Part 64

28.3K 1.3K 162
                                    

"Maaf."

Suara berat Andra yang baru tiba tak mengubah posisi Izel yang sedang memperhatikan anaknya yang tengah tertidur di box bayi.

Ia dan Nana kini telah berada dirumah. Karena dokter bilang demam Nana tak terlalu parah, hanya perlu meminumkan obat sirup dan mengompres keningnya dengan rutin kalau demamnya kembali tinggi.

Izel merasakan pergerakan Andra yang duduk di samping kiri Nana yang membuat posisi mereka saling berhadapan.

"Gimana keadaannya?" Andra kembali bertanya yang membuat Izel menghela nafas, "ngga terlalu parah, karena cepet dibawa ke RS."

Andra paham maksud ucapan Izel yang dengan halus menyindirnya.

"Maaf, aku salah."

Genggaman tangan Andra langsung ditepis oleh Izel yang mengubah posisinya menjadi berdiri dan berjalan keluar kamar yang sontak langsung diikuti Andra setelah mencium kening anaknya.

"Sayang?" Andra mempercepat langkahnya saat menuruni tangga lalu kembali meraih tangan sang istri.

Izel membalikkan tubuhnya, dan kembali melepas pegangan Andra pada pergelangan tangannya.

Plak...

Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi kiri Andra. Ia sangat tahu bahwa saat ini Izel tengah marah padanya.

"Kalo semua kata maaf kamu aku iyain. Terus kapan kamu belajar buat jadi lebih baik Gav?"

"Aku tau aku salah, tadi hp aku dipinjem Luna karena dia bilang dia mau nelpon ibunya karena hpnya mati, terus posisinya aku lagi pesen menu ke kasir. Demi Tuhan aku ngga tau kalo kamu nelpon sayang."

"Aku bahkan nelponin kamu berkali-kali Gav. AKU TAKUT ANAK AKU KENAPA-NAPA! KAMU NGERTI NGGA SIH?!"

"Sayang tenang. Kam--"

"Aku cuma minta kamu selalu ada buat keluarga kamu, terutama buat Nana. Aku ngga peduli tentang hubungan kamu sama sekretaris kamu se intens apa. Bahkan aku ngga peduli kalo emang kamu ada hubungan khusus sama cewek itu!"

"Kamu ngomong apasih! Aku tau kamu lagi marah. Tapi tuduhan kamu ke aku itu ngga bener sayang! Tadi Luna ngasih tau kalo kamu nelpon, cuma dia telat bilang ke aku karena dia lupa ngasih tau aku."

Izel berdecih pelan, "terus kamu percaya gitu aja?"

"Maksud kamu?" dahi Andra mengernyit bingung.

"Kamu percaya kalo dia emang lupa ngasih tau kamu? Bukan pura-pura lupa?"

Andra terdiam berpikir, "ya--ya mungkin namanya juga orang lupa sayang. Kita ngga bisa nyalahin dia sepenuhnya. Kan emang salah aku juga ngga ngecek hp setelah itu."

Izel memgangguk lalu tersenyum lebih tepatnya tersenyum getir mendengar ucapan Andra yang terdengar seperti sebuah pembelaan (?)

"Kamu suka kan sama dia?" pertanyaan Izel kembali membuat Andra semakin bingung, "sumpah, aku ngga ngerti kenapa kamu bisa ngomong gitu Zel."

"Atau kalian sebenernya saling suka?" Izel kembali bertanya tanpa menggubris ucapan Andra.

"Say--"

"Atau hubungan kalian sebenernya lebih jauh dari perasaan suka sama suka?"

"Kamu ja--"

"Atau dia lebih bisa muasin kamu diranjang Gav? Iya?"

"CUKUP!!" intonasi tinggi Andra tak membuat Izel takut, senyumnya malah membentuk seringaian. Izel melihat kedua telapak tangan Andra mengepal kuat.

GRIZELLE [Completed]Where stories live. Discover now