Part 21

1K 143 4
                                    

Di belakang gedung kantor tempat (namakamu) bekerja, selain di gunakan sebagai parkir mobil dan sepeda motor karyawan juga terdapat lahan luas yang di biasanya di gunakan untuk menyelenggarakan berbagai acara.

Seperti halnya pagi ini, di lapangan sudah terdapat banyak sekali karyawan berkumpul lengkap dengan setelan olahraga mereka. Setiap hari Jumat kantor memang secara rutin mengadakan senam pagi bersama yang wajib di ikuti semua karyawan, tak terkecuali.

(Namakamu) memperhatikan Iqbaal, Bastian dan Steffy yang sedang tertawa sambil membicarakan instruktur senam pagi ini yang memakai setelan perpaduan dari warna hijau tua dan hijau muda. Warna yang mengingatkan Iqbaal pada jajanan pasar yang sering di temukannya bersama pisang dan jajanan lain di dalam kotak berkat orang yasinan.

"Maksud lo lemper?" Tebak Steffy yang seketika membuat Iqbaal dan Bastian tertawa terpingkal-pingkal.

(Namakamu) yang melihat itu tak ayal jadi ikut tertawa geli meski dia tahan. Ia memukul lengan Iqbaal yang terus tertawa kencang, tampak begitu gembira. "Mulut lo," yang hanya membuat Iqbaal semakin tertawa.

Kemudian entah laki-laki itu sadar atau tidak tiba-tiba saja ia mengulurkan tangan, bukan untuk membalas pukulan (namakamu) di lengannya. Tangan itu terus bergerak naik ke atas kemudian berhenti di puncak kepala (namakamu).

Iqbaal mengacak-acak rambut perempuan itu singkat. (Namakamu) membeku di tempatnya berdiri namun Iqbaal masih saja tertawa bersama Bastian dan Steffy tanpa pernah menyadari jika gerakannya yang secara sengaja ataupun tidak itu telah membuat (namakamu) berubah menjadi arca batu dan eskpresi raut wajah yang terlihat tolol.

Farid--masih satu bagian dengan Iqbaal dan Bastian muncul di sana, memanggil kedua laki-laki itu, mengajaknya bergabung bersama karyawan pria lainnya di sudut lapangan.

"Iqbaal tuh emang gesrek gitu apa otaknya? Ada ada aja tuh orang," Steffy menyeka sudut matanya yang berair. Kemudian menatap temannya yang tampak diam saja.

"Woy!" Dengan biadap Steffy menyenggol kencang lengan (namakamu). Akibatnya perempuan yang dalam keadaan setengah sadar itu langsung terperanjat. Nyaris saja (namakamu) terkena serangan jantung akibat kebiadaban nya.

"Kebiasaan banget sih lo!" Semprot (namakamu).

"Ya habis lo ngelamun terus, ngeliatin siapa sih? Iqbaal? Atau...pak Al?" Steffy menaik-turunkan alisnya.

(Namakamu) mendorong wajah Steffy dengan ekspresi jijik. "Apaan sih lo! Awas aja ya lo ngecengin gue terus sama pak Al!"

"Ya kan..." Kalimat Steffy tidak terselesaikan karena kehadiran sosok perempuan cantik yang muncul di saja

"Hai, gue boleh gabung nggak sama kalian?" Ucap perempuan itu seraya tersenyum manis.

"Boleh banget bell!" Sambut Steffy antusias. (Namakamu) mendengus di sampingnya.

"Sini, sini bell," Steffy mempersilahkan Bella berdiri di dekatnya.

"Kalian lagi ngomongin apa kayaknya seru?"

"Oh, bukan apa-apa bell--"

"Kita lagi ngomongin Pak Al! (Namakamu) suka sama pak Al soalnya!" Sela Steffy.

(Namakamu) membelalak. Bella mengangkat kedua alisnya tinggi. "Oh ya?" Lalu tertawa kecil saat ia melihat Steffy berusaha menghindari (namakamu) yang ingin menyerangnya.

"Lo jangan nyebarin gosip yang enggak-enggak ya setan!"

"Emang iya kan? Aduh..duhh.." Steffy terus mengaduh saat (namakamu) memukulnya bertubi-tubi.

"Loh gue kira (namakamu) sukanya sama Iqbaal?" Pertanyaan Bella sukses membuat kedua perempuan itu berhenti saling serang.

"Gue? Suka sama Iqbaal? Hahahaha!" (Namakamu) tertawa. Dua detik kemudian tawanya lenyap dan raut wajahnya berubah ngeri. "Ngimpi kali bell!"

After Marriage Where stories live. Discover now