21-Hadiah

76 10 0
                                    

Happy reading:)

Melihat semua itu,
seakan disetrum dengan listrik
yang mampu membuat aliran
darah gue berubah membeku.
~Auristella Grizelle

***

Arloji yang melingkar di pergelangan tangan Stella menunjukkan pukul satu dini hari. Dia masih bersenang-senang menghabiskan malamnya di diskotik.

Besok hari Senin. Bahkan, Stella tidak peduli dengan itu semua. Yang Stella inginkan saat ini hanyalah beberapa teguk minuman yang mampu membuatnya terbang tinggi. Atau, mungkin beberapa botol minuman?

Ini bukan kesekian kalinya Stella bertindak seperti itu. Tetapi, ini untuk yang pertama kalinya. Masalahnya hari ini, mampu membuatnya bertindak diluar batas.

"Gue gak pantes...hik hik... jadi bagian dari... hik... keluarga kalian... hik hik..." racaunya sembari meneguk satu gelas habis minuman yang dia pesan.

Mungkin lebih dari lima botol minuman beralkohol dengan dosis tinggi yang telah masuk ke tubuh gadis itu.

Malam yang ramai ditemani dengan musik yang dimainkan langsung oleh DJ. Banyak pria maupun wanita yang terbilang dewasa sedang menari di dance floor.

Stella tidak berminat untuk bergabung dengan mereka. Dia tetap bertahan di bar menghabiskan minumannya. Dia ternyata kuat minum. Padahal ini baru yang pertama kalinya dia minum minuman beralkohol.

"Satu botol lagi, Bang!" ujarnya setengah sadar kepada bartender.

Mendengar gadis cantik itu kembali memesan minuman, pria itu tidak habis pikir. Pasalnya, baru kali ini dia mendapati pelanggan seperti gadis itu.

"Lo gak salah? Ini udah yang ke sembilan kalinya lo pesen minum." peringatnya pada Stella yang tidak digubris sama sekali olehnya.

Pria yang sepertinya bernama Jordan itu menghela napasnya berat. Percuma dia menasehati gadis labil yang sedang frustasi. "Ada masalah apa lo?" tanyanya simpatik.

"Udah deh Bang Jo, gak usah banyak bacot, gue pusing. Mending lo ambilin pesenan gue. Gue bayar kok tenang aja." ocehnya sembari memegangi kepalanya yang terus-terusan berdenyut.

Puk!

Siapa yang berani-beraninya memegang pundak Stella? Sangat kurang ajar! Stella tidak menyukai caranya yang tidak sopan itu.

Melihat pria yang sepertinya seumuran dengan bartender yang berbincang-bincang dengan Stella tadi, Stella mendengus sebal. "Apa?!" ketusnya yang disambut ramah olehnya.

"Ayo main!" bisiknya tepat ditelinga Stella.

Plak!

Stella menepis kasar tangan pria tadi, saat dia sengaja hendak merangkul pundak Stella. Ada saja masalah dimana pun dan kapan pun Stella berada.

Pria tersebut mengelus tangannya yang terasa panas, bekas tepisan Stella barusan. Tanpa Stella sadari, pria itu menaruh sesuatu di minumannya.

Stella kembali meminum minumannya, tanpa menggubris pria yang mengganggunya barusan.

Semakin lama, pusing yang Stella rasakan semakin merongrong kesadarannya. Gelap. Stella tidak bisa melihat apa-apa lagi. Kesadarannya hilang sepenuhnya.

Bugh!!

Satu pukulan mendarat tepat dirahang pria yang kepergok ingin melecehkan Stella. "Brengsek! Maksud lo apa?!" umpatnya tepat diwajah pria bejat itu.

Pukulan bertubi-tubi menghantam keseluruh tubuh pria itu tanpa ampun. Dia seperti orang kesetanan saat melihat Stella hendak dilecehkan.

***

Perlahan, kesadarannya mulai kembali sepenuhnya. Stella memegangi kepalanya yang agak pusing itu.

Sungguh, Stella tidak ingat dengan kejadian semalam yang telah menimpanya. Apa Stella meminum minuman beralkohol berlebihan? Atau Stella bahkan sudah di..... Tunggu!!! Stella ada dimana sekarang?

"Hallo!!! Apa ada orang?" tanya Stella, pandangannya beredar keseluruh sudut kamar asing itu.

Hening. Tidak ada satupun sahutan. Stella panik. Apa jangan-jangan dia dibawa lelaki pedofil semalam? Lalu, lalu, lalu dia dilecehkan? Dan sekarang, dia ada dikamar lelaki tersebut?

Entahlah. Pikiran Stella berkecamuk. Rasanya kepalanya ingin pecah kalau memikirkan kejadian semalam. Bagaimana ini? Apa Stella sudah tidak perawan lagi? Tidak! Kesuciannya? Siapa pun, tolong Stella!

Stella merogoh slingbag-nya. Mencari apapun yang ada di dalamnya yang sekiranya bisa membantunya untuk keluar dari sini.

Sial! Tidak ada satupun barang yang bisa dia temukan. Gawat! Dimana ponselnya? Apa semalam dia dirampok?

Ceklek!

Pintu terbuka lebar, cahaya menembus melalui sela-sela pintu tersebut. Terlihat figur pria yang sepertinya familiar untuk Stella.

"Gimana keadaan lo, Stell? Baik-baik aja? Udah mendingan? Kepala lo masih pusing?" tanyanya bertubi-tubi membuat Stella bingung mau menjawab bagaimana.

"Lo, Van?"

Hanya pertanyaan itu yang bisa keluar dari mulut Stella. Evan mengangguk seraya tersenyum. Manis, sangat manis. Gingsulnya membuat Evan terlihat sangat manis.

Evan tertawa nyaring, Stella kepergok sedang mengagumi kemanisannya ternyata. "Lo inget kejadian semalem, gak?" tanya Evan di hadiahi gelengan oleh Stella. "Semalem lo hampir dilecehkan sama lelaki hidung belang, tahu gak?" sambungnya membuat Stella terkejut.

Apa kata Evan barusan? Pendengaran Stella tidak bermasalah, kan? Stella tidak habis pikir jika keputusannya untuk pergi ke diskotik akan sebahaya ini.

"Ngapain kesana? Lo gak mikirin keselamatan lo? Gue cemas tahu. Untung semalem ada gue." Evan berkata sangat frontal membuat Stella semakin terkejut.

Baru kali ini Stella melihat Evan bersikap seakan over protective dengannya.

Kedua alis Stella menyatu. Dia menatap Evan dengan tatapan curiga. "Lo kenapa?" selidiknya.

Tanpa menjawab pertanyaan Stella barusan, Evan melenggang kearah laci yang ada disudut kamarnya. Evan kembali menghampiri Stella dengan membawa sebuah kotak kecil digenggaman tangannya.

"Nih, buat lo." Evan menyodorkan sebuah kotak kecil kepada Stella.

Dengan berat hati, Stella mengambil kotak tersebut. Bukan apa, Stella itu orangnya memiliki rasa penasaran yang besar. Apalagi jika diberi barang yang di letakkan di kotak seperti itu.

"Gue buka, ya?" izinnya terlebih dahulu.

"Jangan!" cegah Evan saat kotak itu hampir terbuka. "Ntar aja kalo lo udah dirumah. Baru deh, boleh lo buka." lanjutnya membuat Stella menghela napasnya pasrah.

***

Hulaaa,,
update lagi nih wkwk:>

Salam sayang,
Chyni_Ar

AURISTELLA (LENGKAP)Where stories live. Discover now