P r o l o g

4.2K 188 2
                                    

Prangggg!!

Suara pecahan kaca yang keras itu membuat tubuh Iqbaal serentak bangkit dari soffa. Secepat kilat laki laki itu melesat ke dapur.

"(Namakamu)! Ada apa?? Gue denger suara pecahan tadi!" Iqbaal bertanya panik. (Namakamu) menatap laki laki yang muncul di ambang pintu dapur hanya memakai kaos putih polos dan boxer pink bunga-bunga kebanggaannya.

(Namakamu) menghela napas. Tak jauh dari kaki (namakamu) terdapat pecahan gelas dan cairan berwarna coklat yang menggenang. Ia melangkah mendekati perempuan itu yang berdiri di sudut dapur sambil meringis memegangi tangannya. "Kok bisa pecah sih?" Tanya Iqbaal.

Baru ini (namakamu) berani menjawab. "Tadi gue mau angkat gelasnya terus gak taunya panas terus gue jatuhin deh gelasnya," jelas perempuan itu dengan suara yang masih bergetar karena shock.

"Biar gue beresin. Lo minggir sana," Iqbaal berjongkok di lantai dan mulai membereskan pecahan gelas. (Namakamu) menurut. Ia berlalu ke ruang tengah, menemukan laptop dan berkas berkas Iqbaal yang berserakan di meja dan lantai.

(Namakamu) duduk di belakang meja mencoba membantu mengerjakan pekerjaan Iqbaal yang cukup banyak ia ketahui sampai tak lama kemudian sebuah pasta gigi terulur di depan wajahnya. Perempuan itu mendongak dan menatap Iqbaal dengan bingung.

"Olesin ini ke tangan lo," kata Iqbaal kemudian menghempaskan tubuhnya ke soffa.

"Biar apa coba?"

"Pake aja,"

"Ya tapi biar apa dulu?"

Iqbaal mendecak. Gemas akan pertanyaan pertanyaan yang sejujurnya tidak begitu penting yang di lontarkan (namakamu). "Bawel amat sih, sini gue pakein. Mana tangan lo yang kena air panas tadi?"

(Namakamu) mengulurkan tangannya sehingga Iqbaal dapat melihat bagian ibu jari dan telunjuknya yang kemerahan. Iqbaal memencet pasta gigi itu kemudian mengoleskan ke kedua jarinya dengan telaten lalu mulai meniupnya, menciptakan sensasi dingin di jari (namakamu).

"Kalo lo mau tau biar apa, biar jari lo nggak melepuh. Bunda pernah ngasih gue ini waktu kaki gue gak sengaja kena knalpot dulu." Iqbaal mengukir senyuman.

(Namakamu) ikut tersenyum, geli. "Sok romantis banget sih,"

"Emangnya cuma gue ya yang gak boleh romantisan sama 'istri' gue?"

"Bukannya kita nikah karena terpaksa ya?"

Iqbaal menghela napas.

"Lo bener."

**

After Marriage Where stories live. Discover now