Part 41

1.2K 160 18
                                    

Satu Minggu sebelum tahun baru..

*

Pagi ini Nissan Juke putih itu sudah terlihat melaju di atas jalan tol. Jalanan yang belum sepenuhnya padat membuat Iqbaal lebih leluasa berkendara. Ia tidak sedang buru-buru karena itu mobilnya melaju dengan kecepatan rata-rata.

Dari sudut mata, Iqbaal melirik (namakamu) yang duduk di sampingnya lantas laki-laki itu menarik sudut bibir ke atas membentuk senyuman. Entah mengapa di matanya saat ini (namakamu) yang duduk diam tanpa melakukan apa-apa, pun tidak memainkan ponselnya, hanya diam sembari menikmati pemandangan di sepanjang jalan, tampak berkali-kali lipat lebih manis. Iqbaal seperti sedang membawa gadis kecil pergi jalan-jalan ke kota dan itu benar-benar manis.

"Perjalanannya masih lama, kalau kamu ngantuk tidur aja yang," kata Iqbaal sesekali menolehkan kepalanya ke tempat (namakamu).

"Siapa bilang aku ngantuk? Enggak kok," (namakamu) melipat lengannya di dada dan menyandarkan punggungnya ke belakang.

Iqbaal tersenyum sembari merogoh saku celananya meraih ponsel. Ia meletakkan benda itu di atas pangkuan (namakamu). "Sambil dengerin lagu kalo gitu,"

"Mau lagu apa?"

"Terserah,"

(Namakamu) sudah sibuk mengotak-atik ponsel milik Iqbaal. Selama ini (namakamu) jarang mendengarkan lagu karena itu ia tidak begitu tahu lagu-lagu apa saja yang enak di dengarkan saat berkendara dan koleksi musik Iqbaal sangat banyak. (Namakamu) sama sekali tidak heran, laki-laki itu senang bermain gitar tentu saja Iqbaal mendengarkan banyak lagu, tapi lagu apa yang harusnya ia dengar saat ini? (Namakamu) benar-benar bingung. Ia memilih untuk langsung menekan tombol button play untuk memutar musik secara acak.

Suara dentingan piano yang lembut yang pertama mengalun memenuhi isi mobil. (Namakamu) sudah kembali menyandarkan punggungnya bersiap menikmati alunan lagu yang terputar dengan mata terpejam. Tak lama suara merdu seorang perempuan mulai terdengar menyanyikan bait-bait lagunya.

Tak ku mengerti mengapa begini

Waktu dulu ku tak pernah merindu

Tapi saat semuanya berubah

Kau jauh dari ku pergi tinggalkan ku

Mungkin memang ku cinta

Mungkin memang ku sesali

Pernah tak hiraukan rasamu dulu

Aku hanya ingkari

Kata hatiku saja

Tapi mengapa

Cinta datang terlambat

Rasa hati ingin mengumpat begitu (namakamu) berhasil mencerna sepenggal demi sepenggal lirik yang di nyanyikan. Tidak perlu menggunakan otak jeniusnya untuk menyadari bahwa Maudy Ayunda tengah menyindirnya habis-habisan.

Sontak saja (namakamu) reflek ingin mematikan tombol speaker namun Iqbaal lebih dulu menangkap tangannya. "Jangan di matiin," kata Iqbaal sambil tersenyum meski tatapannya masih tertuju lurus ke depan.

(Namakamu) mendesis pelan. Maudy Ayunda boleh saja cantik tapi mengapa ia harus menciptakan lagu lucknut itu untuk menistakannya? (Namakamu) tiba-tiba jadi kesal sendiri.

Iqbaal malah ikut bernyanyi. "Tapi saat semuanya berubah aku jauh darimu pergi tinggalkan mu, mungkin memang kau CINTA.. mungkin memang kau SESALIII... Pernah tak hiraukan RASAKUU.. dulu... kamu hanya ingkari kata HATIMUU saja.. hahahahah~"

After Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang