Part 16

20K 1.3K 75
                                    

Part ini flashback ya, pas Izel sama Andra masih sekolah SMA dulu.

Jangan lupa vommentnya ya. Tinggal klik doang ko ngga susah :)

Happy reading💕

•••

#Flashback on

Izel tengah duduk dikasur berukuran king size yang berada di dalam kamar seseorang. Tatapan matanya yang kosong menunjukkan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Cup. Seseorang mengecup pipinya kemudian mengacak rambutnya pelan sambil tersenyum. Rambutnya yang terlihat basah dan sedikit berantakan dengan harum mint yang menyeruak mempertegas kegiatan mandi yang baru saja diselesaikannya.

"Kenapa sih? Kok dari tadi diem aja? Capek? Hm?" suara lembut namun berat milik kekasihnya, Gavandra.

Izel menatap kedua mata pemilik wajah tampan dihadapannya dengan lekat dan dalam "Gav ada hal yang harus gue omongin ke lo."

Andra tersenyum dan mengangguk pertanda ia siap mendengarkan apapun dari sang pujaan hati. "Gue juga ada yang mau diomongin ke lo."

"Yaudah lo dulu." Izel memberi kesempatan untuk Andra berbicara lebih dulu, namun Andra menggeleng "Ladies first dong. Lo dulu."

Izel mengembuskan napasnya dengan kasar, berusaha mengatur degup jantungnya.

"Gue...mmm..gue..." Izel tiba-tiba gugup.

"Ada apa sih sayang? Lo kok jadi gugup gini? Biasanya cerewet kek emak-emak." Izel yang mulanya gugup langsung menatapnya sinis sambil mencubit kecil perut Andra. Badan Andra yang kekar jelas tak merasakan apapun ketika Izel mencubitnya, malah tertawa lebar.

"Oke-oke pelan-pelan aja ngga usah gugup. Coba bilang ada apa?" Andra mengubah raut wajahnya kembali serius namun tetap terlihat lembut.

"Sebenernya gue takut Gav." Izel memilin bajunya sambil menunduk.

"Takut? Apa yang lo takutin? Bilang sama gue." Andra menggengam tangan Izel menenangkan.

"Gue...hamil Gav. Hasil dari kejadian waktu itu." air mata Izel lolos begitu saja dari kedua matanya, bahunya bergetar dan bibirnya mengatup rapat agar suara tangisnya tak keluar.

"Lo serius?" Andra bertanya memastikan apa yang telah didengarnya.

Izel mengambil tasnya dan mengeluarkan benda pipih yang tak lain adalah testpack membuktikan kata-katanya dan menyerahkannya kepada Andra.

"Gue bingung harus apa Gav. Kita masih sekolah. Ngga seharusnya ini terjadi. Hiks..." tangis Izel makin kencang, Andra yang melihat dua garis dari testpack tersebut langsung memeluk Izel.

"Lo tenang ya. Nanti kita pikirin solusinya gimana. Gue minta maaf atas kejadian yang malah berbuntut panjang kayak gini." Andra menghapus air mata di kedua mata Izel.

Dirinya juga tak kalah shock, namun ia mencoba tenang agar semuanya bisa dipikirkan dengan matang. Kejadian yang dilakukan atas dasar tak ada pemaksaan namun tanpa dipikirkan akibatnya membuahkan hasil.

"Gav, kalo papa gue tau gimana? Dia pasti marah besar sama gue. Apalagi sekarang dia sering marah-marah lo tau kan? Gue ngga mau papa tambah marah Gav." Izel masih belum bisa tenang, ia mencemaskan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

"Sssttt. Lo tenang dulu ya. Lo jangan dulu bilang ke papa yang sebenernya. Gue yang akan bilang ke papa lo kalo saat itu tiba. Gue cuma butuh waktu buat mikirin solusi yang tepat buat kita." Izel mengangguk samar. Walaupun ia tak yakin akan menemukan solusinya, namun ia percaya kepada Andra yang tak pernah berbohong kepadanya.

GRIZELLE [Completed]Where stories live. Discover now