Part 54

14.5K 1K 82
                                    

Vomment jangan lupa☺

Happy reading💕

•••

Izel tengah memakan makanannya dengan tidak selera, perutnya terasa lapar namun ia benar-benar tengah malas untuk makan. Jika bukan karena anaknya, Izel bahkan mungkin lebih memilih mengurung diri seharian dikamar.

Andra tengah mandi, jadi Izel duduk sendirian dimeja makan. Pikirannya benar-benar tengah kacau dihantui rasa bersalah pada Nevan dan juga kedua sahabatnya terutama Vika.

Vika benar, dirinya telah sangat egois. Jika Izel bisa memutar waktu, mungkin ia akan memilih untuk sama sekali tak menghiraukan Nevan dan melibatkan hatinya yang teramat tulus menerimanya.

Izel merasa sangat bodoh karena tak menyadari perasaan Vika pada Nevan selama ini, ia memang terlalu disibukan dengan masalahnya sendiri sampai-sampai tak pernah tau menahu perasaan sahabatnya sendiri, yang selalu memahaminya. Izel terlalu merasa bahwa dirinyalah korban dari kejahatan orang-orang disekitarnya. Tapi ternyata tidak, banyak perasaan orang lain yang justru telah berkorban banyak untuknya.

Derap langkah kaki Andra yang mendekat langsung menyadarkan Izel dari lamunannya dan kembali menyantap makanannya.

"Are you okey?" tanya Andra dengan sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Izel yang tengah menunduk.

"Hm, lo ada acara hari ini?" jawab Izel disertai dengan pertanyaan.

"Kayaknya ngga ada. Kenapa? Lo mau beli sesuatu?"

Izel menggeleng pelan, "ngga."

"Atau gimana kalo kita beli baju-baju buat si baby G? Hm?"

Kening Izel berkerut, "baby G? Siapa?"

"Anak kita lah. Nama depannya harus dari G juga biar sama kaya orangtuanya," Izel hanya tersenyum simpul, ia sadar bahwa sekarang Andra tengah berusaha menghiburnya.

"Kan baru juga lima bulanan Gav, masih lama. Jenis kelaminnya juga kan belum 100% akurat."

"Ya kan kalo salah tinggal beli lagi aja."

"Ck, buang-buang duit tau ngga!" kesal Izel yang langsung dibalas tawa lepas dari Andra.

"Iya iya santai dong, jangan ngegas. Yaudah lo mau ke--"

Drrttt...

Suara getaran dari ponsel Andra menghentikan obrolan keduanya. Andra melirik Izel sebelum melihat kembali pada layar ponselnya.

"Angkat aja Gav," ucap Izel. Andra kemudian mengangguk dan menggeser layar ponselnya lalu menempelkan ditelinga kanannya.

Kenapa?

Hanya satu kata tersebut yang keluar dari bibir Andra yang membuat Izel tak bisa menebak siapa si penelpon.

Lo tunggu gue aja, nanti gue kesana.

Izel sangat penasaran siapa yang sedang jadi lawan bicara Andra sekarang.

"Siapa?" tanya Izel saat Andra memasukan ponselnya ke saku celananya.

GRIZELLE [Completed]Where stories live. Discover now