7. H o o d i e

9.9K 1.2K 52
                                    

Tidak seperti biasanya, jam pulang agak lambat. Dia takut Bundanya menunggu, jadi ia tergesa keluar dari kelas dan berjalan cepat keluar gedung sekolah. Jungkook tidak berlari, hanya berjalan cepat, kalau berlari dia nanti jatuh dan terluka, Bunda akan khawatir jika itu terjadi.

Tepat saat Jungkook keluar gedung, ia melihat Taehyung dan teman segengnya itu bergerumpul, bersandar didepan gedung dengan kemeja yang dikeluarkan dan dasi yang sudah tak beraturan bentuknya. Jungkook hanya melirik, tidak menyapa. Lebih fokus mencari Bundanya yang tidak kelihatan sama sekali.

"nyari Bunda?" tanya Taehyung dari tempatnya berdiri. Jungkook menoleh kebelakang, mengangguk sekilas sebelum akhirnya mencari lagi.

"kok belum dijemput, tumben. Anak-anak udah pada balik loh."

Jungkook mendapati Taehyung kini tengah berada disebelahnya, hanya Taehyung. Teman-teman yang biasanya bersama Taehyung menghilang. Sekarang ia benar-benar berdua dengan Taehyung disini.

"nggak tau." jawab Jungkook sekenanya. Taehyung mengangguk-angguk paham.

"pulang bareng gue, mau?" tawaran Taehyung membuat Jungkook memfokuskan perhatiannya pada si tampan yang entah kenapa juga belum pulang.

Jungkook menggeleng, menolak tawaran pulang Taehyung. "Bunda pasti dateng, kok."

"kalau nggak dateng?"

"Bunda nggak mungkin nggak ngabarin kalau nggak jemput." kata Jungkook dengan mata yang berair, tidak suka jika Taehyung berfikiran seperti itu pada Bundanya.

Taehyung gelagapan, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "eh jangan nangis dong, becanda doang ini tadi, Kook."

Jungkook mengangguk, menunduk menatap kakinya yang terbungkus sepatu dari merk kenamaan. Jemarinya bermain satu sama lain. Jungkook gugup?

"kenapa?" Taehyung menyentuh bahu Jungkook, tak tega melihat Jungkook yang tiba-tiba berubah sedih. Kesalahannya juga. Jungkook mendongak, menatap Taehyung dengan cemberut.

"nggak boleh ngomong gitu lagi, ya? Bundanya aku nggak gitu. Kalau nggak bisa jemput pasti dikabarin, kok."

Astaga.

Taehyung mengusap pipi Jungkook yang terkena air mata. Menangkup pipi gembil Jungkook yang demi apapun, menggemaskan. Jungkook masih mencebik menahan isakan. Taehyung tidak sanggup.

"maaf ya? Tadi gue cuma bercanda. Nanti nggak gitu, lagi. Bundanya Jungkook baik banget, tau kok semuanya."

"beneran? Orang-orang tau Bunda aku baik?" Jungkook sumringah tapi masih tetap dengan air dimatanya yang bening.

Taehyung mengangguk. "iya, Yoongi tau, Hoseok tau apalagi Jimin. Mereka tau semua."

Berbohong demi kebaikan bukanlah hal yang buruk.

Jungkook tampak berfikir, "kok mereka tau ya, Kak? Kan aku nggak pernah cerita?"

Taehyung tersenyum, mengusap kepala Jungkook lembut penuh kehati-hatian. "soalnya mereka lihat Jungkook baik, jadi Bundanya Jungkook pasti sebaik Jungkook."

Pipi Jungkook bersemu, tentu Taehyung melihatnya. Hal itu entah kenapa membuat lekukan dibibir Taehyung terangkat, Jungkook semenggemaskan itu. Apalagi seperti sekarang Jungkook tiba-tiba menunduk sambil meremati jaketnya, matanya mengintip malu-malu kearah Taehyung.

"Jungkook anak baik, Kak?"

Taehyung menggigit kulit pipi bagian dalam, menahan gemas agar tidak menggigit pipi Jungkook. Mata Taehyung menatap Jungkook intens sesaat setelah menaikkan dagu si kecil yang pipinya masih saja bersemu.

"baik bangeeeeet, bangetnya lebih dari banget. Banget banget banget pokoknya." kata Taehyung membuat Jungkook tertawa renyah, Taehyung semenyenangkan itu.

Pantas banyak yang suka.

Pantas seleranya tinggi.

Orang Taehyung saja sesempurna ini.

Simpulan dari pemikiran-pemikiran Jungkook.

Jungkook menoleh pada Taehyung, merekatkan jaketnya karena anginnya berhembus lumayan makin kencang, dan Taehyung melihatnya,

"masih dingin?" Taehyung bertanya, Jungkook mengangguk dengan bibirnya yg terlipat kedalam.

Dengan tiba-tiba Taehyung membuka hoodienya, membuat Jungkook bingung serta sibuk menerka-nerka apa yang Taehyung hendak lakukan. Sampai akhirnya, Taehyung berkata,

"jaket lo tipis banget, buka coba. Terus pake hoodie gue."

Jungkook terdiam, menatap tangan terulur Taehyung yang memberikan hoodie abu-abu miliknya. Kemudian menatap mata Taehyung yang menyiratkan untuk segera mengambil hoodienya.

Pelan tapi pasti Jungkook melepas jaket tipisnya, menggapai hoodie Taehyung yang kemudian ia pakai. Nampak kebesaran, tapi nyaman sekali. Aroma khas Taehyung juga langsung mengetuk indra penciumannya. Jungkook suka.

"makasih, Kak."

Usapan dikepala Jungkook terasa, Taehyung mengusapnya lalu mencubit kecil pipi gembil Jungkook.

"sama-sama, Jungkook."

"kak Taehyung pake apa terus?" tanya Jungkook.

"nggak apa-apa, Kook. Yang penting lo nggak kedinginan."

"..."

Dijawab seperti itu, membuat Jungkook terdiam seribu bahasa. Rasanya tiba-tiba canggung, namun Jungkook juga merasa sesuatu tengah berterbangan diperutnya. Jungkook tidak tahu harus bagaimana hingga akhirnya--

Pip pip pip.

Ponsel Jungkook berbunyi, Jungkook segera mengambilnya dengan mata Taehyung yang terus-terusan mengawasi gerak pria kecil itu.

"iya bunda?"

"nggak bisa jemput?"

"iya bunda."

"emang boleh?"

Taehyung penasaran, apalagi mata Jungkook yang tiba-tiba terarah padanya.

"iya bunda, Jungkook hati-hati kok. Bunda juga ya. Nanti makan dirumah."

"sayang bunda juga."

Manisnya. Itu yang Taehyung lihat saat melihat bagaimana percakapan Jungkook dan Bundanya berakhir. Keduanya akrab, sama seperti Taehyung dan Mamanya sebetulnya. Hanya saja Taehyung tidak sesering itu mengucap sayang pada Mamanya. Agak malu.

"kak Taehyung."

Taehyung menoleh, menaikkan kedua alisnya seakan menjawab 'iya?'

Jungkook menunduk, meremat jaket Taehyung sambil menggigit bibir bawahnya yang mungil. Sesekali matanya melirik Taehyung yang menunggu.

"anterin pulang, mau?"

-tbc

Strawberries & CigarettesWhere stories live. Discover now