23-Lie

81 11 0
                                    

Happy reading:)

Katanya, apapun yang diawali
dengan kebohongan itu tidak baik. Lantas, dengan cara apalagi gue memperbaiki semua ini?
~Anggara Zardi

***

Mungkin, siapapun yang melihat tingkah laku Zeline akan menganggap bahwa dia adalah makhluk paling menjengkelkan didunia ini. Padahal, dia punya alasan tersendiri atas semua ini.

Bagi seorang gadis yang baru menginjakkan dirinya dibangku SMA ini, semua orang didunia hanya bisa berasumsi yang tidak-tidak. Nyatanya, tidak semua orang seperti itu.

"Hari yang melelahkan. Bersandiwara didepan semua orang, ternyata bikin gue capek parah." keluhnya disela-sela menyisir rambut.

Zeline pemperhatikan wajahnya didepan cermin dengan intens. Dia tidak ingin semuanya terlewat. Bahkan, dia benci akan ketidaksempurnaan.

Semenjak saat itu, hidupnya penuh dengan drama-drama melankolis. Dia benci semua ini. Tetapi, apa boleh buat? Zeline harus melakukannya.

Sudah terbiasa ditemani oleh kesendirian, Zeline melenggang keluar kamar mandi yang terbilang jauh dari kelasnya.

Sengaja, dia memilih kamar mandi yang dekat dengan kelas X Mipa 8, karena semata-mata dia ingin memantau keadaan Stella. Apakah dia baik-baik saja, atau justru dia sengsara?

Saat melihat Stella tertawa tanpa beban bersama dengan teman-temannya, Zeline tersenyum sinis. "Kenapa lo selalu bahagia diatas penderitaan gue, sialan?!" umpatnya pelan.

"Siapa yang sialan?" tanya seseorang dibelakang Zeline, membuat Zeline sangat terkejut.

Damn! Zeline tertangkap basah. Bagaimana ini? Dia tidak boleh membuat orang lain menganggapnya jahat. Dia harus selalu terlihat sempurna dimata orang lain! Harus!

"Eng----eng---enggak kok. Bukan apa-apa!" jawabnya gelagapan didepan seorang pria yang dia yakini adalah Kakak kelasnya.

Orang tersebut manggut-manggut sembari menyentuh dagunya. "Dari kapan lo jadi secret admirer-nya Stella?" tanyanya frontal.

Rupanya, Zeline kembali tertohok dengan pertanyaan orang itu. Zeline meneguk salivanya dengan susah payah. Dia terkesiap saat Kakak kelasnya ini terang-terangan bertanya begitu padanya.

Zeline pengerjapkan matanya berkali-kali seraya memikirkan jawaban yang tepat agar orang itu tidak curiga. "Ah enggak kok, Kak. Tadi aku cuma gak sengaja lewat, terus lihat Stella." alibinya. "Btw, nama Kakak siapa? Terus kelas berapa?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Mereka berdua saling adu tatapan. Tidak ada yang mau memutus kontak mata barusan. "Gue Van. Anak kelas sebelas, temennya Angga."

"Oh, Kak Devan anak XI IPS 3, kan?" mata Zeline berbinar.

Van mengangguk mengiyakan. "Panggil Van aja biar akrab." ujarnya. Zeline mengangguk semangat. "Lo lupa sama gue?" tanya Van lagi.

Maksud Van apa? Apa Zeline pernah bertemu dengan Van sebelumnya? Perasaan, Zeline belum pernah bertemu dengan Van. Zeline tahu Van saja saat perkenalan Kakak kelas sewaktu MPLS dulu.

AURISTELLA (LENGKAP)Where stories live. Discover now