8-Instagram

146 12 38
                                    

Happy reading:)

Didalam sosial media,
kehidupan manusia direkayasa.
~Anggara Zardi

***

Sejak tantangan Angga kemarin, hidup Stella semakin kacau. Kesal, rasanya Stella ingin membunuh Angga saat itu juga.

Awas saja kalau mau cari masalah sama Stella. Angga bukan lawan yang sepadan untuk seorang Auristella Grizelle.

Bintang memang teman setia Stella. Buktinya, setiap malam dia selalu ada untuk Stella. Ditengah gelap gulita, cahayanya berkilau menerangi Stella yang sedang kesepian.

Dulu kita lihat bintang bareng-bareng. Tapi sekarang aku sendirian.

Sekuat tenaga Stella menahan agar tidak meneteskan air mata rindunya. Stella rindu. Dia rindu dengan pria kecil yang selalu menemaninya dulu.

Sejak kepergiannya, Stella tidak tahu lagi harus apa. Stella jadi pribadi yang acuh terhadap lawan jenisnya.

Selama ini, Stella selalu memainkan banyak hati agar dirinya bisa melupakan Gara walau hanya sekejap. Ingat! Hanya bermain, tanpa melibatkan perasaan.

Karena hati Stella, sudah lama direnggut paksa oleh Gara. Sedangkan Gara, Stella bahkan tidak tahu apakah Gara masih ingat dengan gadis kecilnya.

Tok! Tok! Tok!

Ada orang yang mengetuk pintu kamar Stella. Siapa dia? Malam-malam begini mengganggu saja. Padahal Stella sedang bernostalgia.

"SIAPA?!" teriak Stella.

"Gue."

Sialan! Ngapain anak teri ke kamar gue malem-malem gini?! Ganggu aja!

Untung saja kamar Stella selalu Stella kunci jika Stella ada diluar maupun dalam kamar. Kalau tidak, setan kecil itu bisa dengan leluasa masuk ke kamar Stella tanpa permisi.

Stella membukakan pintu kamarnya. "Ada apaan sih?!" semprot Stella tidak terima diganggu bocah macam Zeline.

Tanpa menjawab pertanyaan Stella, Zeline menerobos masuk ke kamar Stella begitu saja. Sangat tidak etis, jika kata Ally.

"Mau gue bunuh lo?!" ancam Stella saat Zeline dengan tidak tahu dirinya melentangkan tubuhnya diatas tempat tidur Stella.

Apa-apaan anak itu? Setelah merebut Ayah dan Bundanya, kini dia mau merebut singgasananya juga? Minta dihajar anak itu.

Dengan penuh amarah, Stella menghampiri Zeline. Dia mendorong tubuh Zeline hingga dirinya terjatuh kelantai.

"Awwww..." ringis Zeline sembari mengelus pantatnya yang mendarat sempurna diatas lantai.

"Gue mau tidur disini."

Kalimat itu membuat Stella tambah murka saja. Stella menyeret Zeline kasar, menyuruh Zeline untuk keluar dari kamarnya.

"Apaan sih?! Aku kan cuma mau tidur bareng. Aku takut." cicitnya membuat penghuni lainnya terbangun karena mendengar keributan.

Sheila yang kamarnya tidak jauh dari kamar Stella, mendekat menghampiri kedua putrinya. "Ada apa sayang?" tanya Sheila lembut.

Melihat air muka Zeline yang mencurigakan, Stella merasa dirinya dalam bahaya. Sepertinya akan ada drama baru lagi yang dimainkan Zeline.

"Aku takut, Bunda. Niatnya mau tidur bareng sama Kak Stella, tapi diseret keluar." adunya sambil memasang tampang melas.

What the hell?! Stella lagi pasti yang disalahkan. Sebelum semuanya semakin besar, Stella pergi meninggalkan Bunda dan dekky itu secepatnya.

"Mau kemana, Stell?" tanya Sheila. "Ini sudah malam, jangan keluar rumah, bahaya." cegah Sheila.

Stella tidak peduli. Dia mengambil kunci mobil lalu pergi begitu saja.

***

Angin berhembus seakan menusuk hingga ketulang. Laju motor yang begitu kencang membelah jalanan Jakarta dimalam hari.

Pria itu ternyata salah. Dia mengira bahwa dengan melupakan masa lalunya semua akan baik-baik saja.

Tetapi, lihat dirinya sekarang. Kebut-kebutan dijalan hanya untuk melupakan gadis kecilnya dulu. Dimana Grizelle? Dimana gadis kecilnya itu?

Padahal dulu Angga berjanji untuk memulai semuanya. Kalau sudah seperti ini, apa yang akan dia mulai? Justru Angga malah sedang berusaha untuk melupakannya.

Apa kata Grizelle nanti jika tahu Angga akan melupakannya? Mungkin, Grizelle akan membenci Angga.

Laju motor Angga berhenti ditempat dimana Angga meninggalkan Grizelle dulu. Tempat perpisahan mereka berdua.

Tempat itu sudah usang, sama seperti hubungan Angga dan Grizelle kecilnya.

Apakah Grizelle masih mengingat Angga dan janji-janjinya dahulu? Atau, Grizelle lebih memilih untuk menghilangkan ingatan itu?

Angga memainkan ponselnya. Dia membuka aplikasi Instagram yang sudah lama jarang dia pakai.

"Apa gue bisa cari Grizelle dari sini?" tanya Angga pada dirinya sendiri. "Gue gak tahu nama lengkapnya Grizelle lagi, elah! Pas gue kecil, ternyata gue gobloknya minta ampun." maki Angga.

Mungkin memang takdirnya Angga tidak bertemu lagi dengan gadis kecilnya itu. Angga beralih melihat akunnya sendiri. Ternyata sudah lebih dari ribuan orang mem-follow akun Instagramnya.

Melihat postingannya yang baik-baik saja, tidak nyeleneh, Angga tersenyum simpul. Angga pintar menjaga image rupanya.

Buktinya, tidak ada satupun orang yang membencinya. Angga tidak menemukan satupun hater dikomentar Instagramnya.

"Gak semua orang menunjukkan sifat asli mereka disosial media. Buktinya, banyak orang yang bertingkah sok baik hanya agar mendapat pujian." ujar Angga.

Tanpa sadar, ada seseorang yang sedari tadi mengamati Angga, tanpa berani untuk menghampirinya.

Malam-malam begini, seorang Angga ngapain ditempat seperti itu? Apa dia mau nyari pesugihan? Atau jangan-jangan dia mau ketemu sama setan disana?

Krasak!

Refleks, Angga memperhatikan kearah sumber suara. "Siapa?" tanya Angga memastikan.

Hening.

"Apa ada orang?" tanyanya lagi.

Hening.

Tidak ada satupun suara yang menyahut. Angga tidak peduli. Angga tetap berada disana, tanpa menyadari bahwa dirinya tidak sedang sendirian.

Ditempat ini, tempat dimana biasa Angga datangi jika dia merindukan masa lalunya. Merindukan Grizelle yang akan selalu berada didalam hatinya.

***

Salam sayang,
Chyni_Ar

AURISTELLA (LENGKAP)Where stories live. Discover now