Part 7 (15+)

37K 2.1K 80
                                    

"Papa kecewa sama kamu."

"Paaa..."

"Kamu udah bikin keluarga kita malu! Papa malu punya anak kayak kamu!"

"Pa.... Ma..af..."

"Harusnya kalau kamu mau melakukan sesuatu itu pake otak! Pikirin dampaknya kedepannya gimana! Papa ngga ngerti sama jalan pikiran kamu. Kamu itu masih sekolah! Tapi udah seliar ini!"

"Pa.. Aku bisa jelas...."

"Papa ngga butuh penjelasan kamu! Sekarang juga, kamu beresin barang-barang kamu. Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kamu kembali lagi kesini."

"Paaa aku mohon jangan kayak gini. Aku ngga tau harus kemana, tolong pa maafin aku."

"Dan.... Kamu udah bukan bagian dari keluarga ini."

Izel kembali teringat moment terakhir bertemu papanya. Orangtua satu-satunya yang Izel punya setelah mamanya meninggal dunia.

Papanya yang sangat menyayangi dan memanjakan nya dulu, tak pernah sudi lagi bertemu dengannya.

Pa, Izel kangen pengen meluk papa.

Maafin Izel yang udah jadi anak ngga tau diri ini pa.

Maafin Izel buat semuanya. Semoga papa sehat selalu dan bahagia selalu disana, walaupun tanpa Izel.

Apakah papanya juga pernah merindukannya?

Izel tak pernah membayangkan kehidupannya akan sehancur ini.

Brukkk...

Seseorang menabraknya.

"Sorry-sorry ngga sengaja. Lo ngga papa?" tanya seseorang itu.

"Gue gapapa. Permisi." Izel melanjutkan langkahnya. Setelah pulang kuliah, ia ingin menghabiskan waktu untuk sendiri dan tak ingin diganggu siapapun, dan memutuskan untuk berjalan kaki menikmati sore hari dengan sengaja tak membawa mobilnya.

Vika dan Edgar pulang terlebih dahulu karena Izel beralasan akan bertemu seseorang yaitu tantenya yang baru datang dari luar kota. Tentu saja itu bohong. Karena kalau tidak begitu, mana mungkin mereka berdua percaya.

"Eh tunggu..." seorang yang menabraknya tadi menahan lengannya yang dengan cepat Izel lepas.

"Sorry ngga bermaksud. Apa lo mau ke arah pulang? Kalo iya, gue anter sebagai tanda permintaan maaf gue."

"Ngga usah gue jalan kaki aja, makasih tawarannya." dengan tersenyum singkat, Izel langsung kembali berbalik untuk pergi.

"Tunggu, lo ikut gue aja. Liat tuh langit udah mendung banget ntar lo kehujanan lagi." sore ini memang langit sedang gelap pertanda akan turun hujan.

"Ta...tapi gue bukan ke arah pulang." Niat Izel memang tak langsung pulang ke apartemen. Ia akan pergi ke suatu tempat yang membuatnya nyaman dan tenang yaitu ke sebuah danau yang sudah lama tak dikunjunginya.

"Udah lo bebas mau kemana aja gue anter kok, tenang gratis jadi lo ngga usah bayar." ucap cowok tersebut dengan tertawa ringan namun Izel menanggapinya hanya dengan anggukan kecil dan wajah datar.

Jutek amat ini cewek, untung cantik.
Batinnya.

Dalam perjalanan, keduanya lebih memilih diam hingga sampai di tempat yang Izel maksud. Namun, tiba-tiba hujan turun dengan deras yang membuat Izel mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobil.

"Yah malah hujan. Ngga mungkin dong lo kesana ujan-ujanan. Gimana? Lo mau nunggu reda atau mau ke tempat lain?"

"Gue ngga tau." Izel menjawab apa adanya. Karena dirinya tak ada rencana untuk ketempat lain.

GRIZELLE [Completed]Where stories live. Discover now