Go With Uncle Hans

60 16 5
                                    

"Terkadang, saling melengkapi antara kelemahan dan kelebihan, merupakan satu bentuk cinta yang bisa kita rasakan."








Dingdong! Suara bel rumah.

Dari dalam rumah aku pun mendengar suara bel rumah berbunyi. Dengan cepat aku pun melangkah ke arah pintu lalu membukanya.

"Paman Hans?" batinku seketika melihat paman Hans yang sudah berdiri tepat didepanku.

"Hay Kayla,,," ucapnya seketika.

"Oh paman, ada perlu apa?" tanyaku sembari membuka lebar pintu rumah.

"Silahkan masuk paman," sambungku.

Segera paman masuk setelah kupersilahkan.

"Hans, duduklah. Tumben pagi hari begini kamu datang," ucap mama yang menyadari kedatangan paman Hans.

"Aku cuma pengen bertamu,"

"Aku dapat berita kalau mbak rumah baru, kok aku gak dikabarin sih?" tanya paman Hans sedikit kecewa pada mama yang baru saja menyeduhkan teh ke atas meja.

"Sekarang kan kamu udah tau," jawab mama sambil tersenyum.

"Pokoknya aku kesel," celetuk paman Hans.

"Dari pada diributin, mending kita bahas hal yang lain aja," ucap mama.

"Aku baru pulang kerja, jadi aku lapar," ucap paman lalu bangkit menuju dapur.

"Emang kamu gak jadi diet?" tanya mama yang memperhatikan langkah paman.

"Aku udah diet, nurun sekitar seperempat kilo-an lah," ucap paman sambil melekukkan pinggangnya diikuti gerakan tangannya yang bak model.

Aku yang duduk disamping mama pun berusaha menahan tawa.

"Bukannya semua udah abis ya ma?" tanyaku setelah mengingat persedian bahan-bahan makanan yang sudah tipis.

Setelah berselang beberapa menit, paman Hans pun muncul dari dapur.

"Sepertinya aku datang pada waktu yang tidak tepat," keluh paman Hans.

"Mmm... Gimana kalau aku belanja dulu?" tanyaku pada mama.

"By the way, itu ide bagus. Aku sudah lama gak belanja, yaudah, aku temanin" sahut paman yang mendengar pertanyaan ku.

Mendengar ucapannya, aku pun menatap mama.

"It's okey," ucap mama tersenyum.

Akhirnya setelah persetujuan mama, aku dan paman pun berangkat ke salah satu super market terdekat.

"Biar uncle yang nyetir, kamu masuk aja dulu," ucap paman Hans yang mulai masuk dan mulai menyetir. Tingkah lakunya sedikit gemulai.

"But, sebelum kita pergi, kamu jangan bilang sama mama kamu kalau kita ke kafe dulu. Uncle haus," ucapnya lagi-lagi dengan sikap yang aneh menurutku.

Aku hanya mengangguk. Mobil kami pun akhirnya melaju. Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya kami sampai. Kami pun segera memesan minuman.

"Saya mau kopi," pinta paman pada pelayan kafenya.

"Kamu mau apa?" tanya paman padaku.

"Kopi juga bisa," jawabku.

Setelah berselang beberapa menit, akhirnya paman mulai membuka pembicaraan.

"Gimana perasaan kamu sekarang?" tanya paman.

"Ya pasti perasaanku baik-baik saja saat ini," jawabku.

SEBELUM KAMU(TAMAT)Where stories live. Discover now