Prewedding

45 16 5
                                    

"Dia menyebutnya dengan prewedding"




Pagi ini tidak ada kuliah sehingga membuat aku dan mama tinggal berdua dirumah, karena yang lain ada kesibukan masing-masing. Dengan menghabiskan waktu dikamar ternyata terasa bosan juga. Karena itu aku memutuskan untuk menemani mama di lantai bawah. Baru saja aku ingin bangkit, tiba-tiba mama sudah datang dengan sedikit tergesa-gesa bercampur senang.

"Kenapa ma?" tanyaku bangkit dari kasur yang sedari tadi tempatku berbaring. Dengan sedikit senyum malu, mama mendekatiku.

"Kamu tau pekerjaan mama kan?" tanyanya sambil duduk di sampingku.  Seperti seorang sahabat mama memegang erat tanganku tiba-tiba lalu menarik senyum dibibirnya. Tentu saja aku jadi bingung apa maksud mama menanyakan hal itu.

"Tau donk ma," jawabku padanya yang masih memandangku. Seperti ada maksud lain dari kedatangannya.

"Jadi mama baru buat desain gaun pengantin," ucapnya berhenti sambil menatapku lagi.

"Jadi?" sambungku memberi respon.

"Mama mau kamu jadi modelnya." ucapnya dengan senang.

Sejenak aku berfikir.

"Hmm, ah... Kenapa harus Kayla ma?" tanyaku lugu.

"Kayla tu kurus, pendek, berjerawat, tepos ma... Gimana mau jadi modelnya mama?!" ucapku bangkit sambil menunjukkan bodyku. Aku benar-benar berharap dia berubah pikiran dan mengiyakan alibiku.

"mmm... Menurut mama sih, kamu itu udah yang paling sempurna." ucapnya mematahkan perjuanganku untuk menolak permintaannya.

"Soalnya mama udah pilih model lakinya juga," ucapnya lesu menatapku.

"Ha?! Maksud mama?!" tanyaku seketika mendengar pernyataannya.

"Iya, mama udah pilih-in. Pokoknya kalian udah paket komplit." ucapnya lagi dengan mantap.

"Jangan-jangan?!" batinku mulai traveling pada Aldy.

"Kamu mau ya key?" bujuk mama lagi sambil menarik tanganku. Dengan begitu aku tidak bisa berkata banyak lagi. Dengan perasaan sedikit menolak aku mengiyakan permintaan mama.

"Yaudah, sekarang kamu ganti pakaian. Dia udah nunggu di bawah." ucap mama membuatku sedikit syok.

"Sekarang?!"

"Iya sekarang. Mama tunggu dibawah," ucapnya memberi senyum tulus sambil beranjak keluar dari kamarku.

"What? Tapi, kenapa harus datang kerumah?!" tanyaku tanpa dijawab. Namun aku langsung bergegas.

(Beberapa menit kemudian)

Dengan santai aku mulai menuju ruang tamu. Aku tidak mempermasalahkan siapa yang mama pilihkan untuk membantunya, hanya saja aku ingin membantunya agar sesuai dengan ekspektasinya dan tidak mengecewakannya. Biasanya orang yang bekerja akan menunggu ditempat kerja tapi berbeda dengan ini.  Dan yang menjadi permasalahannya adalah..

"Dia lagi!" batinku berhenti melangkah disaat sampai didepan orang yang mama pilih.

Sudah kuduka kalau orang itu adalah dia. Tidak jauh berbeda dari ekspektasi ku. Aku tidak kecewa hanya saja bosan bertemu dengan orang itu setiap waktu.

SEBELUM KAMU(TAMAT)Where stories live. Discover now