24. Bertemu lagi?

Start from the beginning
                                    

"Hm?" Alexa mendongak sedikit, dengan kedua tangan yang masih melingkar. Kedua mata binarnya memerah.

"Maaf lagi..." ucap Steven.

"Untuk??"

"Karena 15 hari ke depan___gue nggak bisa jagain lo," ungkapnya. "Gue nggak bisa jagain lo___ dari sibrengsek itu," lanjutnya lagi seakan tak rela.

Alexa tidak terkejut. Dia sudah tahu saat ayahnya mengatakan, bahwa Steven diharuskan rawat inap selama 15 hari. Itu konsultasi dokter, karena keadaan Steven yang sama sekali tak memungkinkan.

Cukup lama Alexa terdiam.

"Iya, nggak masalah," jawabnya kembali bersender didada bidang Steven lalu menyamankan posisi dan mempererat rengkuhannya. Seolah, tidak peduli.

"Lagian__ tugas teman itu menemani, bukan menjaga."

*****

Tidak ada yang lebih merepotkan dibanding harus menjaga, sesosok wanita yang paling dibenci seumur hidup.

Dirga sebenarnya tak sudi jika bukan ayah, yang memintanya. Beliau pun cukup tahu, jika Dirga mungkin enggan untuk menemani Tiffany. Jangankan menemani, menganggapnya saja belum.

Karena meninggalkan meeting penting sore itu, terpaksanya Toni harus kembali kekantor dan meninggalkan istrinya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Toni panik, disaat mendapat kabar dari sang istri bahwa wanita itu terjatuh ditoilet karena kelelahan. Akhir-akhir ini istrinya sering mengeluh karena mudah lelah. ART dirumahnya izin mudik 2 Minggu dan alhasil dia dirumah seorang diri.

Toni sudah menghubungi Alam, anak kandung Tiffany untuk datang menjaga ibunya. Terlampau khawatir, sampai-sampai Toni juga menghubungi Dirga. Takut, jika Alam akan lama datang.

Dan terbukti, bahwa Alam sampai saat ini belum juga datang. Dirga berdecih ketika sampai didepan pintu ruangan Raflesia, ia tidak menemukan tanda-tanda anak wanita itu ada.

Hari mulai larut, tapi justru anak kandungnya sendiri belum datang. Ibu dan anak sama saja, sama-sama merepotkan.

Kling!

Enggan untuk masuk menemui Tiffany, Dirga duduk dideret kursi depan ruangan. Ia mengambil ponselnya yang berbunyi.

KS

Selamat malam, Dirgantara. Saya selaku kepala sekolah SMA PITALOKA mengatakan, bahwa skorsing 1 Minggu untuk kamu dibatalkan. Pihak sekolah sudah menindaklanjuti kasus ini, dan kamu bebas dari skors. Selamat beraktivitas kembali.

18:45

Sudah Dirga duga.
Lihat kan? Kepala sekolah sendiri yang membatalkan rencana skorsing untuk Dirga. Ayahnya pasti sudah bertindak. Bodoh sekali, sekarang hanya dengan uang, sekali jentikan bisa merubah segalanya.

"Yo watsap man!"

Dirga mengangkat kepala, menatap lurus laki-laki yang tingginya sebelas-duabelas dengannya. Ia membuang muka sembari mendengus muak.

Laki-laki itu mendekat dan tanpa acuh duduk disampingnya sambil menyender.

"See, kita ketemu lagi. Emang ya, abang sama adek itu susah untuk dipisahin. Tos dulu dong bro, biar keren."

Dirga tidak merespon sama sekali dan tetap lurus mengarah kedepan. Alam yang tangannya masih mengambang diudara itu akhirnya terkekeh pelan. Lalu setelah itu, menepuk pundak Dirga dua kali.

"Mana nyokap kita, bro? Gimana keadaannya?" tanyanya pada Dirga.

Dirga melirik Alam. Wajahnya masih sama tanpa ekspresi.

DIRGANTARA (SELESAI)Where stories live. Discover now