[51] . V i s i t

3.2K 435 40
                                    

"nggak Kak, astaga kamu ini."

Jungkook tidak bisa untuk tidak tertawa ketika mendengar kekhawatiran Taehyung yang sedang berada di kantornya. Sedari Jungkook mengatakan akan melakukan kegiatan sosialisasi di salah satu SMA di Seoul, Taehyung tak henti-hentinya memberi tahunya untuk tidak kepincut lelaki muda atau biasa disebut brondong.

Pria itu semakin dewasa semakin besar saja cemburunya, tapi Jungkook tidak keberatan sama sekali. Malah menurutnya itu sisi menggemaskan dari Taehyung.

Terdengar hela nafas diujung telefon, "janji ya jangan lirik-lirik mereka, mereka kan masih seger. Muda-muda gitu."

"Kakak sayang, satu-satunya anak sma yang aku suka sampe sekarang cuma anak SMA yang lima tahun lalu aku temuin. Yang suka banget ngerokok, terus suka banget tawuran. Udah dia doang, nggak ada lagi anak SMA lain yang aku suka."

Kali ini Taehyung tertawa, sadar kalau tengah digombali kekasih kecilnya. Mendengar tawa itu, Jungkook tentu ikut tertawa. Sedikit malu melihat dirinya yang lebih jago menggombal pada Taehyung daripada yang sebelum-sebelumnya.

"oke-oke, jadi kamu sekarang udah di SMA-nya apa masih di Kampus?"

Jungkook melihat sekitar, melihat teman-temannya yang sudah merapikan jas almamaternya dan penampilan mereka. Terlihat classy. "udah di SMA-nya. Kayaknya udah mau sosialisasi di kelas pertama. Selesainya paling agak sorean gitu. Nanti aku kabarin lagi ya, Kak?"

"iya, nanti aku jemput ya ke kampus kamu? Kita pulang bareng."

"iya, Kak. Aku sayang Kak Taehyung." ucapnya lirih, takut didengar oleh teman-temannya yang tengah memanggilnya. Bisa diejek bucin dia seperti biasanya; Jungkook si bucin Pak Pengacara.

Padahal kalau dilihat-lihat, yang terlihat paling bucin itu Kim Taehyung. Mereka karena hanya bersama Jungkook, jadi lebih sering melihat bagaimana Jungkook mendengungkan nama Taehyung.

"sayang Jungkookie juga, jangan capek-capek ya. Makan jangan lupa. I love you."

"i love you more."

Panggilan terputus.

Jungkook segera berjalan menuju ruangan dimana tertera tulisan XII IPS 1. Semua temannya telah berkumpul disana, tidak masalah. Mungkin mereka baru mengucapkan salam.

Tapi baru saja Jungkook mendapatkan beberapa langkahnya, tiba-tiba ---

Bruk.

Selebaran yang Jungkook bawa jatuh bertebaran di paving halaman sekolah. Bahunya ditabrak keras oleh seorang siswi yang langsung membungkukkan badannya berulang kali, meminta maaf. Jungkook menghela nafas pelan sebelum memungutinya. Sedikit sakit jujur hantaman dibahunya itu, tapi pasti siswi ini juga merasakaan sakit. Itu sangat keras, Jungkook tidak bohong. "nggak apa-apa kok, kamu masuk gih."

Tapi gadis berkacamata itu tetap saja membantu, memberikan selebaran itu pada Jungkook. Ia memperhatikan. Gelagat gadis itu daritadi sangatlah aneh, Jungkook memang bukan ahli dalam memahami bagaimana tingkah laku orang dalam keadaan baik dan tidak baik. Tapi gadis ini sangatlah aneh. Dalam lubuk hatinya, Jungkook merasa khawatir.

"ini, Kak. Maaf lagi ya, Kak? Aku tadi nggak sengaja." katanya sembari menyerahkan selebaran itu, Jungkook diam menatap gadis yang tak berani balas menatapnya.

Hingga mata Jungkook jatuh pada pelipis gadis itu yang mengeluarkan setitik darah. Nampak segar tanpa adanya penanganan yang benar, seperti hanya dibersihkan dengan air dengan terburu-buru. Dan kulit disekitar lukanya yang membiru, sungguh apa yang telah gadis ini lakukan hingga mendapatkan luka seperti ini?

"hei, are you okay? Pelipis kamu luka."

Gadis itu mundur, menggeleng keras seakan ingin menangis. Curiga. "nggak apa-apa kok, Kak. Aku nggak apa-apa. Beneran, aku nggak apa-apa.. Makasih ya, Kak."

Gadis itu hendak lari, tapi Jungkook menahan lengannya. Membuat gadis itu menghadap tepat kearahnya. Jungkook mengamati betapa berantakannya penampilan gadis itu, kancing seragamnya copot pada bagian atas padahal seragam gadis ini terbilang masih sangat baru. Bahkan Jungkook masih bisa mencium wangi khas toko baju. Rok panjang setulang keringnya yang sobek dibagian ujung dan juga noda kotoran di seragamnya yang berwarna putih tulang itu nampak membuat gadis itu nampak berantakan.

"ada orang yang sengaja ngelakuin ini ke kamu?" tuduh Jungkook langsung dengan tatapan yang gadis itu sulit artikan.

Gadis itu mendelik, terkejut. Lalu kepalanya menggeleng, diiringi dengan buliran air yang berada dipelupuk matanya. Dia menatap Jungkook seakan meminta Jungkook berhenti untuk mengkhawatirkannya. Menunjukkan kalau dirinya baik-baik saja, padahal sangat jelas kalau gadis itu tidak baik-baik saja. Terlalu jelas.

"aku tadi kepleset kok, Kak. Nggak diapa-apain."

"jujur, please. Kamu bilang sama aku, aku bakal bantu." bujuk Jungkook dengan nada kasih sayang. Tak dipungkiri Jungkook dapat melihat sekelibat harapan dimata indah gadis itu.

"Kak.."

Jungkook tersenyum, membawa ketenangan, "iya? Ayo bilang---"

"Jung!! Ayo ih, selebarannya mau dibagiin!! Buruan masuk."

Jungkook dan gadis itu menoleh, kearah teman Jungkook yang menatap mereka heran. Jungkook menghela nafas pelan, mengiyakan temannya kemudian menatap gadis yang kini menunduk dengan sesekali mencuri tatapan.

"kita ngobrol nanti, aku tunggu ditaman belakang sekolah ya pas jam makan siang."

Gadis itu mengangguk, membuat Jungkook tersenyum. Dan berjalan berlawanan arah dengan siswi itu dengan perasaan berat menggelantung pada kedua kaki Jungkook.

Ia menoleh lagi demi melihat gadis yang berjalan tertatih-tatih itu menjauh, rasanya sangat sakit.

Jauh dilubuk hati Jungkook, ia berjanji akan membantu gadis itu, bukan tentang karena kuasa yang ia bawa namun karena rasa manusiawi pada suatu individu ke individu lainnya.

Bertahanlah apapun yang terjadi padanya, hanya itu harapan Jungkook.






-tbc

Maaf kalau banyak kurangnya ya, i tried my best.. Pendek ya??? Gapapa ya :p i hope you guys still enjoy this. I love you so much❤❤❤💜💜💜

Strawberries & CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang