Part 1

61K 3.3K 70
                                    

Seorang gadis berparas cantik sudah siap untuk pergi ke kampusnya. Dengan crop tee lengan pendek yang dibalut kemeja flanel dan kaki jenjangnya yang memakai skinny jeans serta dipadukan dengan sepatu converse yang berwarna merah membuatnya terlihat tomboy sekaligus feminim secara bersamaan.

Dengan wajah yang di make up tipis dikulit putihnya dan rambut sebahu yang sedikit di curly membuat semua perpaduan di tubuhnya terlihat pas.

Lalu, diraihnya kunci mobil yang diatas nakas dan berjalan keluar apartemennya. Setelah masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin. Suara dering ponselnya yang menandakan ada panggilan masuk menundanya untuk melajukan kendaraan beroda empatnya.

Kenapa?

Izel lo dimana sih? Lo galupa kan hari ini ada matkul pak Septo?

Ngga lah. Gue mau otw.

Bagus deh. Gue nebeng ya? Hehe.

Iya gue kesitu sekarang! Jangan bikin gue nunggu!

Ashiappp bosqueee sayang.

Sambungan pun diputus sepihak olehnya. Lalu kemudian iya tersenyum simpul mengingat siapa yang menelponnya barusan.

Savika. Cewek yang menjadi sahabat di dunia perkuliahannya di kota baru yang didatanginya satu tahun belakangan ini. Sahabat yang selalu ada untuknya, untuk Grizelle.

Walaupun mereka bersahabat, tapi cewek yang kerap dipanggil Izel itu belum pernah mau terbuka mengenai masa lalunya, mungkin pernah. Tapi hanya bagian kecilnya saja.

Masa lalu yang membuatnya menjadi orang tertutup, masa lalu yang membuatnya tak pernah percaya lagi kepada siapapun. Maka dari itu ia belum siap menceritakan semuanya kepada Savika. Dia bersumpah akan menceritakannya, tapi bukan sekarang.

•••

Setelah menjemput Vika dirumahnya, keduanya pun sampai di kampusnya. Salah satu kampus swasta terbesar di kota tersebut. Jakarta. Mereka pun berjalan beriringan menuju ruang kelas perkuliahan.

"Zel, kemaren pas lo pulang duluan. Nevan nanyain lo terus tau. Katanya chatnya gadibales terus sama lo."

"Yaudah sih biarin. Bukan urusan gue."

"Yeee lo mah. Cowok cakep begitu lo anggurin. Coba deh lo liat baik-baik dia tuh pacarable banget tau. Ketua Hima, mana pinter pula."

"Semua juga keliatan sempurna kalo cuma nyimpulin berdasarkan yang lo liat, bukan yang lo kenal Vik."

Vika memutar bola matanya malas. Susah sekali menurutnya membujuk Izel untuk membuka hati. Dia memang tidak terlalu mengetahui mengenai masa lalunya, tapi apa salahnya sih move on? Pikirnya.

"Zel, gue emang gatau serumit dan sesakit apa masa lalu lo. Gue cuma mau lo menikmati masa sekarang. Salah satunya dengan lo punya pacar. Come on. Lo berhak bahagia dalam keadaan sesulit apapun."

"Tujuan gue cuma kuliah dan raih cita-cita gue Vik. Tanpa harus dibebani sama semua hal tentang pacaran. Gue gasuka." tegasnya lalu dengan langkah yang mendahului Savika yang menghembuskan nafasnya secara kasar.

"Izell tungguin gue woy!!!" teriaknya

"Savi brisik!" teriaknya tak kalah lantang.

GRIZELLE [Completed]Where stories live. Discover now