[56] . S t i l l T h e S a m e

5.6K 442 102
                                    

"kenapa?" bibir Jungkook reflek melengkung ke bawah, dengan sedikit hentakan kaki ia menjawab, "yaudah, kalau sekarang lagi sama client meskipun kemarin katanya hari ini free, nggak apa-apa. Tapi nanti malem sesuai janji ya? Jangan ingkar, nanti aku sedih!"

Dapat Jungkook dengar kekehan kecil dari ujung telfonnya, Taehyung masih bisa tertawa ketika dia mati-matian menahan kesal. Matanya melirik jam tangan yang ia beli setahun lalu, yang sama dengan milik Taehyung; jam tangan pasangan.

"janji dulu, Kak?!" desak Jungkook, tidak mau Taehyung ingkar lagi untuk malam ini.

Hela nafas Taehyung terdengar tenang, ada suara buku ditutup pelan bersamanya, "iya sayang, I'm promise. Malam ini waktuku cuma buat kamu."

"hu'um."

"jangan ngambek ya, sayang? Janji nggak ingkar lagi ya? Maaf ya sayang? Jangan bete juga. Minta maaf Kak Taehyungnya."

Putaran bola mata kesal Jungkook ia tujukan untuk Taehyung meskipun Taehyung tak dapat melihatnya, "nggak, nggak dimaafin."

Nada suara merengek yang Jungkook dengar setelahnya jelas dari Taehyung. Jelas prianya itu hendak membujuknya, "maaf sayang, nanti kalau akunya nggak dimaafin nanti aku sedih. Sayang Kak Taehyungmu sedih nih, nggak sedih kalau dimaafin? Dimaafin ya sayang?"

Jungkook tak bisa tak tertawa mendengar bayi besarnya merengek dan memohon agar permintaan maafnya diterima. Sebenernya ia hanya bercanda menjawab tidak, tentu saja ia memaafkan kesalahan kecil Taehyung ini meskipun itu menyebalkan.

"iya Kakak sayang, sekarang Kak Taehyung fokus aja ya. Biar kerjaannya cepet selesai, jadi Kak Taehyung bisa pulang cepet nanti malem. Oke, sayang?"

"aye, aye capt!" jawab Taehyung patuh pada kapten kecilnya.

Guyonan kecil yang kemudian bermain dengan kata manis diakhir telfon. Taehyung tak pernah berubah manisnya.

Masih sama seperti 5 tahun yang lalu, Taehyung yang terlihat cuek, dan tanpa ekspresi itu memiliki sejuta rasa menyenangkan yang membuat Jungkook nyaris gila.

Taehyung masih sama, bukan seorang pemarah yang membuat Jungkook merasa takut.

Prianya, tetaplah Taehyungnya 5 tahun lalu. Taehyung si bocah SMA kaku ketika mendekati adik kelasnya, si bocah SMA yang cukup pemalu pada orang yang ia suka.

Taehyungnya adalah orang yang sama seperti 5 tahun lalu, Taehyung yang senantiasa ia cintai selama hidupnya berjalan sejauh ini.

Ayah, Jungkook tak pernah merasa seaman ini bersama seseorang setelah kepergian Ayahnya.

Jungkook menemukan sosok mirip Ayahnya pada Taehyung.

Setetes air mata Jungkook jatuh dipipi mulusnya, sudah hampir sewindu Ayahnya meninggalkan ia dan Bunda berdua. Sejak saat itu, rasa rindunya tak pernah pergi dari lubuk hatinya. Rasa rindunya selalu ada, selalu ia simpan, selalu ia tabung untuk Ayahnya.

Entah kenapa kaki Jungkook terasa ringan melangkah sekarang. Angin yang berhembus nampak tenang seakan membawakan ketenangan bagi Jungkook yang sedari tadi air matanya tak berhenti turun karena rasa rindunya.

"Ayah, Jungkook bahagia Yah. Bunda juga."

Tubuhnya serasa dipeluk angin, namun hangat. Seolah Ayahnya memeluknya melalui perantara angin sore yang menjadi favoritnya.

"aku rindu Ayah."

"sangat rindu."

Tak terasa hembusan angin yang tiap detiknya menemani langkah Jungkook, semakin dingin. Untung saja ia sudah sampai di tempat yang Taehyung sebutkan, yang Taehyung janjikan keduanya akan bertemu malam ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 21, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Strawberries & CigarettesWhere stories live. Discover now