26-Panggung Sandiwara

79 12 0
                                    

Happy reading:)

Ternyata, realita tak seindah
ekspektasi itu memang benar.
~Auristella Grizelle

***

Suram. Satu kata yang menggambarkan wajah Stella saat ini. Hari yang penuh dengan drama. Stella sebenarnya benci dengan hal-hal berbau drama.

Dunia ini adalah panggung sandiwara. Tempat orang-orang melakukan drama. Betapa lihainya mereka membohongi satu sama lain.

Tetapi, aneh bukan. Stella justru mengikuti ekstra teater. Ektra yang penuh dengan drama-drama yang akan dia mainkan.

Bukan itu yang akan dibahas kali ini. Bukan tentang ekstra teater. Tapi, tentang betapa terkejutnya Stella saat dia mengetahui siapa dalang dibalik nomor tidak dikenal itu.

"Lo? Jadi, selama ini... Lo... Lo... Lo... Orang dibalik ini semua? Lo, Gara?" kedua kaki Stella seakan tidak kuat menyangga tubuhnya.

Stella ambruk. Dia belum siap menerima semua kenyataan pahit ini. Kenyataan yang menyatakan bahwa Gara ternyata berada didekatnya selama ini. Sangat dekat.

Tapi, Stella tidak pernah menyadari akan hal itu. "Jadi, selama ini lo tahu gue Grizelle? Dan lo gak pernah mengatakannya? Justru seolah-olah lo berperan jadi sahabat Gara?"

"DRAMA LO NGGAK LUCU, NGGA!!!" teriak Stella.

Betapa tersayatnya hati Stella sekarang. Tidak, hati Stella hancur, remuk, sudah tak berbentuk. Angga menghancurkan semuanya.

Stella bingung harus bersikap seperti apa. Apakah dia harus senang, atau harus kecewa, marah, dan hal lain yang pantas dia tunjukkan saat ini?

Kenapa? Kenapa Angga membohonginya selama ini? Stella ingin membenci Angga. Tapi, Stella tidak bisa membencinya, karena diri Angga sebenarnya adalah Gara. Teman kecilnya.

"Gue harus gimana, Ngga? NGOMONG!! GUE HARUS APA?!" sentaknya. Berlinang air mata membasahi wajahnya.

Angga masih saja terdiam. Dia bingung harus mengatakan apa. Dia takut salah. Dia takut jika seandainya dia mengatakan sesuatu, dia malah akan menyakiti Stella lagi.

Pelukan. Hanya itu yang bisa Angga lakukan untuk menenangkan Stella. Awalnya Stella berontak, tetapi lama-lama dia terhanyut dalam kehangatan yang Angga berikan kepadanya.

"Shtttt... Aku gak bisa bilang apa-apa sekarang, Zel. Tenangin diri kamu dulu." suara Angga mampu menghipnotis Stella.

Panggilan aku-kamu dari Angga barusan membuat Stella menurut. Yang tadinya Angga seringkali memanggilnya dengan gue-lo, sekarang berubah menjadi aku-kamu. Sesenggukannya mulai berkurang. Isakan tangisnya mulai mereda.

Sesungguhnya, Stella agak tertekan dengan keadaan ini. Dia tidak bisa menerima semuanya begitu saja. Angga harus tanggung jawab. Tanggung jawab atas semuanya.

Setelah Stella tenang, Angga mengajaknya untuk duduk dikursi yang sudah dia pesan di Cafe Mentari.

Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka berdua. Bahkan ada beberapa yang terlihat berbisik-bisik sembari melihat kearah Stella dan Angga.

AURISTELLA (LENGKAP)Where stories live. Discover now