Mengakhiri

58 16 5
                                    

"Kepada hati, aku minta maaf karena tidak bisa membuatnya tetap tinggal bersamamu. Dia lebih memilih orang lain. Dan memang harusnya demikian, orang yang tidak tepat tidak akan tinggal bersamamu. Kau tau mengapa? Karena orang yang tepat sudah menunggumu."


Mungkin bagi sebagian orang putus adalah masalah kecil. Tapi mungkin bagi sebagian orang juga hal ini terasa berat. Aku berada diantaranya. Aku merasa berada di fase ingin melepas namun masih mengingini. Akan terasa berat bagiku melepas seseorang yang kini aku cintai tapi aku harus melepasnya karena pada kenyataannya dia tidak cukup baik bagiku. Fray memintaku untuk mengakhiri hubungan ini karena dia mencintai orang lain, padahal hatiku masih saja berharap diberi kesempatan yang kedua untuk bisa mencintainya. Mungkin akan menjadi harapan yang bodoh, bukan? Begitu banyak lelaki diluar sana. Dan memang benar, tapi hanya dia seorang yang demikian. Itulah mengapa aku jatuh cinta kepadanya.

Semuanya menjadi masalah yang ringan jika menyelesaikannya dengan logika pikiran, tetapi terasa sulit ketika menghadapkannya dengan hati. Pikiranku sudah memberi seruan untuk meninggalkannya. Akan tetapi hatiku masih saja ingin tinggal. Sudahlah, jika seperti ini terus akan menjadi beban bagiku. Aku harus mengakhirinya.

Kepada hati, aku minta maaf karena tidak bisa membuatnya tetap tinggal bersamamu. Dia lebih memilih orang lain. Dan memang harusnya demikian. Orang yang tidak tepat tidak akan tinggal bersamamu. Kau tau mengapa? Karena orang yang tepat sudah menunggumu. Kepada pikiran, mari kita bekerjasama untuk menuntaskan semua ini. Kau meyakinkanku untuk selalu percaya padamu. Dan sekarang aku yakin. Dan semoga semuanya sama seperti yang kita harapkan. Aku mengandalkanmu.

                         ***

Berjalan sendiri di koridor pagi itu cukup membuatku tak nyaman. Terasa aneh ketika berjalan sendiri diperhatikan oleh banyak mata. Namun, aku mengabaikan itu semua agar segera sampai ditempat tujuanku, yaitu kelas Fray. Hatiku sedikit deg-degan ketika hampir sampai didepan kelasnya. Ini pertamakalinya aku menemui seorang lelaki, terlebih dia adalah pacarku.

Mungkin siswa lain akan berfikiran bahwa yang aku lakukan adalah sesuatu bentuk dari cara pacaran kami yaitu bertemu untuk mengobrol sesuatu tentang kami yang nampak dari ekspresi para siswa yang membicarakan kami.

"So sweet banget,"

"Pengen deh pacaran kayak mereka,"

Padahal mereka tidak tau dibalik semua itu, dibalik perkataan mereka yang mengatakan bahwa kami adalah pasangan yang paling romantis ditahun ini, semua hanya drama singkat yang menyedihkan. Mereka tidak tahu bahwa yang menjadi maksud kedatanganku adalah untuk mengakhiri semuanya.

Aku pun berhenti tepat didepan kelas Fray. Sontak semua siswa sekelah Fray heboh.

"Woi, pacar lu datang!" seru Bryan  tiba-tiba yang menyadari kedatanganku.

Fray yang tak menyadari, tampak kebingungan dan langsung bangkit dari kursinya. Dia menatapku dengan tatapan khasnya namun dia tampak tidak bersemangat.

Fray pun segera melangkah dan menghampiriku. Aku tidak mengatakan sepatah kata apa pun padanya disaat dia bertanya mengapa aku datang menemuinya. Aku hanya menatapnya dengan perasaan kecewa, lalu menarik tangannya dan memberikannya sebuah gulungan kertas. Tentu saja banyak siswa yang ingin tau itu apa dan langsung menanyai Fray. Namun, Fray hanya diam dan menatap kepergianku. Tentu saja itu adalah pesanku untuknya. Aku memberi pesan padanya untuk menemui ku di aula disaat pulang sekolah nanti. Karena ini adalah hari terakhir kami bertemu disekolah, sekaligus hari terakhir kami pacaran.

Aku tidak ingin ini menjadi alasan kami bertemu diluar sekolah nanti. Bertemu dengannya hanya akan membuatku terluka lagi, sehingga aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini tepat hari ini dan memastikan hubungan kami tidak tergantung lagi. Semua yang diawali dengan baik harus diakhiri dengan baik. Itulah yang membuatku berani untuk menemuinya.

SEBELUM KAMU(TAMAT)Where stories live. Discover now