16-Misi

91 11 32
                                    

Happy reading:)

Bergelut dengan hati itu susah,
logika terpaksa harus mengalah.
~Auristella Grizelle

***

Melamun tanpa tahu apa yang sedang dilamunkan. Stella masih saja suka melakukan hal yang tidak berguna seperti itu.

"Hayolo lagi mikirin apa?!" tegur Bintang membuat Stella terkejut.

Bintang berhasil membuyarkan lamunan Stella dan menerima pukulan dilengannya.

Stella seakan sedang ke-gap sedang melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Dia memang sekarang jadi sering melamun, dan tak heran jika dia sampai terkejut seperti itu.

Bahaya, semakin lama Stella semakin berubah. Dia yang dulu menganggap semua masalah akan baik-baik saja, sekarang malah setiap detik memikirkannya.

"Kakak tahu misi gue, kan?" tanya Stella memastikan. Melihat respon Bintang yang memuaskan, Stella tersenyum penuh arti. "I need you, now." pinta Stella dihadiahi acungan jempol oleh Bintang.

Kali ini, Stella berjalan beriringan bersama Kakak kelasnya ini. Tujuan mereka salah satunya adalah kelas XI IPS 1.

Pas sekali kelas Stella dan Bintang istirahatnya sama. "Taruhan, yok!" ajak Stella.

"Taruhan gimana?"

"Kalo gue bisa jalanin misi ini dengan lancar, Kakak harus nurutin apa misi gue selanjutnya buat Kakak. Tapi, kalo misi gue gagal, gue yang akan jalanin misi buat Kakak. Gimana, deal?" tawar Stella.

Terlihat Bintang sedang menimang-nimang taruhan yang dibuat oleh adek kelas lucknut-nya ini. Sepertinya Bintang tergiur.

Ini yang Stella suka dari Bintang, dia selalu asik untuk diajak seru-seruan atau hanya sekadar taruhan.

Mereka berdua melenggang memasuki kelas XI IPS 1. Beberapa pasang mata memandang mereka asing. Sepertinya ada beberapa orang yang belum tahu siapa Stella dan Bintang.

"Itu, bukan?" bisik Stella pelan.

Bintang mengangguk.

"Danendra Erick." panggil Stella lalu duduk tepat dibangku kosong sebelah Erick.

Mendengar namanya dipanggil, sang empu menengok kearah Stella. Erick tahu siapa gadis yang sedang duduk disebelahnya ini. Dia Auristella, cewek yang akhir-akhir ini menjadi topik panas digeng-nya.

"Oh, lo? Ngapain?" tanyanya gelagapan.

"Minta nomer lo, dong." pinta Stella to the point.

Untuk melakukan hal ini, Stella tidak perlu berbasa-basi. Sepertinya Erick adalah orang yang tepat untuk Stella jadikan mangsa.

Erick menyodorkan ponselnya kepada Stella. Sip! Stella mencatat nomer Erick diponselnya.

"Ntar gue chat. Btw, ntar malem ada kerjaan, gak?"

"Nggak ada, lo?"

"Sama."

"Ya udah ntar malem jalan, bisa?"

AURISTELLA (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang