lain, pasti Stella menang.

"Cusss!!" seru Stella masih tidak bisa meredakan tawanya.

"Heh, awas!" ujar Zael saat melihat ada mobil yang hampir menyerempet Stella.

Refleks, Ally tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Stella tertegun. Tubuhnya mematung. Rasanya kejadian barusan masih saja terlintas dipikirannya.

Andai saja Zael tidak memperingatkannya, mungkin Stella sudah terkapar penuh darah disitu.

Melihat adiknya yang masih saja tertawa kencang, Bintang menepuk bahunya. "Seneng banget bersenang-senang diatas penderitaan orang." sindir Bintang.

"Hahaha itu namanya karma tahu. Tadi siapa yang bersikeras nentang gue." gelak tawa Ally tidak kunjung reda.

"Btw, lo gak pa-pa?" tanya Ally sembari merangkul pundak Stella akrab.

Walaupun mereka berdua sering bertengkar, mereka itu akrab satu sama lain. Tidak ada yang namanya permusuhan yang benar-benar mendarah daging.

Kadang, Bintang heran dengan tindakan mereka berdua yang sering sekali membuat ulah dan membuatnya cemas.

Tapi disisi lain, Bintang ikut bahagia melihat adiknya akhirnya bisa menemukan sahabat seperti Stella. Jadi, Bintang tidak perlu khawatir.

Walaupun Stella terlihat waras-waras saja, Stella itu sebenarnya bobroknya minta ditabok.

***

"Guys! Cafe Mentari, yok!!!" ajak Angga yang langsung disetujui oleh keempat teman-temannya.

Mereka berlima naik mobil yang dibawa oleh Leon. Mau bagaimana lagi, diantara mereka berlima, mobil Leon adalah mobil yang paling nyaman.

Lihat saja, begitu rapi dan bersihnya mobil Leon. Sehingga mereka berlima sering sekali memilih mobil Leon untuk hangout atau sekadar pergi kesekolah bersama.

Semerbak wangi tercium saat mereka membuka pintu mobil. Memang, Leon itu lelaki idaman yang diimpi-impikan semua cewek.

Dari segi penampilam, Leon itu kece badai. Kalau dari segi otak, Leon itu sebenarnya berada dibawah Angga sedikit, sebelas duabelas lah dengan Angga. Leon anaknya juga rapi dan cinta kebersihan.

Kalau romantis, bisa dipastikan Leon itu orangnya romantis. Dia sering dijadikan tempat keluh kesah teman-temannya saat mereka bingung menghadapi percintaan.

Walau begitu, Leon itu jomblo sejak lahir. Kata-kata "kadang orang jago soal percintaan, padahal dia jomblo" itu memang benar.

Leon is perfect boy. Jangan ditanya keluarganya, Leon itu anak orang kaya yang tidak pernah sombong. Sangat berbeda dengan anak orang kaya pada umumnya.

Sesampainya di cafe Mentari, mereka turun dari mobil lalu berjalan beriringan masuk kedalam.

Tunggu! Mata Angga seperti menangkap sosok cewek yang sangat familiar. "Bentar, deh. Ayo gabung ke meja nomer 27." intruksi Angga.

"Itu kan Stella CS!" seru Evan bersemangat.

Telmi sekali makhluk macam Evan. Bahkan, teman-temannya sudah daritadi menyadari keberadaan Stella dan teman-temannya disitu.

Cafe Mentari itu sangat enak untuk dijadikan tongkrongan anak remaja seusia mereka. Tempatnya luas, seru, dan nyaman. Tak lupa mengalun melodi indah yang sengaja diputar untuk para pengunjung cafe.

"Stella." panggil Leon membuat seluruh pasang mata menatapnya kaget.

Sebentar, Leon barusan memanggil Stella? Ini keanehan kedua yang membuat teman-teman Leon kaget.

"Yon, lo gak boleh suka sama Stella! Stella itu punya gue!" bisik Evan menekankan setiap ucapannya. Belum apa-apa, Evan sudah meng-klaim bahwa Stella adalah miliknya, aneh.

Leon tersenyum kikuk. Apa-apaan ancaman Evan barusan? Seperti anak kecil saja. Leon tidak suka dengan sikap childish yang dimiliki oleh Evan. Dia terlalu berlebihan dalam menyikapi permasalahan.

"Oh, lo, Yon. Sini gabung!" sahut Stella semakin mendapat tatapan aneh dari teman-temannya dan teman-teman Leon. Apalagi saat Stella mempersilahkan Leon and the gank untuk gabung dengannya.

"Bukannya lo mau mainin yang itu, ya?" tanya Bintang terheran dengan nada berbisik agar tidak kedengaran.

Stella menyeringai. "Lihat aja ntar. Bukan yang itu, tapi yang itu tuh." Bintang mengangguk mengerti. Sedetik kemudian, gelak tawa berderai, mereka ber-tos ria.

Sedangkan yang lainnya memandang curiga kearah mereka berdua. Ally dan Aileen sepertinya tahu rencana mereka berdua yang sangat mencurigakan itu.

***

Salam sayang,
Chyni_Ar

AURISTELLA (LENGKAP)Kde žijí příběhy. Začni objevovat