Part 13

1K 126 1
                                    

"Ck. Iqbaaaaallll!!!" Suara teriakan (namakamu) hampir terdengar ke seluruh penjuru rumah atau bahkan bisa jadi sampai ke tetangga sebelah.

Lima menit berlalu setelah teriakan nyaring itu berkumandang, (namakamu) tak kunjung melihat batang hidung Iqbaal membuatnya geram dan akhirnya melangkah keluar kamar. Laki-laki itu ternyata sedang memainkan game di ponselnya dan tampak begitu sibuk hingga teriakan (namakamu) yang bagai meriam itu tidak di hiraukan.

(Namakamu) menghampirinya dan berkacak pinggang. "IQBAAL!"

Iqbaal akhirnya mengangkat wajah, meski hanya sekilas kemudian menunduk lagi. "Lo habis mandi?" Laki-laki itu malah melemparkan pertanyaannya sendiri. "Jam berapa ini lo mandi, nggak baik cewe mandi malem-malem, jangan di biasain,"

Kontan (namakamu) reflek membulatkan mata saat laki-laki itu justru mengomelinya di saat ia bahkan belum sempat mengomel. "Harusnya gue tuh yang bilang gitu!"

"Kenapa? Gue nggak mandi malem-malem kok,"

"Lo nggak bisa naruh handuk di tempat yang bener? Handuk lo tadi bikin kasur jadi basah tau gak?!" Bentak perempuan itu jengkel.

"Ya elah gitu doang marah," balas Iqbaal sekenanya tanpa menoleh. (Namakamu) melotot semakin jengkel. "Ya udah ntar dulu lah, gue masih main ini gak liat? Nanti kalo gue kalah gimana? Ini antara hidup dan mati gue, lebih penting dari handuk bangsat sialan di atas kasur yang bikin basah--"

"YA ELAH BANYAK OMONG LO TAPIR!"

"(Namakamu)!" Iqbaal membelalak kaget di depan layar ponselnya. Jujur Iqbaal emang kaget saat mendengar suara menggelegar (namakamu) yang berada tepat di depan wajahnya. Telinganya bahkan kini berdenyut-denyut pelan. Iqbaal mendesis dan geleng-geleng kepala. "Heran gue bisa nikah sama tuh cewek," gumam laki-laki itu dengan mata yang tak lepas dari layar ponsel. Jari-jarinya masih bergerak aktif menekan tools yang ada di layar.

Satu setengah jam kemudian saat Iqbaal sudah menyelesaikan permainannya, laki-laki itu bangkit berdiri dari sofa dan berjalan ke kamar. Di lihatnya handuk yang tadi dia pakai masih tergeletak di atas kasur dan Iqbaal tiba-tiba mengumpati kebodohannya sendiri. Seprei yang menutupi kasur jadi sedikit basah.

Iqbaal meraih handuk itu dan berjalan ke kamar mandi. Ia tidak menemukan (namakamu) di kamar, karena itu Iqbaal kembali berjalan keluar dan mencari-cari keberadaan gadis itu.

"Bhuahahaahaha anjirrr," suara tawa seorang perempuan yang amat Iqbaal kenali.

Iqbaal segera mengayunkan kakinya ke kamar tamu. Di bukanya daun pintu itu dalam sekali ayunan dan benar saja, (namakamu) ada di sana dengan posisi tengkurap di atas kasur di depannya ada laptop milik Iqbaal yang perempuan itu curi untuk menonton serial drama Korea. Karena (namakamu) lupa membawa laptopnya sendiri yang masih ada di rumah orangtuanya, sedangkan malam ini adalah jadwal drama Korea yang tengah ia tonton di up kelanjutan episode nya.

"(Namakamu) udah jam sebelas, lo nggak tidur?"

"Kasur nya udah kering? Gue nggak nyaman kalo tidur kasurnya basah apalagi gara-gara handuk lo," sahut (namakamu) setelah melemparkan keripik kentang ke mulutnya.

Iqbaal menggertakkan giginya pelan. "Lo jangan cari-cari alasan deh, lo mau tidur jam berapa? Besok masih kerja,"

"Alah udah deh, lo bawel banget sih? Kalo lo mau tidur ya udah tidur aja sana!" Tukas (namakamu) sebal.

Padahal alasannya merasa sedikit beruntung sudah menikah--bukan beruntung karena menikah dengan Iqbaal---adalah karena tidak ada lagi ibunya yang akan mengomel jika (namakamu) begadang semalaman nonton Drakor. Tetapi sekarang, Iqbaal berniat menggantikan tugas mulia ibunya.

After Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang